Di pagi yang cerah ini, mari kita lihat apa yang tengah di lakukan oleh dua anak kembar sejenis Kelas Rajawali. Suasananya gak begitu berisik, rumah besar itu cukup lenggang-"JENO BURUAN ANJER! INI UDAH JAM BERAPA?!" Teriak Eric dari arah depan, emosi dengan kembarannya itu yang santai minta ampun. Sementara Jeno sendiri asik ngunyah roti bakarnya sambil bantuin sang adik memasukkan buku pelajaran.
Eric mendengus kesal, berlari masuk kedalam rumah kemudian segera menarik tangan Jeno pergi. Gak peduli kalau kembarannya itu kecekek nantinya, yang penting mereka harus segera sampai ke sekolah.
"Ayo cepetan elah! Jangan santai-santai amat dong, kan hari ini mau debat! Lo juga anggota MPS, gimana sih" gerutu Eric sambil menyalakan motornya.
Jeno tertawa melihat wajah kesel kembarannya, "santai aja sih. Debatnya mulai jam 8 ini" emang gapapa sih kalau santai gitu, tapi ya gak gini juga kali. Eric udah membatin gak jelas.
"Pokoknya kalau lo diamuk Jinyoung gue gak ikutan"
Akhirnya mereka pun melajukan motor masing-masing ke sekolah. Gak butuh waktu lama, si kembar itu sudah memarkirkan motornya. Jeno melepas helmnya kemudian menyibakkan rambutnya ke belakang. Membuat beberapa murid perempuan yang lewat memekik tertahan.
Eric mendengus, langsung menarik tangan Jeno menuju ke kelas mereka. Jeno heran deh, ini Eric kenapa jadi suka narik-narik sih?
Setibanya di kelas, baru terlihat beberapa orang yang datang. Tapi cukup banyak juga. Rata-rata sih yang udah dateng anak-anak MPS semua, soalnya kan harus siap-siap dulu.
"Nah ini dia baru dateng! Jen, lo dicariin Aisha tadi. Katanya disuruh ke ruang guru buat ambil speaker sama mic" ucap Lia begitu Jeno menaruh tas-nya di bangku.
Jeno menganggukkan kepalanya, bergegas menuju ke ruang guru. Masih pagi gini mereka udah repot aja, sementara Eric udah asik dengan dunianya sendiri.
"Njun, bantuin gue nata meja yuk di aula. Tapi gue gak tau mejanya di mana" ucap Seungmin sambil menghampiri Renjun yang sibuk menata kertas-kertas.
"Yaudah ayok. Kayaknya di ruang guru deh, nanti kita tanya aja ke guru yang jadi KPU" kedua cowok itu bergegas keluar menuju ke ruang guru. Sekarang kelas benar-benar sepi, Eric jadi takut sendiri.
"Lah, kosong kelasnya" ucap seseorang yang baru masuk. Eric bernafas lega begitu melihat Jihoon dan Haechan masuk. Keduanya langsung menaruh tas, Jihoon pamit duluan gara-gara mau ngurus buat debat juga. Maklum, dia kan calon OSIS yang berbakti.
Ya, kelas jadi kosong lagi.
"Ih anjir kosong amat nih kelas" ucap Karina yang baru dateng. Haechan menyaut, "orang pada sibuk ngurusin debat. Apalah daya kita yang cuma rakyat jelata?" Karina langsung mendelik kearah Haechan, melemparkan pensil yang ada diatas meja. Gak tau punya siapa.
Perlahan anak-anak Kelas Rajawali yang lain mulai berdatangan, tapi banyak yang gak ada soalnya jadi KPU. Sibuk di aula.
"Misi, ada Soobin gak?" Tanya seorang murid perempuan dari kelas sebelah.
"Udah gak ada dari pagi, di aula mungkin" sahut Junkyu. Cewek itu mengangguk, mengucapkan terimakasih kemudian bergegas pergi. Sibuk amat kayaknya.
Tak terasa sekarang sudah pukul 8 lewat 10 menit, seluruh murid SMA Legasva Tamadjaya diarahkan menuju ke aula besar. Tempat pelaksanaan debat antar calon ketos dan waketos SMA Legasva Tamadjaya. Mereka suka kalau kayak gini, jadi nanti bisa kompor-kompor sedikit.
"Kandidatnya siapa aja?" Tanya Han pada Yeji yang kebetulan duduk di sebelahnya.
"Kandidat pertama Yonghee-Sanha, kedua Siyeon-Chani, ketiga anak kelas lo. Giselle sama Shuhua" jawab Yeji yang membuat Han kaget. Woy dua cewek barbar di kelasnya jadi kandidat ketos dan waketos SMA Legasva Tamadjaya! Wah, Han kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Track No.1
Fanfiction"We are forever will be one" Kehidupan remaja mereka jalani. Persahabatan dan cinta merupakan salah satu hal penting yang mereka alami saat kini. Mampukah mereka menahan guncangan badai yang menerjang mereka? Mampukah mereka mempertahankan persahaba...