Hari itu adalah hari yang besar bagi Raz. Setelah keputusannya untuk ikut misi ke Liberté, jalan kembali pulang seolah sirna. Ini adalah misi yang berbahaya, entah kenapa Raz mau-mau saja untuk mengorbankan nyawanya. Mungkin karena perkataan Owen tentang menyelamatkan keluarga dan banyak orang, serta titel pahlawan? Mungkin. Mungkin saja juga karena dia hanya sekadar suka menolong? Tidak. Raz tidak akan sampai seperti itu. Raz tidak yakin. Apa jangan-jangan karena ajaran sang ayah untuk menjadi "pribadi yang bermanfaat"? Sepertinya.
Raz memantapkan hati untuk yang terakhir kali. Dia berdoa kepada Tuhan sebelum keberangkatan.
Saat mobil pengangkut AYX tiba, Raz hanya pergi berdua dengan Ducky, selaku perwakilan dari Direland. Xi tidak ikut seperti katanya, tidak pula mengantar kepergian Raz. J? Raz tidak tahu. Absennya anak itu mungkin menunjukkan kalau dia juga tidak ikut. Apa dari enam rekrutan seperti kata Owen, hanya tersisa dua yang akan ke Liberté?
Mungkin itu lebih baik. Tidak akan ada lebih banyak korban jiwa nantinya.
Dalam mobil pengangkut milik AYX yang seperti mobilnya saat pertama kali diangkut, Raz memilih duduk agak jauh dari Ducky. Pemuda itu terus menunduk sambil terus merenungi apa yang akan terjadi.
Raz baru sadar lagi ketika Ducky bertanya.
"Uhh," gumamnya. "Pagi, tidurmu nyenyak?"
"Sejujurnya? Tidak. Banyak yang kupikirkan semalam," jawab Raz. Dia kemudian teringat kondisi Ducky. "Bagaimana dengan dadamu?" Ingatan Raz berkelana ke saat Ducky kepayahan dengan bawaannya.
"Rusukku masih retak, tetapi ada obat penghilang sakit dan suplemen, cukup ampuh resep dokter baru Rogue itu." Ducky menjawab.
Jawaban Ducky membuat Raz cukup lega. Tidak perlu khawatir padahal. Ducky kan, orang tua yang berpengalaman. Nasihat-nasihatnya dan cara ajarnya pada J seperti orang yang telah menikmati asam garam kehidupan. Ducky bisa menjaga dirinya sendiri, bahkan lebih dari Raz sendiri sepertinya.
Pernyataan Ducky selanjutnya membuat Raz cukup bisa membuatnya tenang. Si Pria Pemarah yang bilang di pertemuan pertama mereka bahwa dia tidak menyukainya, kini mulai melunak.
"Kau bilang semalam kurang tidur, kan?" Dia balik bertanya. "Kalau gitu istirahatlah. Biar aku dulu yang berjaga."
Raz tersenyum kecut. "Terima kasih pengertiannya, Om," jawab Raz. Dia kemudian menutup mata sesaat.
Baru beberapa saat Raz terlelap, sebuah gundukan batu terlindas oleh mobil menyebabkan guncangan. Raz yang kepalanya hampir menyentuh langit-langit terantuk seketika dengan pantat yang melayang beberapa senti dari tempat duduk. Ringisan tak dapat dia tahan.
Lanjut tidur? Tidak mungkin. Sudah telanjur terbangun dengan rasa sakit di kepala. Raz kemudian mengusap-usap kepalanya agar lebih baik.
Setelah merasa mendingan, Raz lalu memperhatikan Ducky yang sedang memoles senjatanya. Orang tua itu tampak cekatan dengan senapan dan revolver—oh, senjata api! Raz sudah lama tidak melihat mereka. Terakhir dia punya mungkin lima tahun yang lalu, sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-17 dari salah seorang pemburu yang juga sekaligus mentornya. Hanya saja senjata itu tidak bertahan lama. Usianya hanya tiga tahun. Hendy—nama handgun-nya itu—yang malang.
Dengan rasa ingin tahu yang besar, Raz bertanya pada Ducky. "Om dapat dari mana semua senjata api itu?"
"Aku tidak setua itu sampai perlu dipanggil Om oleh lelaki sebesar kau," gerutu Ducky sembari menyentak revolver hingga kembali dari posisi terbuka tadi, dengan suara klik.
Raz menelan ludah dengan respons Ducky. Ternyata sikap lunak yang Raz sangka di awal tidak bertahan lama. Untuk menenangkan tensi darah orang tua itu agar tidak tinggi terus, Raz menuruti saja apa kata Ducky. "Okelah ... Pak."

KAMU SEDANG MEMBACA
Faith in the Desert (END)
Science FictionMaukah kau bertarung hanya untuk segelas air atau segenggam makanan yang layak dikonsumsi? Di Direland, semua itu sudah biasa. Siapa yang kuat dia yang bertahan. Tempat di mana mereka yang terbuang dan tersisihkan dari oasis penuh kehidupan. R...