Jungkook memang bahagia bukan kepalang ketika mengetahui bahwa Ayah dan Ibunya memberikan restu serta dukungan secara penuh untuk hubungannya dengan Lisa. Namun yang menjadi persoalan kali ini adalah; bagaimana cara memperbaiki situasi di antara dirinya dengan Lisa?
Selama ini, mereka berdua tidak memiliki ikatan resmi. Jungkook hanya menunjukkan kepeduliannya, sementara Lisa menerimanya secara perlahan. Lisa mungkin tidak tahu kalau Jungkook telah menyimpan segumpal hati yang dimiliki hanya untuk dirinya saja.
Sekali lagi--jika kau bertanya bagaimana bisa Jungkook mencintai Lisa dalam kurun waktu beberapa bulan, sejujurnya Jungkook juga tidak begitu memahaminya. Lisa tampak rapuh, yang membuat Jungkook ingin selalu menjaganya. Gadis dingin tersebut juga menyimpan banyak sisi baik yang mungkin jarang orang-orang sadari karena kepribadiannya yang terlalu tertutup. Jungkook merasa bahwa ia harus hidup bersama Lisa, apapun yang terjadi.
Pada pagi harinya, Jungkook menemukan koper-kopernya sudah berada di depan pintu kondominium milik Lisa. Bibi Kim sedang menjajarkannya dengan rapih di sana, sengaja dibariskan agar sang empunya bisa membawanya pergi dengan mudah.
Pemuda itu membelalak, dalam sekejap berlari menghampiri. "O-oh, Bibi ..."
Bibi Kim membungkuk hormat. Raut wajahnya menggambarkan sekelumit kesedihan. "Maaf, Tuan ... tapi Nona Hwang menyuruh Bibi untuk membereskan barang-barang Tuan dan meletakkannya di sini."
Yang Jungkook takutkan akhirnya benar-benar terjadi. Lisa mengusirnya dari rumah ini, seolah sama sekali tak berniat untuk memberinya kesempatan. Jungkook sudah sangat terlambat. Keputusannya untuk menunda penjelasan sungguh membuat Lisa kecewa. Jungkook terlalu memikirkan hal terburuk, membiarkan seluruhnya berlarut-larut hingga Lisa harus mencari tahu seorang diri.
"Bisakah aku bertemu dengan Lisa?"
"Nona berpesan bahwa dirinya tidak ingin bertemu dengan Tuan, dan tak mengizinkan Tuan untuk masuk ke rumah." Bibi Kim melesatkan vokal dengan tak enak hati. Biar bagaimanapun, Jungkook sudah bersikap baik padanya. Namun bos di rumah ini adalah Lisa. Jadi ia harus tunduk pada wanita itu.
Jungkook ingin menangis saja rasanya. Ia bisa saja nekat menerobos masuk jika sudah kepalang frustasi. "Tapi, apa ia ada di dalam?"
"Tidak ada, Tuan. Nona sudah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali."
"Baiklah, terima kasih, Bi!" Jungkook segera putar arah dan berlari menuju area parkir tanpa memedulikan koper-kopernya. Lisa. Lisa. Lisa. Yang terpenting adalah Lisa. Tak peduli bagaimanapun caranya, ia harus bertemu dengan Lisa dan membuat gadis itu kembali mempercayainya.
Rasanya, Jungkook baru pertama kali berjuang sekeras ini untuk mendapatkan wanita. Apalagi wanita itu sedang mengandung darah dagingnya. Mana bisa Jungkook melepaskannya begitu saja? Kalau perlu, ia akan terus melangkah maju sampai titik darah penghabisan.
Terlebih, ada Jimin dan rencana konyolnya. Jungkook paham, apa yang sudah dilalui oleh si Abang benar-benar berat dan memilukan. Tak ada yang tahu pasti, berapa lama luka akibat kehilangan itu bisa lenyap dari dalam jiwa. Hatinya pasti kosong melompong. Tapi, bukan berarti Jungkook harus mengikhlaskan Lisa guna mengisi tempat luang di sisi Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where's My Daddy? | Lizkook✔️
Romance[M] Momen One Night Stand yang hanya pernah Lalisa Hwang lakukan satu kali dalam hidupnya itu sama sekali tidak menghancurkannya. Ia justru sangat amat bersyukur, sebab Tuhan menitipkan segumpal nyawa di dalam perutnya. pict on cover : pinterest Sta...