07

591 70 2
                                    

Mau cepat-cepat selesai. Jangan lupa 🌟 nya 🙃

Happy reading









_______enjoy_______
.
.
.
.
.

Tap tap tap


PLAK!

Satu tamparan keras, melayang bebas di permukaan wajah park Jungwon.
yang di mana dirinya sedang duduk santai di kursi sofa empuk dalam kamarnya.

Tidak ada yang menduga dirinya akan mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan malam ini__ terlebih lagi dari suamiy sendiri .

"Apa-apaan kau ini!"

Jungwon berseru marah dan segera bangkit dari kursi, sambil menutupi sebelah pipinya yang memerah lebam.

Rasa sakit, perih, panas dan juga rasa nyeri  bercampur menjadi amarah dan kekecewaan dalam hatinya. Bahkan manik matanya juga memerah ingin menumpahkan  perasaan yang kini dia rasakan.

"Seharusnya. Kau tanyakan itu. Pada. Diri mu. sendiri " _ Jay menekan perkataan nya sambil menekan telunjuknya pada dada kiri sang istri.

Nafas Jay terlihat memburu hebat lantaran amarah yang memuncak di dalam dadanya. Terlihat sekali jika pria itu, berusaha keras untuk tidak melayangkan lagi tamparan keras pada pipi mulus itu .

Sungguh, Jay tidak habis pikir dengan apa yang ada di otak sang istri kali ini.

Awalnya Jay tidak tau kronologi yang  terjadi pada si bungsu sore tadi, dan dirinya berinisiatif untuk mengecek lagi keadaan rumah di waktu dirinya dan yang lain belum pulang, yang tentunya melalui rekaman ulang cctv di rumahnya.

Melihat kilas balik sebelum dirinya mendapati si bungsu yang berada di ambang antara hidup dan mati.

Mengingat kejadian itu membuat akal sehat Jay  hampir hilang.

Tapi itu semua, tak kalah buruknya dari kau yang mengetahui kalau dalang di balik itu semua adalah ibu dari anak mu sendiri. Jay harus menelan pil pahit akan kenyataan yang membuat dirinya mati di tempat, sosok di depannya ini tidak lah layak di sebut seorang ibu melainkan sosok iblis yang berkedok manusia.

Jungwon menegang kaku, dia tau kemana arah pembicaraan suaminya ini, Mana mungkin suaminya akan diam saja saat mendapati anak sialan itu di ambang kematian.

Dan setelah nya suara kekehan Jungwon terdengar datar di pendengaran Jay, suara tawa yang terselip nada ke_getiran dan ke putus asa_an.

Setelah puas menertawakan sesuatu  tanpa arti yang jelas, Jungwon pun memandang kosong kancing jas yang di kenakan sang suami di depannya, karena tidak berani menatap langsung bola mata pria itu.

"Memang___. Kan hal itu, sudah aku lakukan sedari dulu jika saja kau tidak terus-menerus mengagalkan rencanaku"_  ucapnya datar.

"Kau bahkan rela menyakiti ku demi membela anak yang bukan darah daging mu sendiri__, pengaruh sial apa yang diberikan pada mu sampai kau Setega ini pada istri mu"

Manik matanya menatap nyalang netra elang sang suami di depannya, menegaskan bahwa sesuatu yang terjadi hari ini adalah sebuah tindakan yang sudah dia coba lakukan sedari dulu.

"Rasa sakit yang kau rasakan kini tidaklah sebanding dengan apa yang sudah kau berikan di hati putra mu wonie"

Suara Jay tidak kalah datarnya dari suara Jungwon. Jangan lupakan Mata elang nya yang menyirat Kilauan murka untuk sang istri

"Dan aku bukan lah iblis seperti mu yang dengan teganya ingin melenyap kan darah dagingnya sendiri"_ lanjut nya

"Aku tau betul seperti apa aku harus bertindak!, seharusnya anak itu tidak pernah ada dalam kehidupan ku!!"

please love me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang