pertemuan

6.4K 496 14
                                    

                             ☠️☠️☠️


[kin pov-]

Dorr dorrr

Suara tembakan terdengar nyaring, sungguh sial! tikus mana yang berani mengangguku?! big dan pete melindungi dengan siaga menyembunyikan aku di belakang mereka. sialan! Aku benci sekali terlihat lemah tapi aku tidak mau tertembak sedikitpun

Dorrr ...

"Arghh!!" Big tertembak dan jatuh tersungkur. Darah merembes dari bahunya. pete tidak tinggal diam, maju dengan cepat menembak balik pada kubu musuh

"Khun kinn, lari sekarang!" Pete berteriak keras mendorongku menjauh dari sana. dengan cepat aku melarikan diri meninggalkan anak buahku yang bertarung sendirian. Ah bodoh! kenapa aku hanya membawa pete dan Bing hari ini

Aku berlari melewati gang sesekali mengusap keringat yang turun mengalir dari wajahku. menoleh ke belakang aku melihat bajingan itu masih mengejar. Keparat! bahkan aku tidak mempunyai pistol satupun lalu bagaimana aku akan melawan mereka!

Dorrrr

dorrr

"ARGGHH SIAL!" Salah satu bajingan berhasil menembak bahuku. aku jatuh belutut, rasanya sakit sekali. kenapa hari ini aku sial sekali sih?! pertama lupa menggunakan pelindung anti peluru dan yang kedua hanya membawa dua pengawal. bodoh!

Aku meringis kesakitan. dapat ku lihat mereka para pereman menghampiriku, meninju tanpa ampun

'God, apa aku akan mati hari ini? siapapun tolong!. aku bahkan belum menikah!!'

---

"Hoiii!"

Tanpa di duga suara asing terdengar, berhasil mengalihkan perhatian mereka. tuhan mendengar doaku, apa itu malaikat penyelamat?

Tanpa pikir panjang aku mengambil kesempatan saat bajingan itu lengah. menendang tepat penisnya lalu merebut pistolnya

Dorr

dorrr

Menembak mereka hingga mati tak bersisa. jangan main-main dengan annakin

Aku mengalihkan pandanganku menatap pemuda yang kini seperti atraksi di atas motor besarnya menabrak sisa pereman lain hingga jatuh dan setelah itu pemuda itu menghampiriku

"Come'on" Mengulurkan tangan padaku. wah dia benar-benar malaikat

Tanpa buang waktu lagi aku segera pergi bersamanya. di sepanjang jalan aku terus menoleh memastikan pereman itu tidak mengejar kita. setelah merasa aman kami berdua akhirnya berhenti di sebuah halte bus. aku turun dari motornya tapi pemuda itu menatapku tanpa henti

"kenapa?" Aku menatapnya juga

"Tidak, apa kau mau ku carikan bus?" Tanya dia

Aku hampir tersedak ludahku sendiri. bagaimana mungkin mafia elit sepertiku naik bus!yang benar saja?!

"Tidak perlu, aku akan memanggil orangku" Jawabku. dia mengangguk menatapku dari atas sampai bawah

"Seperti tak asing?" pemuda itu berguman pelan tapi masih bisa aku dengar

"Apa katamu?"

"Oh tidak ada.. tanganmu terluka, mau ke rumah sakit?" Pemuda itu kembali bertanya menawarkan padaku dengan wajah ngeri melihat robekan di bahuku

"No, Im fine... trimakasih telah menolongku"

"Hm tidak masalah, kalau begitu aku pergi dulu" Dia menghidupkan motornya bersiap untuk pergi. Oh benarkah hanya seperti itu? dia bahkan tidak bertanya siapa aku atau mungkin dia memang tidak tau?

Mafia & JelataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang