Chapter 8

3.9K 434 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

Satu bulan berlalu semenjak perubahan Lee Haechan atau sekarang Donghyuck. Seluruh anggota NCT sudah terbiasa dengan segala sikap, sifat, nada bicara serta penampilan pemuda itu.

Mereka mengobrol dan berkomunikasi dengan Donghyuck seperti biasa. Karena pemuda itu sendiri sudah mulai berbaur, mengeluarkan candaan walau garing. Tapi, setidaknya lebih baik daripada beberapa minggu lalu yang masih terasa canggung dan kaku.

Donghyuck sendiri memilih bersikap seperti Lee Haechan karena menurut Lozzer, hanya cara itu yang bisa membuat semua calon Ratu-nya tidak pergi. Ya, walaupun tidak bisa semua mirip Haechan. Karena sang Raja tidak bisa melakukannya. Ada beberapa yang berubah dan ditambahkan.

Sifat usil dan tengil milik Haechan dihilangkan. Donghyuck tidak bisa melakukan itu. Dia hanya bisa meniru sifat manja, suka menempel, memeluk dan mencium para anggota NCT. Terutama unit Dream. Karena menurutnya tingkah manja Haechan tersebut bisa juga dibuat senjata untuk menarik perhatian mereka.

Raja harus berusaha membuat keenam anggota unit Dream jatuh cinta padanya dan segera membawa mereka ke dunianya.

Itu yang terpenting saat ini.

.
.
.

"Haechan, coba makan kue ini. Enak, loh."

Jeno menyodorkan sepotong kue pada Donghyuck yang sedang duduk diam memainkan ponsel di sofa asrama unit Dream.

"Jangan kasih makanan itu padaku, Jeno!"

Donghyuck segera menghindar dengan menutup mulutnya memakai satu tangan, sedangkan tangan lain berusaha menyingkirkan sendok di tangan Jeno dari wajahnya.

Jeno merengut. "Aku dan Chenle yang membuat kue ini, Haechanie. Kata anggota lain sangat enak. Kau harus menobanya," bujuk pemuda itu.

Donghyuck segera menggeleng, lalu kabur menjauh dan bersembunyi di belakang tubuh Mark. Ya, walau percuma saja karena tubuhnya lebih tinggi daripada pemuda itu.

"Haechanie!" teriak Jeno dengan decakan kesal. Selalu saja menolak jika diberikan makanan lain selain buah-buahan.

"Kau kenapa, sih, Chan? Buat apa sembunyi di belakangku?!" ujar Mark seraya berusaha menjauhkan tangan Donghyuck yang sedang memeluk tubuhnya.

"Tolong, Markie! Jeno sangat menyeramkan. Dia membawa racun untuk membunuhku," kata Donghyuck. Wajahnya terlihat pucat. Ketara sekali jika dia memang takut.

"Hah? Racun?"

Mark kebingungan sendiri mendengar perkataan dari Donghyuck. Sedangkan Jeno berkacak pinggang. Tidak terima masakannya dan Chenle disebut racun.

"Kau bilang racun?" Jeno mendelik gusar. "Sini kau, ya!" teriak pemuda itu seraya berjalan mendekat ke arah Donghyuck berada.

Sang Raja langsung menjauh untuk menghindari amukan Jeno. Sementara Mark masih kebingungan.

Love Seekers(Haechandomharem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang