.
.
."Hyung ....."
"Hm?"
Donghyuck menoleh ke arah Chenle yang memanggilnya. Mereka ada di Bioskop salah satu Mall. Tempat perbelanjaan yang berbeda dari yang pertama kali keduanya kunjungi.
"Bagaimana rasanya ciuman, sih?" tanya Chenle yang bersandar pada kursi Bioskop. "Ciuman di bibir, loh. Bukan pipi atau kening," lanjutnya.
Tempat tersebut sudah sepi karena film yang keduanya lihat sudah berakhir sekitar beberapa menit lalu. Hanya ada mereka berdua di sana. Pengunjung lain sudah pergi.
"Kau belum merasakannya?" balas Donghyuck dengan alis terangkat sebelah.
Chenle menggelengkan kepalanya dengan raut wajah polos. "Belum. Mau merasakannya dengan siapa? Kekasih saja tidak punya dan aku juga tidak ingin memikirkan soal itu. Kata Renjunie Hyung aku masih kecil, tidak boleh berpacaran."
Donghyuck menyeringai. Ini kesempatan untuknya.
"Ingin mencobanya?" kata sang Raja.
"Eh! Apa?" Chenle bingung.
"Bagaimana rasanya ciuman," ujar Donghyuck dengan seringaian yang masih terlihat.
"Huh?" Chenle mengedipkan matanya Beberapa kali. "Dengan siapa aku mencobanya?" Dia bingung.
"Denganku ....."
"Ap---"
Belum sempat Chenle melanjutkan perkataannya, Donghyuck sudah terlebih dahulu menghimpit tubuh pemuda itu di antara kursi dan tubuh atletisnya.
Donghyuck mencium bibir Chenle yang langsung memejamkan mata saat kedua tangan pria itu menangkup wajahnya dan memiringkan kepala untuk mendapat posisi yang nyaman.
Donghyuck menggigit kecil bibir bawah Chenle, meminta akses untuk lidahnya agar bisa masuk ke dalam mulut pemuda itu. Donghyuck tidak menyia-nyiakan kesempatan saat Chenle akhirnya membuka mulut.
Lidah keduanya segera bertemu, Donghyuck menyapu, menghisap dan membelai lidah Chenle sensual. Pria itu berusaha menjaga ritme ciuman tersebut, terlebih Chenle nampak kepayahan menerima serangan lidah darinya.
Satu tangan Donghyuck turun ke pinggang Chenle, menelusup masuk ke perut, memberi beberapa belaian lembut di sekitar area tersebut.
"Eunghh ...."
Lenguhan merdu lolos dari mulut Chenle, membuat Donghyuck menyungingkan seringaiannya puas.
Ciuman sang Raja berpindah ke leher Chenle, yang langsung membuat pemuda itu sontak melemparkan kepala ke sisi berlawanan, memberi akses bagi Donghyuck untuk mempermudah kegiatannya.
Kedua tangan Chenle berada di pinggang Donghyuck, memeluknya dengan erat, mata pemuda itu masih terpejam, seolah menikmati apa yang tengah diperbuat oleh Donghyuck di lehernya.
"Ahh... nghhh ....."
Desahan kecil Chenle terdengar di ruangan yang sepi tersebut ketika Donghyuck menghisap lehernya dengan kuat, lalu mengigitnya, hingga ia merasa akan ada bekas di sana.
Donghyuck menjauhkan wajahnya dari leher Chenle, lalu memandangi pemuda itu yang terpejam dengan napas terengah. Dia menyeringai. Jemarinya mengusap sisa saliva yang terlihat di bawah bibir Chenle akibat ciuman mereka tadi.
Donghyuck sangat ingin segera merasakan bagaimana rasa tubuh Chenle. Namun, ini bukan waktu yang tepat untuk dia melakukannya. Memberi sebuah tanda saja sudah cukup.
Perlahan kedua netra Chenle terbuka setelah tidak merasakan apa-apa lagi. Pemuda itu mengedipkan mata beberapa kali, sebelum kemudian wajahnya memerah merona. Donghyuck terkekeh.
"Bagaimana rasanya?" tanya pria itu dengan suara rendah.
"Uuhh ....." Chenle mengalihkan pandangan ke arah lain. Tidak berani memandangi Donghyuck untuk saat ini. Dia terlalu malu.
"Bagaimana, hm? Sudah tidak penasaran lagi, kan?" kata Donghyuck.
Chenle menatap pria itu, mengangguk dengan malu. "E-enak ....," cicitnya pelan.
Donghyuck terkekeh. "Iya, memang enak. Kau saja sampai mendesah seperti itu. Membuatku kecanduan ingin mencumbumu lagi."
Sang Raja membelai wajah Chenle dan pemuda itu kembali mengalihkan pandangan sembari memejamkan mata. Sentuhan tangan Donghyuck membuat peredaran darah Chenle terasa berdesir aneh.
Jemari tangan Donghyuck berpindah untuk mengusap tanda kemerahan yang ada di leher Chenle dengan lembut, sehingga membuat pemuda itu sontak menoleh dan menatap padanya.
Donghyuck tersenyum puas dengan hasil karyanya itu. Gigitan sang Raja di leher Chenle bukan seperti kebanyakan pasangan yang memberi tanda untuk pasangannya. Tapi, ini berbeda. Ada satu titik hitam di tanda tersebut dan tanda itu hanya bisa dilihat oleh calon Ratu, Raja serta para kaum iblis.
Baru satu yang berhasil Donghyuck tandai. Tinggal menunggu lima lagi. Walaupun yang pertama terkesan tidak mendapat izin, tapi juga tidak dilarang. Ya, sah-sah saja.
"H-hyung ....," gumam Chenle pelan.
"Hm?"
"Kenapa Hyung mengigit leherku?" ujar Chenle.
"Ini tanda," balas Donghyuck seraya kembali mengusap tanda kemerahan tersebut.
"Tanda?" Chenle bingung. "Apa semacam kepemilikan yang sering ada di film bergenre fantasy?" tanyanya dengan raut serius, namun terlihat sangat polos di mata Donghyuck.
"Iya, semacam itu," ujarnya. "Kau milikku sekarang, Chenle."
"Tapi, bukankan harusnya dicium, ya? Kenapa Hyung malah menggigit, sih?" kata Chenle. "Sakit tahu!"
"Hm, caranya memang seperti itu. Kalau hanya cium saja tidak akan ada tandanya. Jadi, digigit agar berbekas," jelas Donghyuck.
"Masa, sih?" ucap Chenle. "Warnanya apa? Biru?"
"Kenapa biru?" Donghyuck menaikan sebelah alisnya.
"Bekas luka biasanya biru, kan?" balas Chenle makin bingung.
Donghyuck terkekeh, lalu mencium kening Chenle sekilas. "Kalau untuk kebanyakan orang memang seperti itu. Tapi, kalau tanda dariku berbeda. Tanda ini akan tetap merah dan tidak akan hilang."
"Kenapa bisa berbeda?" tanya Chenle.
"Nanti kau akan tahu sendiri," sahut Donghyuck. "Ayo, kita pergi dari sini," ajaknya sambil berdiri. Tidak lupa merapikan pakaian Chenle yang sedikit berantakan karena kegiatan mereka tadi.
"Uh, oke."
Jangan khawatir ada yang melihat atau soal CCTV di tempat itu. Karena Donghyuck sudah memasang sihir agar keduanya tidak terlihat ketika mereka berciuman.
.
.
.Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Seekers(Haechandomharem)
FanfictionTentang Donghyuck, si Raja Iblis yang turun ke Bumi untuk mencari 'Ratu-nya' dan ia malah hidup dalam tubuh seorang pemuda bernama Lee Haechan, salah satu anggota grup NCT. Warning ⚠️ Lee Haechan dominan harem with NCT Dream. All member NCT Dream as...