30 menit sebelum kejadian..
"Lapor, unit kami akan berangkat mengantar nyonya untuk pergi ke gedung perusahaan." Ucap sang supir menggunakan in ear nya.
"Laporan diterima." Sahut seseorang.
Mobil sedan yang mengantar Mina pun melaju meninggalkan rumah mewah wanita itu.
"Bagaimana kondisi Project 100 hari ini?" Tanya Mina.
"Ia baru saja menyelesaikan latihan hariannya bersama sensei Dasyou, Nyonya. Ia menjalankan misi dengan baik dan rapih 2 hari lalu. Seperti yang diperintahkan, ia tidak meninggalkan jejak apapun selain selongsong peluru yang digunakan untuk membunuh tuan Ash. Saat ini ia masih menunggu untuk misi selanjutnya." Jawab sang bawahan.
"Rencana kita baru dimulai, Ash adalah pembukaan. Masih ada banyak orang lagi yang harus ia musnahkan." Mina menatap keluar jendela.
*Citt.
"Ada apa?" Tanya bawahan Mina.
"Ada sesuatu di depan yang menyebabkan kemacetan." Jawab sang supir.
Sang bawahan pun keluar dari mobil untuk melihat ke arah depan.
*Duar duar duar!!
Bawahannya tewas seketika karena tembakan dari belakang.
"Cepat maju!!!" Teriak bawahan Mina yang duduk di samping supir.
*Vroooommm!!
Supir Mina segera mencari jalan untuk pergi dari sana.
"Apa yang terjadi??" Tanya Mina.
"Sepertinya ada kerusuhan dari teroris bersenjata, nyonya." Jawab bawahannya.
"Code red!!code red!!! Nyonya dalam bahaya!! Code red!!" Ucap sang supir.
"Laporan diterima! Project 100 segera menjemput dalam 5 menit!!" Ucap dari in ear sang supir.
*DUAR!!!
Ledakan dari samping kiri jalan membuat sang supir kehilangan kendali dan berankhir menabrak truk di depan mereka.
.
.
.*Drap drap drap drap..
"Bawa nyonya ke meeting point yang ada di GPS." Suara radio di baju tactical Jeongyeon membuat Mina perlahan membuka kedua matanya.
Ia melihat wajah Jeongyeon yang di tutupi oleh helm dan bernapas lega sambil kembali menyandarkan kepalanya ke tubuh Jeongyeon. Saat ini gadis itu membawanya melompati berbagai atap gedung.
"Pelan pelan." Suara Mina membuat Jeongyeon menghentikan langkahnya untuk menatap Mina.
"Kepalaku sakit, pelan pelan." Ucap Mina lagi.
Jeongyeon pun mengangguk dan melanjutkan langkahnya yang tak lagi berlari.
*Drap.
Tak lama ia sampai di sebuah atap gedung. Disana sudah terdapat sebuah helikopter dan begitu banyak bawahan Mina. Mereka pun mengambil alih Mina dari Jeongyeon dan membawa Nyonyanya itu pergi ke rumah sakit menggunakan helikopter. Sementara itu, Jeongyeon diminta pulang oleh bawahan Mina.
"Pulanglah, Motormu berada di bawah. Misimu sudah selesai, soldier." Ucap salah satu pria berjas.
Jeongyeon pun mengangguk dan melompat ke bawah gedung dan memengendarai motornya untuk pulang ke markas sekaligus rumah Mina.
.
.
.*Bip.. Bip..
Perlahan Mina membuka kedua matanya dan menemukan dirinya sudah berada di atas kasur rumah sakit. Ia merasa sangat pusing saat bangun sehingga ia berusaha menyesuaikan pandangannya.
"Nyonya, anda sudah sadar?" Seorang pria paruh baya mendekatinya bersama dengan seorang wanita yang sedikit lebih tua dari Mina.
"Hwang Greg? Kau kah itu?" Tanya Mina.
"Ya, Nyonya. Saya disini bersama Kairan." Angguk sang bawahan.
"Miyaki Kairan?" Tanya Mina.
"Ya, Nyonya. Saya disini." Jawab Kairan.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Mina.
"Saya memastikan dokter disini menangani anda dengan baik, Nyonya." Jawab Kairan.
"Kalau begitu bawa aku pulang. Aku ingin mengetahui segala hal yang terjadi hari ini." Perintah Mina.
"Baik, Nyonya." Angguk sang bawahan.
Mina pun dibawa pergi dari rumah sakit. Sesampainya dirumah, ia dibaringkan di kasurnya sambil lanjut diberikan infus.
"Para anggota dari organisasi separatis bernama Yu Kwon berkerja sama dengan kelompok teroris dari Korea Utara untuk membuat keributan di jalanan utama Seoul untuk menarik perhatian pemerintah pusat. Semua yang terjadi hari ini murni perbuatan mereka. Ledakan yang terjadi adalah bom bunuh diri salah satu anggota yang sengaja berdiri di tengah jalan." Jelas Greg.
"Jadi semua keributan yang terjadi hanya karna ulang iseng mereka?? Kematian 3 bawahanku hanya karena masalah sesepele itu??" Mina terlihat marah.
*Tok tok tok.
Seorang bawahan masuk ke dalam kamar Mina.
"Maaf menginterupsi pembicaraan anda, Nyonya. Namun sejak tadi Project 100 memaksa ingin melihat kondisi anda." Ucap bawahannya itu.
"Dia tidak di dalam ruang kacanya??" Tanya Greg.
"Sejak pulang dari misi tadi, Project 100 menolak untuk masuk ke ruangannya, tuan." Jawab sang bawahan.
"Detak jantungnya meningkat pesat sejak tadi siang, Nyonya. Saya memperkirakan bahwa Project 100 begitu gelisah karena kecelakaan yang menimpa anda." Jelas Kairan.
"Dimana dia sekarang?" Tanya Mina.
"Di balik pintu itu, Nyonya." Jawab sang bawahan.
"Jeongyeon.." Panggil Mina.
"Yoo Jeongyeon, masuklah." Panggilnya lagi.
*Klek.
Jeongyeon pun masuk ke dalam kamar Mina.
"Hey.." Sapa Mina sambil tersenyum tipis.
Jeongyeon membalasnya dengan membungkuk pada Mina.
"Kalian keluarlah dulu, aku ingin berbicara padanya." Perintah Mina pada semua bawahannya.
Setelah semua bawahan Mina keluar, saat ini hanya tersisa Jeongyeon dan Mina.
"Kemarilah, duduklah disini." Mina menepuk nepuk sisi kasurnya.
Jeongyeon pun menurut dan mendudukan dirinya disitu.
"Apakah kau cemas padaku?" Tanya Mina.
"Ne." Jeongyeon mengangguk.
"Aku baik baik saja." Ucap Mina sambil tersenyum.
"Tapi aku sangat sedih karena 3 orang teman kita harus meninggal hari ini." Lanjutnya.
"Kang Jinhui, Shin Gyui, Park Saecheol." Sebut Jeongyeon.
"Yeah, kau mengenal mereka juga bukan? Ini semua karena orang orang jahat itu. Mereka membunuh Jinhui, Gyui, dan Saecheol hanya untuk mencari perhatian. Mereka mencelakaiku-"
*Greb.
Jeongyeon menunjukan wajah kesalnya sambil meremas sprai kasur Mina.
"Mereka melukaiku hanya untuk bersenang senang. Tidakkah itu menyebalkan?" Mina memasang wajah sedih sambil mengelus pipi Jeongyeon.
See you next week!! ✨💅🏻