05

571 75 0
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA

TANDAI KALAU ADA TYPO

‼️WARNING‼️

BxB

HAI AKU MASIH MEMULAI NYA DARI AWAL JADI TOLONG KASIH SAYA 🌟 YA. ITU SEBAGAI APRESIASI DARI KALIAN SEMUA.

.
.
.



Jio memandangi pemuda yang ada dihadapannya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Antara marah, kecewa, sedih_ semuanya tercampur menjadi satu dalam hatinya.

Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran pemuda, yang kini tengah duduk santai_ terlihat tanpa beban dihadapan nya.

Ya, pemuda itu adalah park vero, adik kandung Jio sendiri.  

Lalu mata Jio turun kebawah, menatap sebuah amplop besar berwarna cokelat, yang sedari tadi Vero sodorkan kearahnya.Namun sangat di sayangkan, putra sulung Jay itu tidak ada niatan sedikit pun, untuk mengambilnya dari tangan sang adik.

Lama tidak mendapat respon, akhirnya Vero pun meletakkan amplop tersebut di depan sang kakak.

Terlalu lama mengangkat selembar kertas tipis, rupanya mampu membuat tangan nya kebas.



"Apa kau tahu apa yang sedang kau lakukan, Park Vero!"

kerasnya suara Jio membuat beberapa orang yang ada di restoran tempat mereka makan siang, kini langsung memandangi mereka dengan pandangan risih. Namun tidak ada yang berani menegurnya.

Jio mencondongkan tubuhnya kedepan, membuat wajah Vero memenuhi retina matanya"Aku tidak akan menyerahkan Sunoo begitu saja kepada orang lain,,,, dia itu adik kita Vero,,,,, Sunoo adik kita"

Mutlak Jio tajam, lalu mengubah posisi tubuhnya seperti semula.

Tangan kekarnya segera meraih kasar gelas yang berada di atas meja, karena suhu di sekitarnya yang kian membuatnya gerah dan meminum isinya dengan cepat.

Vero sendiri hanya menatap sosok Jio datar"Aku tahu,,,,, bahkan lebih mengetahui Sunoo, daripada dirimu"

"aku hanya ingin memberikan kebahagiaan untuk Sunoo,,,,aku juga ingin dia bisa tumbuh di lingkungan yang normal, dengan sosok ibu yang benar-benar tulus menyayangi nya!,,,
Apa aku salah?"

nafas Vero sedikit memburu, lantaran
Ikutan terbawa emosi, sama halnya dengan keegoisan sang kakak, dirinya juga tidak mau kalah untuk melakukan apa yang sedang dia rencanakan kini.

Ingatan Vero kembali lagi pada saat sang mama menyiksa Sunoo Tempo hari. Yang dimana membuat nya harus mengambil langkah ini, Mungkin ini jalan yang terbaik.

"Aku sudah menandatangani surat itu, tinggal tanda tangan kau dan juga papa.,,, Kini masa depan Sunoo ada ditangan kalian berdua" ujar Vero lirih.

Tidak jauh-jauh dari keinginan Jio, Vero pun sama halnya dengan sang kakak. Tujuannya dalam hidup hanya satu, yaitu membuat sang adik bungsu mendapatkan kebahagiaan.

Tapi seperti yang bisa kita lihat, sang kakak masihlah kekeuh pada prinsipnya.

"Bukankah selalu ada jalan lain,,,,, kenapa harus menyerahkan Sunoo?" Jio memandang Vero dalam-dalam. Dia sedikit putus asa, juga tidak berdaya. "Aku hanya ingin kita selalu bersama,,,,,,,,,,,,menjadi keluarga yang utuh..."

Jio masih menatap sang adik dengan pandangan sendu. Harapannya memang tidak pernah muluk-muluk, dia hanya ingin semua nya bahagia, namun sayangnya Jio harus membayar mahal untuk itu.

"apa kau tidak ingin seperti itu, Vero?"

Tanya Jio kembali kepada Vero, yang di respon dengan kebungkama sang adik, sebab Vero tidak tahu, harus menjawab apa.

Karena pada dasarnya, memang tidak ada jalan lain bagi mereka, selain melepaskan Sunoo pada Sunghoon.

Vero menatap gelas ditangannya dengan pandangan menerawang, dan kemudian ia menghela nafas kasar.

"Terkadang kita harus mengorbankan kebahagian kita untuk sebuah kebaikan orang lain"
Ujar nya yang sok bijak.

Dan kemudian pria tinggi itu bangkit dari kursinya, hendak meninggalkan sang kakak yang menunduk lemas. "Sebaiknya kita singkirkan ego kita masing-masing dan mulai berpikir lebih rasional"

Dan dengan kalimat terakhir tersebut, Vero pun pergi meninggalkan sang Kakak yang masih memandang amplop pemberian nya dengan hati tak menentu.

Hati Jio terasa begitu kacau saat ini, ia menginginkan keutuhan keluarganya, namun disisi lain ia juga menginginkan kebahagiaan untuk Sunoo seorang.

Jika ingin jujur, Jio akan  melakukan apapun jika itu menyangkut kebaikan si bungsu.

Namun untuk kali ini pemuda yang baru berusia 25 tahun itu, sedikit ragu untuk melangkah lebih maju, mengikuti jejak sang adik di depannya.

Jio memandangi amplop tersebut dengan intens, masa depan Sunoo ada ditangannya dan juga di tangan sang papa.

Meneguhkan hati nya sebentar, lalu tangan nya dengan cepat meraih, serta membuka kasar amplop tersebut.

Dan benar saja, tanda tangan sang adik sudah terpampang manis juga jelas di atas sana. 

Dan jangan lupakan juga di samping nama vero ada nama sang papa, dan juga dirinya sendiri.

Ia mulai membaca baris demi baris kalimat yang ada di sana, dan kemudian mengambil pulpen yang ada di saku kemeja kantor miliknya.

Sekali gores saja maka sang Park sulung telah resmi menyetujui sang adik untuk diserahkan kepada  Sunghoon, ayah biologis Sunoo.


'Ya, ini demi kebaikan Sunoo', ujar Jio dalam hati.

Berharap apa yang di lakukan kali ini adalah jalan yang tidak akan di sesali.

Pulpen sudah tertancap di atas kertas, dan…












'Jangan!'






















Tiba-tiba saja suara sang adik,Sunoo, terdengar di telinganya, membuat Jio menoleh kearah sekitar.

Namun tidak ada orang yang dimaksudnya di manapun.

Kembali fokus dengan kertas yang ada dihadapannya, dengan jantung yang kini berdebar kencang .

Sedikit bingung karena tiba-tiba saja suara Sunoo terbesit di dalam pikirannya, dan itu membuatnya bimbang.

Trrt…trrt..trtt

Getaran handphone dari dalam saku Jio membuat sang Park Sulung kembali membatalkan niatnya,untuk menandatangani kertas pemberian sang adik tengahnya.

Ia pun lalu mengambil handphone miliknya dan menerima panggilan tersebut.

"Ya, pa ada ap-"

tiba-tiba Jio terdiam, pertanyaan sang Park Sulung kepada sang papa tadi terhenti.

Entah mengapa jantungnya kali ini terasa berhenti, terlalu sulit mencerna perkataan dari sang papa, Jay.

Dengan cepat ia masukan kertas yang tadi Vero berikan padanya kedalam amplop, dan berlalu pergi dari sana dengan buru-buru.

Hanya satu yang ia pikirkan saat ini…







































'Sunoo!'



TBC

Maaf banget karena aku mulai dari awal lagi, jujur aku takut banget klw misalnya ada yang gak suka

Semoga aja gak y.

Makasih udh mampir dan baca

JAN LUPA KOMEN DAN VOTE KAWAN!

SEE YOU 😘😘😘😘

please love me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang