7.

160 32 5
                                    

Mencoba menghindari Kai untuk yang kedua kalinya adalah rencana Taehyun setelah tau jika ia memberikan bolu yang salah.

Kini perjalanan dari rumah Suno menuju rumahnya terasa sangat jauh sekali karna Taehyun harus melewati puskesmas.

Kali ini Taehyun bersyukur Dokter Kai tidak tinggal dirumahnya.

Taehyun kini sudah melihat bangunan puskesmas dan dengan kecepatan 1000 ia berjalan sangat cepat agar tidak terlihat oleh Kai.

Taehyun tau jika sore begini, Kai akan berdiri didepan puskesmas menyapa warga sekitar yang lewat. Keseharian kai setelah pekerjaannya selesai.

Dan saat ini ia juga disana, sedang berdiri memperhatikan dari jauh bagaimana Taehyun berjalan cepat menembus jalanan bagai seorang ninja. Sedikit tawanya terlepas melihat tingkah Taehyun.

"lucu" ucap Hueningkai tanpa sadar.

"Siapa yang lucu?" tepukan cukup kuat menyapa pundak Kai. Itu Ryujin yang melakukannya ia hendak pulang.

"Gada, pulang sana udah mau gelap" Ryujin memicingkan matanya, terdengar sangat jarang sekali Kai memperhatikannya begini.

"Yaudah, gue balik ya" Kai mengangguk lalu memperhatikan Ryujin yang berjalan semakin menjauh. Masalahnya, wadah roti yang harusnya Kai titipkan ke Ryujin untuk dibawa pulang kini tertinggal.

Mau tidak mau Kai harus mengantarnya. Taehyun sudah memberinya jadi setidaknya ia harus mengatar sambil mengucapkan terimakasih.

Setelah mandi Kai mencari baju yang cocok ia kenakan, ia juga tidak lupa menyemprotkan parfum.

Sangat jarang ia melakukannya, Kai sebenarnya tidak berminat dengan fashion. Ia hanya menggunakan pakaian yang membuatnya nyaman.

Tapi kali ini, entah bagaimana ia sedikit berdandan rapi. Padahal ia hanya ingin mengantar wadah makanan.

Tidak lama Kai sampai, ayah Taehyun sudah ada diteras rumah sekarang sedang berbicara dengan seseorang.

"Loh dokter Kai, ada yang perlu saya bantu?" Ayah Taehyun menyapa Kai begitu orang yang berbicara dengannya pamit pergi.

"Engga kok pak ga perlu apa-apa, saya cuman mau cari Taehyun" ibu Taehyun yang kebetulan keluar dari rumah menyapa Kai dengan ramah.

"Taehyun ada dikamarnya, mau ibu panggilin?" Kai mengangguk menerima.

"Taehyun! ini ada yang nyariin kamu sekalian pamit nih ibu, bapak sama dokter Ryujin mau pergi kamu jagain rumah ya" tidak lama Ryujin keluar.

Kai yang mendengar sedikit penasaran kemana tujuan Ryujin dan orangtua Taehyun kini mencegat dokter perempuan itu. "Mau kemana kak?"

"Pasar malem, dilapangan katanya ada pesar malem jadi kita mau kesana" Ryujin begitu bersemangat.

"Bye.. kalo mau berduaan, tiati ya yang ketiga biasanya setan" Ryujin menggoda Kai lalu kemudian berlari kecil mengejar orangtua Taehyun yang sudah berjalan lebih dulu.

Kai hanya tertawa menanggapi, lalu kemudian mengintip kedalam rumah. Taehyun tidak kunjung keluar hingga ia akhirnya duduk disebuah kursi kayu panjang yang terletak didepan rumah Kai.

Langit terlihat begitu banyak bintang, itu sangt jelas terlihat mungkin karna tidak banyak cahaya selain dari rumah warga yang letaknya cukup berjarak.

Taehyun kemudian keluar ia bingung siapa yang malam-malam begini datang menemuinya. Setelah melihat punggung Kai yang duduk membelakanginya, Taehyun terdiam.

Dia bersembunyi dibalik jendela, jantungnya berdegup kencang.

"Taehyun?" namun satu panggilan membuat Taehyun terperanjat kaget. Ada Kai disana yg menatapnya dengan pandangan aneh.

Taehyun merutuki dirinya sendiri karna selalu melakukan hal-hal memalukan disekitar dokter Kai.

"Hehe dokter lagi... nangkep lalat..iya" terasa begitu canggung mengatakan hal yang bodoh sekali lagi.

Kai hanya tertawa melihat tingkahnya, sekali lagi Taehyun itu begitu menggemaskan dimatanya.

"Ini punya kamu, maaf ya saya ga sempat cuciin" Taehyun mengangguk menerima wadah dan meletakkannya dimeja didalam rumah.

"Dokter ga ke pasar malam?" sudah kepalang bertemu Taehyun akhirnya pasrah saja.

"Engga, saya kan mau ketemu kamu" Taehyun menatap Kai, jadi Kai memang berniat kemari sejak awal.

"Mau nganter wadah ya dok?" Kai menggeleng.

"Mau ketemu kamu" mendengar satu kalimat itu pipi Taehyun merona. Dokter Kai memang terlalu ahli membuat Taehyun melayang padahal ucapannya hanya kata-kata biasa saja.

"Bu-buat apa dokter mau ketemu sama aku?" Taehyun hanya menatap pada tanah saat bertanya pada Kai, tidak berani menatap matanya.

"Mau bilang makasih karna udh dibuatin bolu, bolunya enak..." Taehyun semakin tertuntuk ia sangat malu, jika bisa ia sudah menyembunyikan kepalanya sekarang.

"...kenapa nunduk?? Bolu kamu enak kok" Kai menatap Taehyun yang masi menghindari matanya.

Kai tersenyum tipis, bukannya tidak tau jika Taehyun sekarang sangat malu. Dia kemudian mengangkat tangannya dan mengusap kepala Taehyun dengan senyum yang merekah.

"Kamu ga perlu malu Taehyun, bolu kamu itu benaran enak" Taehyun yang sejak tadi menunduk kini mulai menoleh menatap Kai mencari letak kebohongan. Kai tidak berbohong, ia memang suka bolu itu.

"Beneran dok?" Kai mengangguk.

"Kalo mau, besok dan seterusnya dibuatin lagi boleh?" Taehyun mengangguk semangat mengiyakan. Tentu saja, membuat bolu tidak lah sesulit itu apalagi untuk dokter Kai yang dipujanya.

Banyak obrolan yang mereka lanjutkan, terutama soal puskesmas yang banyak nyamuknya atau roti kesukaan Kai yang tidak dapat dibayangkan Taehyun seperti apa bentuknya karna memang tidak pernah ia makan.

Pukul 10 orangtua Taehyun dan Ryujin kembali dari pasar malam. Membawa 1 bungkus gulali untuk Taehyun.

"Dokter belum pernah ke pasar malam kan" tanya Taehyun dan dibalas gelengan pelan oleh Kai sebagai jawaban.

"Rabu besok dokter mau ke pasar malam ga? Aku bakal jadi pemandu dokter keliling pasar malam" ujarnya semangat manawarkan.

Tidak perlu berpikir Kai langsung setuju, karna pasar malam adanya dimalam yang pastinya pekerjaan dipuskesmas sudah selesai. Tapi Kai sedikit penasaran, kenapa harus hari Rabu?

"Kalo besok aja memangnya kenapa?"

"Besok pasar malam adanya dikampung sebelah dok, jauh dari sini sejam baru sampe sana" Kai menagangguk mengerti, pasar malam pada dasarnya tidak setiap hari ada. Harinya berpindah-pindaj sesuai dengan desa yang mai ditiju.

"Oke, hari Rabu jam 7 aku jemput ya" Taehyun terperanjat, dia tidak bermaksud untuk dijemput.

"Eh kalo aku kepuskesmas aja dok gimana?" Kai menggeleng, menolak permintaan Taehyun. Dia kemudian berdiri lalu menunduk sedikit menyamakan tingginya dengan Taehyun.

"Pokoknya kamu saya jemput dirumah kamu, oke. Sampai ketemu besok pagi Taehyun" ujar Kai mengusap kepala Taehyun lalu meninggalkan pemuda yang lebih kecil darinya ini menggeliat seperti ulat bulu sendirian didepan teras.

"Heh ngapain? Kaya ulat bulu" Taehyun sontak terdiam saat mendengar Ryujin dan membalasnya dengan cengiran. Ryujin hanya menggeleng lalu mengambil sepatunya untuk dimasukkan kedalam rumah dan menguncinya.

Waktu sudah sangat gelap, tapi senyum mempesona dari dokter Kai tidak terlihat pudar sejak ia beranjak pulang dari rumah Taehyun. Bahkan saat ingin tidur pun dia menertawakan Taehyun karna tingkah lucunya yang kepalang membuat Kai suka.

TBC

halow!! baru sadar loh aku ga update lama bgt. Btw aku ada rencana soal work baru, tentang vampire gitu.
Kai vampire trus Tyunnya manusia biasa yg gasengaja terjebak didunianya Kai.

Kelar cerita yg ini dulu sih baru kerjain yg baru.

i wanna be with u - ningtyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang