-⁰¹-

66 8 0
                                    


Suara riuh para murid terdengar hingga lorong kelas, hampir setengah murid-murid di sekolah berdesak-desakan di kantin untuk mengisi perut mereka. Tak terkecuali untuk cewek berambut panjang ini, dengan segenap tenaga dia berusaha menerobos lautan para murid yang memenuhi kantin.

Walau kakinya harus terinjak, badannya terhimpit, tapi tidak menyurutkan tekad cewek itu untuk segera mendapatkan makanan. Perutnya sudah berbunyi sejak pelajaran Geografi tadi. Yang dia inginkan sekarang hanyalah makan.

Padahal tadi teman-temannya sudah mengingatkan untuk tidak ke kantin karena benar-benar ramai, tapi mana peduli cewek itu. Yang penting dia makan.

"Heh! Bandel banget sih di bilangin!" Tiba-tiba, seseorang menarik pergelangan cewek itu. Membawanya keluar dari kerumunan, cewek itu mendelik. "Lepasin ih! Gue mau beli makanan, laper banget sumpah" wajahnya tampak memelas.

Sungguh, dia benar-benar lapar sekarang.

"Nih, makan aja punya gue" ucap cowok itu sambil memberikan bekalnya pada cewek tadi. Cewek itu nyengir kesenangan, berlari meninggalkan cowok itu menuju ke kelasnya.

"Anjir Yiren! Bilang makasih kek seengaknya!" Teriak cowok itu, berlari menyusul cewek bernama Yiren itu. Kini, Yiren sudah duduk anteng di kursi sambil memakan bekal milik Sunwoo- cowok yang berbaik hati memberikan bekalnya tadi.

"Penampilan lo ancur sumpah habis dari kantin. Kayak orang abis kena tsunami tau gak?" Celetuk Yeji saat melihat penampilan Yiren yang baru balik dari kantin.

Rambutnya kusut, apalagi seragamnya. Ini akibat dempet-dempetan tadi pas di kantin, makanya begini.

"Bodo amat yang penting makan. Btw, makasih Sun udah ngasih makanannya" ucap Yiren. Sunwoo melengos, "baru sekarang lo bilang makasihnya" Yiren tak peduli, memilih untuk meneruskan makannya.

Suasana di kelas XII Social 1 atau yang di kenal juga dengan kelas Rajawali ini sedang ramai karena ulah Haechan, Han, dan Junkyu yang sedang ribut. Entah mempeributkan hal apa, yang jelas itu bukanlah hal yang penting.

"Guys pengumuman sebentar!" Suara teriakan Soobin menggema di seisi kelas. Mereka yang awalnya ribut mendadak diam, apalagi Jinyoung sudah maju kedepan kelas. Ini berarti pertanda serius, ada hal penting yang harus di sampaikan.

"Oke, dengerin gue baik-baik ya? Jangan ada yang ngobrol, Haechan, tahan dulu mulut lo" ucap Jinyoung sebelum menyampaikan informasi. Itu harus diucapkan agar omongannya tidak di sela oleh teman-teman laknatnya ini.

Haechan mencibir, lagi-lagi dia yang kena.

"Jadi kita bakal ada pemilihan ketua OSIS seminggu lagi. Bakalan ada debat antar calon di aula besar, hari senin minggu depan. Jadi gue harap kalian semua bisa hadir, jangan ada yang bolos. Nah, kalau udah selesai debat kalian bakal disuruh vote calon ketua dan wakil OSIS melalui link yang akan di share di grup masing-masing kelas. Inget, pilih sesuai hati kalian. Jangan ikut-ikutan temen. Ada yang mau ditanyakan?" Jinyoung berujar dengan tegasnya di depan.

Biar temen-temennya ini pada nurut.

Hyunjin ngangkat tangannya, "wajib banget ikut? Gue males dengerin orang debat"

"Wajib, wajib, wajib pake banget. Apalagi yang anak-anak MPS, kalian juga harus bantu nyiapin semua buat pemilihan ketua dan wakil OSIS. Jangan sampai gak dateng" jawab Jinyoung. Hyunjin cemberut, membuat Jeno- teman sebangkunya mendelik, jijik banget aslian.

"Udah kan gak ada yang mau ditanyain lagi? Nanti kalau mau tanya-tanya langsung ke gue aja" ucap Jinyoung sebelum menutup acara (?) menginfokan soal kegiatan OSIS tersebut.

"Gak ada Pak Presiden!"

"Oke. Sekarang kalian siap-siap buat pelajaran selanjutnya" ujar Soobin, berjalan kembali ke tempat duduknya. Teman-teman sekelasnya langsung berseru, membuat berisik.

Track No.1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang