Love or Obsession?

911 114 14
                                        

*Tok tok tok.

"Masuk." Ucap Mina dari dalam kamarnya.

"Nyonya memanggil saya?" Jeongyeon melangkah masuk.

"Ya, sayang.. Kemarilah.." Ajak Mina yang berada di atas kasur dengan baju super sexy.

Jeongyeon pun mendudukan dirinya di samping kasur Mina.

"Belum tidur?" Tanya Mina.

"Belum, Nyonya. Saya baru selesai berlatih bersama Sensei Yonsei." Jawab Jeongyeon.

Mina pun mendekatkan dirinya dan mencium leher Jeongyeon.

"Hmm.. Kamu baru selesai mandi rupaya.." Komentarnya yang dapat merasakan bau harum di tubuh Jeongyeon.

"Ne." Angguk Jeongyeon.

"Jeongyeon." Mina mengelus pipi wanita itu.

"Ya, Nyonya." Sahut Jeongyeon.

"Aku meragukan kesetiaan dan rasa cintamu padaku." Ucap Mina.

"Mengapa begitu, Nyonya?" Jeongyeon mengerutkan keningnya.

"Kau tak pernah menunjukkannya padaku." Jawab Mina.

"Tapi saya telah menuruti segala perintah nyonya." Ucap Jeongyeon.

"Bukan itu saja yang aku inginkan.." Tangan Mina perlahan turun ke leher Jeongyeon.

"Apapu yang anda inginkan pasti akan saya lakukan, Nyonya." Ucap Jeongyeon.

"Benarkah?" Tanya Mina.

"Ne, tentu saja Nyonya. Apapun itu untuk membuat Nyonya bahagia." Angguk Jeongyeon.

"Kalau begitu.." Tangan Mina perlahan membuka satu persatu kancing kemeja Jeongyeon.

"Temani aku tidur malam ini." Ucapnya begith seduktif.

"Disini?" Kaget Jeongyeon.

"Yeah." Angguk Mina.

"Aku ingin kamu menemaniku malam ini." Mina mengarahkan tangan Jeongyeon untuk meremas buah dadanya.

"Ughhh.." Lenguh Mina..

"Cium aku, Jeongyeon." Bisik Mina.

*Cup.

Jeongyeon pun melumat bibir Mina sambil memaikan buah dadanya. Tangan Mina tak tinggal diam, ia meraih bra sport Jeongyekn dan melepaskannya.

"Lepaskan bajuku juga." Ucap Mina disela sela ciuman mereka.

*Sret.

Jeongyeon melepaskan semua baju yang di pakai Mina hingga wanita itu tak tertutup kain sehelaipun.

"Malam ini puaskan aku, anak nakal." Perintah Mina sambil membawa kepala Jeongyeon diantara kedua kakinya.

"Ughh Yoo Jeongyeon sialan.." Lenguh Mina saat permainan lidah Jeongyeon di bawah sana.







.
.
.





"Huh.. Huh... Huh..." Saat ini Mina sedang mengatur napasnya sambil menatap Jeongyeon yang berada di atasnya.

"Kau melakukannya dengan baik, sayang." Puji Mina sambil mengelus pipi Jeongyeon.

"Aku sudah keluar cukup banyak malam ini. Mari beristirahat dan lakukan lagi lain kali." Mina membawa Jeongyeon untuk tiduran di sampingnya.

"Nyonya.." Panggil Jeonggeon.

"Ya, sayang?" Sahut Mina.

"Apakah nyonya masih meragukan diriku?" Tanya Jeongyeon.

Mina pun menoleh dan bergeser untuk menidurkan dirinya di lengan Jeongyeon.

"Aku tidak akan meragukanmu lagi, Jeongyeon. Sebagai gantinya kau harus menjadi anak yang baik." Ucapnya sambil mencari kehangatan di ceruk leher Jeongyeon.

Malam itu keduanya pun tertidur lelap bersama sambil saling berbagi kehangatan.



.
.
.




*Buak!

"Fokuskan dirimu, Jeongyeon" Teriak sang guru bela diri sambil memukul Jeongyeon.

"Khh.. Khh.." Jeongyeon berusaha mengatur napasnya sambil kembali berusaha melawan sang guru.

*Buak!

Lagi lagi Jeongyeon mendapatkan pukulan telak. Mina yang menyaksikan itu di pinggir ruanggan terlihat tak senang dengan performa Jeongyeon.

"Berhenti." Ucap Mina.

Keduanya pun berhenti.

"Yoo Jeongyeon kemarilah." Panggil Mina.

Mendengar itupun Jeongyeon menurut dan menghampiri sang Nyonya.

"Ya, Nyonya?" Sahut Jeongyeon begitu berada di hadapan Mina.

*Plak!!

Mina menampar pipi Jeongyeon.

"Tutup mulutmu itu dan berlututlah." Marah Mina.

Jeongyeon pun menurut dan berlutut di hadapan Mina.

"Bagaimana bisa kau menjadi begitu lemah tiba tiba?!" Pekiknya yang membuat Jeongyeon ketakutan.

*Greb.

Mina menjambak rambut Jeongyeon sehingga ia menatap kedua matanya.

"Mengapa kau membuat aku kecewa?" Tanya Mina.

"M-maafkan aku, Nyonya." Mohon Jeongyeon.

"Panggil para bodyguard. Sepertinya akibat bercinta denganku semalam dia mengira aku akan berlembut hati padanya. Ikat dia dan beri dia pelajaran agar tak terbiasa menjadi lemah." Perintah Mina.

Para bodyguard Mina pun datang ke ruangan itu. Mereka memborgol tangan Jeongyeon dan mulai menyerangnya. Walau bisa menghindar, jumlah orang yang terlalu banyak membuatnya kewalahan. Pada akhirnya Jeongyeon banyak mendapatkan pukulan di wajah dan tubuhnya. Sementara Mina hanya melihat itu dengan ekspresi dinginnya.

"Saya rasa ia harus dimasukan ke alat itu dan diatur ulang isi kepalanya, nyonya." Saran Greg.

"Berhenti." Perintah Mina.

*Bruk.

Jeongyeon tumbang dengan wajah berdarah darah.

"Berdiri." Perintah Mina.

Dengan gontai Jeongyeon berusaha berdiri dan menghadap Mina. Wanita itu mengelus lembut rambut Jeongyeon dan pipinya.

*Cup.

Ia mencium lembut bibir Jeongyeon setelahnya.

"Berjanjilah kau takkan menjadi lemah lagi." Ucap Mina.

"Ya, Nyonya.. Saya berjanji.." Lirih Jeongyeon.

"Good girl." Puji Mina sambil tersenyum tipis.

"Bawa dia ke lab dan setrum dia. Pastikan sifat lemah lembutnya itu hanya untukku. Aku tak mau melihatnya berempati pada orang lain." Ucap Mina sambil berjalan pergi.

"Siap, Nyonya!" Mereka pun membawa Jeongyeon ke lab bawah tanah.

Disana ia dimasukan ke dalam sebuah mesin yang dialiri listrik. Didalam mesin itu kepalanya disetrum selama proses perbaikan kepribadiannya.

"AAAAAAARRRRRRGGGHHHHH!!!!!" Teriak Jeongyeon selama para ilmuan merubah kepribadiannya sesuai dengan yang Mina inginkan.

"Setelah ini bawa dia kembali ke ruang latihan dan pastikan dia bertarung dengan baik sebelum misi esok hari." Perintah Greg.

"Siap, tuan." Angguk para ilmuan.

"AAAAAAAAARGGGGHHHHH!!!!" Suara teriakan Jeongyeon terdengar hingga lantai atas.

"Setelah semua proses selesai, bawa dia kepadaku." Perintah Mina sambil menyesap tehnya.

































See you next week!!

MarionetteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang