09.

688 92 10
                                    


Jeno dan Ayunda langsung pulang kerumah ketika mereka sudah merasa tenang dengan diri mereka masing-masing. Sebenarnya cuma Ayunda yang tangisannya sudah surut, Jeno belum, ntahlah susah katanya.

Didalam mobil dalam perjalanan pulang pemuda itu terus menangis, rasa malunya sudah ia hilangkan, ia tak malu wajahnya akan terlihat Jelek ketika menangis.

Banyak yang Jeno tangisi sebenarnya, dari rasa kasihan dan bersalahnya pada Eric dan kak Ayunda yang ia repotkan. Lalu Ayahnya yang masih tak ada kabar membuat Jeno mulai berpikir negatif jika beliau tak akan kembali lagi. Jeno juga merindukan pelukan ibunya.

Mobil Ayunda berhenti dipekarangan rumah mereka,  Jeno menyeka air matanya dan melihat beberapa motor berjajar didepan rumahnya itu, Motor Jaemin ikut terparkir juga disana.

"Rame banget, ada apa kak?" Tanya Jeno seraya melepaskan seatbeltnya, ia ragu untuk masuk dengan wajah cengengnya. Takut jika ada Haechan dan Hyunjin disana karena mereka dipastikan akan terus mengejek Jeno yang menangis dalam satu minggu.

"Mereka itu yang paling ribut ketika kamu ngilang, dari pagi mereka udah ada dikamar Eric. ngerencanain cara buat nemuin keberadaan kamu." Jawab Ayunda.

"Kakak bisa tahu keberadaan kamu juga karena ngedenger si Haechan bilang kalo kamu bisa aja sembunyi dibalik orang yang bisa ngertiin kamu dan kakak keinget Adit. Orang yang menurut kamu paling pengertian ya dia." Tambah kakak sulung dari Jeno dan Eric itu.

Dan ya tepat sekali jawaban Ayunda, ketika pikirannya kacau Jeno selalu menemui Adit karena lelaki itu sangat lembut dan pengertian. Sebagai orang yang lebih dewasa Adit tidak memaksa Jeno harus melakukan hal yang menurut Adit sendiri benar.

Lelaki itu akan mencoba memahami apa yang dirasakan Jeno dan mendukung apa yang ingin dilakukan mantan calon adik iparnya itu yang penting Jeno bisa tenang dan berpikir jernih dulu dan pada akhirnya kan Jeno sendiri yang menemukan pilihannya.

Jika menurutnya Jeno sudah keterlaluan dia baru menegur.

"Tapi kakak kenapa bisa putus dari kak Adit?"

Ayunda tak menghiraukan ucapan adiknya itu dan memilih keluar dari mobilnya, Jeno pun segera turun dan ikut masuk kedalam rumahnya.

Ketika masuk kedalam rumah Jeno bisa mendengarkan teman-temannya yang sedang mengobrol, Jeno mengenali suara-suara itu. Kakaknya langsung masuk kedalam kamar dan Jeno masuk dulu kekamar mandi untuk mencuci wajah sebelum menemui kawan seperjuangannya itu.

Setelahnya ia langsung bergegas pergi ke kamar Eric. pintunya terbuka lebar, suara teman-temannya terdengar sangat  keras. kali ini Jeno merasa deg-degan untuk bertemu si pemilik kamar. Rasanya Jeno ingin memeluknya dan meminta maaf.

Namun ketika telah berdiri diambang pintu yang Jeno lihat hanya teman-temannya. dari setiap sudut kamarnya Jeno tak menemukan keberadaan Eric.

Kamar Eric yang biasanya bersih dan rapih kini menjadi acak-acakan, Haechan dan Hyunjin pasti menjadi pelaku berantakannya ranjang tidur Eric. Karena mereka malah tiduran sambil memainkan handphonenya sedangkan Jaemin, Renjun, Seungmin dan Felix sibuk menatap monitor pc milik Eric.

Mereka tak ada yang menyadari keberadaan Jeno. Sampai akhirnya seseorang dibelakanganya tiba-tiba mendorong kepala Jeno cukup keras sampai ia terhuyung kedepan.

"Dari mana Aja lo!" Seru Sunwoo, iya dia pelaku kekerasaan yang membuat Jeno mengumpat. Jeno otomatis masuk kedalam kamar Eric dan kejadian itu membuat teman-temannya yang lain menoleh. Melihat keberadaan orang yang sudah dua hari menghilang.

"Jeno!" Teriak Felix seraya menghampiri Jeno dan memeluknya dengan singkat. Teman-temannya langsung menghambur mendekati Jeno.

"Kemana aja lo, bangsat! " Haechan berdiri diatas ranjang sembari telunjuknya tertuju pada Jeno.

Melankolia | Eric & JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang