14 tahun lalu.
"Mina!" Panggil seorang pria paruh baya.
"Ya otosan?" Sahut Mina.
"Lihat siapa yang baru pulang dari luar negri." Sang ayah menunjuk ke arah pintu masuk.
"Kak Jeongyeon!!!" Pekik Mina sambil berlari dan memeluk Jeongyeon.
"Huaaaa, baru ditinggalkan 2 minggu saja kamu sudah kangen sama kakak, Mina." Jeongyeon mengelus kepala Mina.
"Cuma Jeongyeon yang di peluk? Okasan tidak?" Tanya sang ibu yang baru turun dari mobil.
"Okasan!!" Seru Mina sambil beralih memeluk sang ibu.
"Astaga okasan sangat merindukan gadis remaja ini." Sang ibu memeluk erat dirinya.
"Jeongyeon, tolong angkat barang di bagasi mobil." Perintah sang ayah.
"Baik, papa." Angguk Jeongyeon sambil membantu ayahnya.
Mina lahir di sebuah keluarga pembisnis keturunan Jepang yang menetap di korea. Orang tuanya merupakan pengusaha di bidang ilmu pengetahuan dan alat alat kedokteran. Ayahnya, Myoi Akira merupakan seorang profesor yang memiliki 8 rumah sakit besar yang tersebar di Jepang dan Korea Selatan. Sedangkan sang ibu memegang kendali penuh atas bisnis obat obatan yang biasa di suply ke seluruh rumah sakit di Asia Timur.
"Barang barangnya sudah dikeluarkan semua, Nyonya." Ucap seorang pria paruh baya.
"Terima kasih pak Jeongsik. Mobilnya tolong pindahkan ya, setelah itu kita makan siang bersama sama." Ucap ibu Mina.
"Ne, baik Nyonya Myoi." Angguk Jeongsik.
"Mina, ayo ajak kak Jeongyeon ke meja makan." Ajak sang Ayah.
"Kak Jeongyeon!! Ayoo kita makan!! Aku mau duduk di samping kakak!" Seru Mina yang begitu semangat.
"Iya iya." Jeongyeon pun terkekeh sambil mengikuti Mina.
Keluarga yang begitu sukses tersebut memiliki supir yang begitu setia pada mereka. Supir itu adalah Yoo Jeongsik, seorangpria 50 tahun yang sudah puluhan tahun bekerja untuk keluarga Myoi. Pria itu memiliki seorang anak tunggal bernama Yoo Jeongyeon yang juga menjadi sosok kakak sekaligus teman dekat Mina. Sayangnya, ibu Jeongyeon sudah lebih dulu pergi saat Jeongyeon kecil karena sakit keras. Saat ini, Jeongyeon yang sudah berumur 18 tahun sedang menunggu pengumuman kelulusannnya. Hal itu membuat dirinya banyak memiliki waktu luang sehingga ia sering ikut dengan sang ayah untuk bekerja kepada keluarga Myoi.
Kehadiran Jeongyeon yang berbeda 4 tahun dari Mina membuatnya merasa memiliki seorang kakak. Namun semenjak masuk ke masa remaja, padangannya terhadap Jeongyeon mulai berubah. Ia tak pernah jatuh cinta pada anak anak di sekolahnya dan selalu menantikan waktu pulang sekolah karena saat itu ia akan bertemu Jeongyeon yang selalu menjemputnya. Hal itu sudah berjalan sejak Jeongyeon berumur 17 tahun dan saat itu Mina masih 13 tahun. Remaja SMP tingkat 1 telah jatuh hati pada kakak kelasnya yang berada di tingkat 2 SMA.
"Bagaimana supnya, pak Jeongsik?" Tanya Akira.
"Sangat enak, tuan." Jawab Jeongsik.
"Sup kali ini kami pesan dari seorang kenalan yang membuka bisnis sup ala Korea di tengah kota." Saat para orang tua mengobrol, Mina fokus menatap Jeongyeon yang sedang makan.
"Kakak, aku tidak mau sayur ini." Mina menyuapi Jeongyeon.
*Hap.
Jeongyeon melahap suapan Mina dan memberikan 2 potong katsu miliknya ke piring Mina.
"Makanlah yang banyak supaya cepat besar." Jeongyeon tersenyum sambil mengusap kepala Mina.
Kebahagiaan keluarga itu sayangnya tak berlangsung lama. Kesuksesan keluarga Myoi menimbulkan rasa iri bagi para pemilik perusahaan lain. Tuan Myoi yang jujur dan sering mengungkapkan berbagai cara kotor petinggi petinggi perusahaan membuatnya banyak dimusuhi. Suatu saat keluarga Myoi beserta Jeongyeon dan ayahnya pergi bersama untuk liburan. Ayah Jeongyeon mengemudikan mobil dengan di dampingi oleh seorang bodyguard keluarga Myoi, ayah dan ibu Mina di kursi tengah, sementara Mina di kursi paling belakang bersama Jeongyeon.
Awalnya mereka semua sangat antusias dan sangat senang. Terlebih Mina yang akan menghabiskan banyak waktu dengan sang pujaan hati, Jeongyeon. Namun sebuah truk besar menabrak mobil mereka hingga terguling. Semua orang di mobil meninggal dunia kecuali Mina dan Jeongyeon. Mina hanya mendapat trauma dan luka ringan karena Jeongyeon memeluknya begitu erat saat kejadian. Sedangkan kondisi Jeongyeon kritis. Benturan di kepala, patah tulang belakang, dan luka luka berat lainnya membuat Jeongyeon koma berbulan bulan di rumah sakit.
Saat itu dunia Mina hancur. Emosinya tak tertahankan terlebih lagi saat polisi menyatakan bahwa itu adalah kecelakaan belaka. Padahal banyak bukti kuat yang menunjukan bahwa itu adalah pembunuhan berencana. Team pengacara dan investigasi pribadi keluarga Myoi juga menemukan begitu banyak bukti kuat mengenai 8 orang pemimpin perusahaan yang diketahui bertanggung jawab mengenai pembunuhan keluarga Myoi. Kondisi itu membuat Mina berusaha untuk kuat dan tabah, walau dendam memenuhi hati dan pikirannya.
Setelah pemakaman orang tuanya, Mina banyak menghabiskan waktu di rumah sakit untuk menunggu kepulihan Jeongyeon. Sementara itu bisnis keluarganya diambil alih oleh paman dan bibi Mina hingga Mina cukup umur dan dapat melanjutkan bisnis orang tuanya. Suatu hari saat Mina sedang merapihkan barang barang orang tuanya, ia menemukan sebuah kunci yang dapat membuka ruangan bawah tanah di rumahnya. Karena penasaran, Mina pun pergi ke sana dan terkejut saat menemukan begitu banyak mesin medis yang terlihat tua dan tidak biasa.
Karena bingung, Mina pun memberanikan diri untuk menghubungi sahabat ayahnya yabg juga sama sama ilmuan. Sahabat ayahnya menjelaskan bahwa selama ini ayahnya berekperimen untuk menbuat mesin yang daoat menyembuhkan manusia patah tulang manusia yang begitu cepat dan akurat. Disana juga terdapat mesin terapi otak yang dapat digunakan bagi orang orang yang memiliki gangguan psikologis.
Di eps sebelumnya udah banyak yang berspekulasi pasti. Jadi untuk eps kali ini langsung dijelasin gimana awal semuanya hehe
