Lisa merasa bahwa seseorang yang saat ini tengah berada dalam gulungan pelukan Ahn Jungkook itu bukanlah dirinya. Sebab, bagaimana bisa ia merelakan tubuhnya yang berharga tersebut untuk dipeluk oleh seorang laki-laki? Di atas ranjang kesayangannya pula.
Namun kendati isi kepalanya terus-menerus memuntahkan pemberontakan, raganya justru tetap terdiam dengan tenang seolah ia sedang berada di salah satu spot ternyaman dalam hidupnya.
Sejujurnya ini cukup membahayakan. Lisa masih memiliki tekad yang kuat untuk tidak memberikan hatinya pada laki-laki manapun, termasuk Jungkook sekalipun. Ia tahu dampaknya. Ia sangat memahami risikonya. Itu sebabnya ia tidak ingin mengorbankan hatinya untuk dilukai suatu hari nanti.
Baru saja hendak beranjak dari posisi, Jungkook sudah lebih dulu menahannya dengan pelukan yang sama sekali tak dilonggarkan. Pemuda itu berbisik, "Tolong tetap di sini sebentar lagi."
Lisa mendongak, memandang seraut wajah menawan yang kini dihias dengan kelopak yang terpejam rapat. Si gadis lalu meloloskan vokal pertamanya setelah beberapa saat berlalu, "Kau aneh."
Jungkook membuka katup matanya perlahan, memperlihatkan obsidiannya yang menyorot separuh gusar. Lisa mungkin masih tidak menyadarinya. Tapi Jungkook sungguh sedang memantapkan hatinya lebih kuat lagi. Berupaya agar gumpalan tak kasat mata bernama 'perasaan' itu tetap bisa disajikan hanya untuk sang gadis Hwang seutuhnya.
Rasanya mulai melelahkan. Tubuhnya sangat letih dihantam beban di dalam kepala. Namun Jungkook paham bahwa dirinya tidak bisa meninggalkan semua kekacauan ini begitu saja. Ia harus bertanggung jawab atas apa yang sudah ia mulai, termasuk dengan insiden yang terjadi di antara dirinya dengan Lisa.
Pemuda itu tersenyum tipis, mengusap-usap pinggang Lisa dengan lembut. Ia mengalihkan topik, "Untuk pertanyaanmu tadi ..." digantungkannya kalimat itu sesaat. Ia melesakkan banyak-banyak oksigen ke dalam paru-parunya, sebelum lantas melanjutkan, "Sudah aku putuskan, aku tidak akan menikah dengan wanita manapun, selain dirimu."
Okay, itu adalah kalimat terkuat dan paling berani yang pernah Lisa dengar dari belah bibir Jungkook. Gadis itu bahkan tak mampu berkedip untuk sejenak, memandangi kontur wajah pemuda itu kelewat serius, mencoba mencari lebih dalam--menelisik barangkali ada sejumput kebohongan di dalam netra sehitam jelaga tersebut.
Tapi, tidak. Tidak ada kebohongan atau hipokrit di sana. Lisa hanya melihat bola mata itu bergetar karena keyakinan luar biasa. Namun kembali lagi pada pendiriannya sendiri, Lisa tak ingin mudah digoyahkan atau semudah itu terperdaya dengan ucapan seorang laki-laki.
Si gadis Hwang berkata, "Kalau aku tidak mau menikah denganmu, bagaimana? Kau tahu, aku bukanlah seorang gadis yang mudah dibujuk dengan pernikahan."
"Itu artinya, aku juga tidak akan pernah menikah selamanya."
Lisa tertegun mendengarnya. Bagaimana bisa seseorang mengorbankan diri sampai sejauh itu? Lisa tidak merasa memiliki kontribusi yang besar terhadap Jungkook. Ia hanya bersedia untuk mempertahankan Baby Bee, itu saja. Apakah mungkin sebuah cinta bisa tumbuh hingga sebesar itu? Lisa masih sulit untuk mempercayainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where's My Daddy? | Lizkook✔️
Romance[M] Momen One Night Stand yang hanya pernah Lalisa Hwang lakukan satu kali dalam hidupnya itu sama sekali tidak menghancurkannya. Ia justru sangat amat bersyukur, sebab Tuhan menitipkan segumpal nyawa di dalam perutnya. pict on cover : pinterest Sta...