CH.18 [END]

13K 1.4K 337
                                    

Jungkook melihat hamparan biru terbentang luas di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook melihat hamparan biru terbentang luas di hadapannya. Sesekali, suara debur ombak yang tenang bersahutan dengan cicit burung kecil. Keduanya merangkak masuk, menggelitik telinga si pemuda hingga menciptakan seutas senyum.

Suasananya begitu tenang dan damai. Sangat asri dan memikat. Tapi, entah mengapa Jungkook tak sepenuhnya merasa bahagia.

Ia tidak tahu apa yang kurang. Tidak mengerti pula bagian mana yang salah. Otaknya seakan tak diizinkan untuk berpikir. Namun rasanya seperti ada yang mengganjal di sudut hatinya.

Hembusan angin menyapu kulit wajahnya dengan lembut. Jungkook tidak tahu apa namanya, atau bagaimana ia harus menyebutnya. Ia kira, mungkin ini adalah tempat pertama yang ia kunjungi selama ia menjadi makhluk hidup. Tapi, hei! Memangnya sejauh ini, ia hidup di mana?

Jungkook serupa seseorang yang baru saja ikut dalam parade penghapusan memori otak. Ia tampak linglung dan bingung. Hanya berdiri sembari memandangi apa yang tersaji dalam pandangannya.

Entah sudah berapa lama ia berada di tempat ini, sampai kemudian ia menoleh ke sisi samping kala merasakan sebuah tarikan ringan pada ujung bajunya.

"Sedang apa?" seorang anak perempuan mendongak, menatap Jungkook menggunakan sepasang matanya yang bulat. Poni yang menutupi dahinya sesekali ikut terhempas bersama angin, namun kemudian kembali seperti semula.

Jungkook menggeleng pelan. "Tidak tahu."

"Tidak tahu?" si kecil mengangguk-angguk paham, sok dewasa. "Memang tak jarang, sih, orang-orang terdampar di tempat ini tanpa tujuan sebelumnya."

"Kau mengenalku?"

"Sepertinya, iya."

Satu alis Jungkook terangkat tinggi-tinggi. "Sepertinya?"

"He'em. Ayo kita pulang."

"Pulang? Ke mana?"

Gadis kecil itu tertawa. "Banyak tanya. Pantas saja Mama selalu kesal."

"Mama?"

"Tuh, 'kan." si gadis mendecak beberapa kali. Ia lalu menggamit satu tangan Jungkook, dan menitah sang lawan bicara untuk mengikutinya. "Kita pulang ke tempat di mana seharusnya kita berada."

Jungkook memandangi gadis kecil yang tak menyebutkan nama itu. Wajahnya seperti tak asing baginya. Apa ia pernah melihat gadis menggemaskan ini sebelumnya? Tapi, di mana?

Entah bagaimana bisa, berada di dekat gadis itu membuat hati Jungkook mengalir lebih tenang dan nyaman. Ia membalas genggaman si kecil dengan sangat hangat. Untaian senyum lembut kini kembali menggantung pada bibirnya. Mereka melangkah bersama-sama, searah dengan bertiupnya mata angin.

Jungkook tidak tahu bagaimana cara semesta bekerja. Ini lebih sulit untuk dijelaskan secara teori. Terlebih, ketika cahaya terang-benderang menyeruak masuk ke dalam obsidiannya, memberi sedikit rasa pedih sebelum ia mampu meraih seluruhnya secara penuh.

Where's My Daddy? | Lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang