1.

241 52 5
                                        

Taehyun terbaring pasrah dengan keadan kaki terkilir dikasur didalam puskesmas, Kai mengantarnya kepuskesmas.

Sejak awal tujuan Kai memang kepuskesmas, tapi karna tidak tau arah dan jalan dia malah nyasar ke persawahan yang membuatnya bingung, hingga bertemu dengan Taehyun.

"Loh nak hueningkai? Kok bisa sama Taehyun?" Kai tersenyum menyapa ayah Taehyun yang kebetulan baru sampai dipuskesmas bersama seorang perempuan.

Tak lupa bersalaman untuk menghormati sebagai orangtua dan juga kepala desa disini.

"Anu pak, tadi saya mau kepuskesmas tapi nyasar kesawah trus ga sengaja ketemu Taehyun. Bapak kenal Taehyun?" Taehyun yang terbaring diranjang hanya melihat bergantian kearah Kai dan Ayahnya yang asik berbicara.

"Loh Taehyun kan anak bapak" Kai lagi-lagi tertawa yang membuatnya keliatan sangat tampan dimata Taehyun. Kai tak menyangka jika Taehyun adalah anak kepala desa, suatu kebetulan yg tak terduga.

Keduanya akhirnya malah asik berbicara, bahkan sampai lupa jika ada Taehyun disana.

Setelah kaki Taehyun diperban dan diobati oleh Kai dibantu Ryujin, perempuan yang datang bersama Ayah Taehyun. Kai dan ayah Taehyun pergi keluar meninggalkan Taehyun dan dokter Ryujin berdua didalam ruangan.

Taehyun tidak suka keheningan, melihat Ryujin yang asik memperhatikan dereta obat yang ada diruang puskesmas Taehyun akhirnya memberanikan diri untuk menyapanya.

"Dok" panggil Taehyun, dia kini sudah terududuk diranjang tempatnya tadi berbaring.

"Ya? Ada yg bisa saya bantu?" Ucap Ryujin sopan. Taehyun tercengang dan lumayan canggung, bahasa dokter Ryujin sangatlah sopan. Dia jadi ragu untuk mengajaknya berbicara santai.

"A-anu dok.. mmm.." Taehyun memegangi ujung kausnya ragu. Matanya berkedip beberapa kali, juga kening ikut berkerut, Taehyun terlihat sedang berpikir keras.

Memikirkan kata apa yang bisa membuatnya mengobrol santai dengan dokter Ryujin.

"Kenapa? Ada yang sakit?" tanya Rujin lagi, Taehyun hanya menggeleng. Bahkan menatap Ryujin pun dia sudah tidak punya keberanian. Rasa canggungnya terlalu menyerang sekarang.

"Kamu mau ngobrol sama saya ya?" Taehyun menegakkan tubuhnya, menatap Ryujin dengan senyum yang menampakkan gigi taringnya yg mungil. Taehyun lalu mengangguk semangat.

Hatinya bergembira.

"Oalah ngobrol, aku kira kamu mau apa" Ryujin menarik sebuah kursi lalu duduk didekat Taehyun.

"Emmm kita mau ngobrolin apa?" Taehyun menunjuk kearah pintu ruangan puskesmas yang sempat Kai dan Ayahnya lewati. Ryujin terdiam mengerjapkan matanya.

"Hueningkai?" Taehyun mengangguk dengan mulut membentuk huruf o, dia baru saja tau nama lengkap dari pemuda tampan itu.

"Dokter Kai itu gimana dok?" Ryujin terlihat berpikir, tangannya ia lipat dan kakinya ia silangkan. Ryujin duduk dengan keadaan terbaiknya.

"Ganteng" Taehyun mengangguk setuju.
"Kaya" Taehyun mengangkat alisnya terkejut.
"Sopan, baik.." Taehyun tersenyum bangga.
"Sayang udah punya tunangan" Taehyun terdiam.

Ryujin yang memperhatikan Taehyun tiba-tiba jadi diam kini mulai menyadari jika dia salah bicara.

"Tapi.." satu kata itu membuat Taehyun kembali menaruh atensinya pada Ryujin.

"Emm gimana ya? Masalahnya Kai sama tunangannya itu dijodohin sama keluarganya, dulu denger-denger tuh Kai-" Ryujin menghentikan ucapannya ketika mendengar pintu terbuka.

Taehyun pun sama, melihat kearah pintu dan menemukan Ayahnya serta Kai disana. "Udah malam, ayo atuh pulang" ajak ayahnya. Taehyun menatap kesal ayahnya, selain karna ceritanya dengan dokter Ryujin terpotong kakinya juga masi sakit buat jalan sendiri.

"Pak, kaki Taehyun masi sakit, bapak lupa?" Taehyun menatap tidak mood.

"Haduh, bapak lupa yasudah bapak gendong sini" Ayah Taehyun hendak berjalan kearah Taehyun namun ditahan oleh Kai.

"Bias saya aja pak" Kai bergegas menghampiri Taehyun dan langsung membelakanginya. Bermaksud untuk menggendong Taehyun.

"Ha?"

"Ayo naik Taehyun atau kamu mau saya gendong di depan?" kening Taehyun berkerut, tidak mengerti maksud dari gendong didepan, tapi pikiran anehnya ia hilangkan dan bergerak menaiki punggu lebar milik Kai.

Ryujin membantu Taehyun naik kepunggung Kai dengan senang hati, dan menepuk pantat Taehyun beberapa kali. "Semangat!!" ucapnya lalu tersenyum menunggu Kai berjalan keluar dari ruangan puskesmas.

Langit sudah gelap, Taehyun hanya berdiam diri dibelakang gendongan Kai. Mendengarkan cerita tidak menarik dari Ayahnya dan Kai.

Setengah perjalanan Ayah Taehyun tiba-tiba menepuk jidat. "Haduh berkas yang mau dikasi ke dinas besok ketinggalan dipuskesmas, duh mas Kai maaf ini boleh anter Taehyun dulu bapak mau ambil berkasnya."

Taehyun tersenyum dan melambai pada ayahnya yang lari terburu-buru kembali ke puskesmas "tiati pak!" teriak Taehyun.

"Suara kamu nyaring juga ya" basa basi Kai mencoba mencari topik ditengah kesunyian malam.

"Soalnya aku jago nyanyi dok, dokter mau denger?" satu hal yang dipelajari Kai. Taehyun itu sangat percaya diri dengan dirinya sendiri dan tidak takut dengan siapapun.

"Udah malem, kalo kamu nyanyi nanti ada yang ngikutin kita" Taehyun menegang. Pelukannya yang tadi renggang dileher Kai terasa sedikit mengencang sekarang. Kai menyadari itu, apalagi kepala Taehyun terasa semakin dekat kebagian lehernya.

"Kamu takut?" tak ada jawaban dari Taehyun. Ia hanya sibuk menutup matanya rapat sambil merapalkan bacaan doa. Tidak ada yang paling Taehyun takuti selain hantu.

Ya dia hanya takut pada hantu. Menurutnya mereka sangat menyeramkan.

"Hahahaha kamu takut sama hantu ya"

"Sstttttt... jangan kuat-kuat nyebutnya nanti mereka dateng" Kai yang mendengar hanya tertawa renyah. Kai tentu saja tidak takut, dia sudah terbiasa menghadapi mayat saat masi kuliah dulu.

Setelah menggendong Taehyun yang cukup menguras tenaga, akhirnya mereka sampai dirumah Taehyun. Hanya ada ibu Taehyun disana.

"Loh Taehyun kakinya kenapa?"

"Jatuh buk disawah" Taehyun kemudian turun dari punggung lebar Kai. Lalu berdiri sambil merangkul ibunya yang lebih kecil darinya.

"Kamu tuh ya ga pernah hati-hati, tiap bulan pasti aja jatuh" ibu Taehyun mengomel yg membuat Taehyun meringis karna mendengar omelan yang tidak berhenti.

"Eh nak kai duduk dulu, ibu bikin minum pasti kamu capek gendong Taehyun. Mana dia berat lagi" Taehyun melebarkan matanya tidak terima, ibunya sudah berlebihan jika mengatakan dia berat.

"Sttt dok" Kai menoleh, menatap Taehyun yg juga ikut duduk dikursi sebelahnya.

"Nanti dokter tinggal dimana?" Taehyun penasaran, karna kebetulan dokter-dokter terdahulu selama tiga bulan memilih tinggal dirumah Taehyun.

Taehyun akan sangat bahagia jika Kai memutuskan melakukan hal yang sama.

"Gatau sih, mungkin dipuskesmas aja tadi udh ngomong sama ayah kamu. Katanya ada ruangan tersedia buat ditinggali. Yang tinggal dirumah kamu mungkin Dokter Ryujin" Taehyun cukup kecewa mendengar rencana Kai.

Tentu saja dia ingin Kai juga tinggal dirumahnya, tapi mendengar Ryujin akan tinggal pun Taehyun sudah merasa senang. Seengaknya dia akan tau banyak soal Kai dari Ryujin.

Apalagi tadi cerita mereka terpotong ditengah jalan. Taehyun sungguh penasaran, apa yang terjadi antara Kai dengan Tunangannya.

Wah selesai part pertama, gimana? Gimana? Butuh kritik dan saran

i wanna be with u - ningtyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang