12

872 78 1
                                    

"Kakak tinggal ya." Ucap Ayunda pada kedua adiknya, meskipun berucap begitu ia belum beranjak dari tempatnya. Ayunda memperhatikan wajah tanpa Ekspresi Jeno.

anak itu benar-benar pintar dalam menyembunyikan perasaannya kalau dia sebenarnya tak ingin Ayunda pergi meskipun dikarenakan tugas dari perusahaan tempat kerjanya sedangkan Eric dengan mata yang sudah memerah dan berair dia sekuat tenaga untuk menahan air matanya tak turun.

Eric takut Kakaknya akan pergi lama seperti Ayahnya yang sampai saat ini belum pulang, Ayunda meneratawakan Eric yang akhirnya kalah karena air matanya sudah mengalir kepipi. Perempuan itu memeluk adik keduanya.

"Jangan nangis kakak cuma pergi tiga hari aja. Janji deh kakak bakalan beliin kamu oleh-oleh yang banyak." Ujar Ayunda, melepaskan pelukannya dengan Eric kemudian berlanjut memeluk Jeno, tak kalah eratnya.

"Tolong jaga Eric ya. Selain itu kamu juga harus jaga diri ya jangan sampai telat makan!"

Setelah mendapat anggukan dari Jeno, Ayunda mulai melepaskan pelukannya mengelus rambut kedua adik kesayangannya sembari tersenyum lebar, ia senang sekali mereka sekarang sudah bisa dikatakan cukup akur, sebagai contohnya Jeno yang sekarang sudah mulai memperbaiki hubungannya dengan si kembaran dengan belajar dan makan bersama. Terkadang ia mengajaknya ngobrol diruang tamu meskipun terkadang tak digubris oleh Eric.

Ayunda tak tahu kenapa sekarang Eric yang lebih cuek tapi ia harap Jeno tak akan menyerah. Eric bilang pada Jeno dan teman-temannya untuk tak memberi tahu soal dirinya yang difitnah pada kakaknya karena ia tak mau menambah beban pikiran kakaknya itu.

Ayunda memasuki mobil lalu pergi menuju kota bandung bersama koleganya, meninggalkan Eric dan Jeno yang masih diam ditempatnya. " mau makan sama apa nanti?" Tanya Jeno.

"Apa aja yang enak." Jawab Eric.

Jeno masuk kedalam rumah ia pikir Eric akan mengikutinya tapi ternyata dia berlari menuju rumah Sunwoo yang berhadapan dengan rumahnya ini, Jeno kembali keluar untuk memperhatikan mereka berdua yang tengah menaiki motor milik Sunwoo.

Jeno berjalan mendekati mereka berdua sebelum Sunwoo menancap gas, "mau pada kemana sih?" Tanya Jeno.

"Beli cimol."jawab Sunwoo.

"Jen pinjem uang dulu gue males ngambil uang dikamar, janji deh gue bakal ganti." Ujar Eric sembari mengulurkan tangannya.

Jeno tersenyum tipis dan mengambil uang bernilai dua puluh ribu dari saku celananya, "ini pake aja gak usah diganti tapi gue nitip satu ya."

"Oke!"

Setelah itu mereka pergi dan Jeno juga kembali masuk kerumah untuk memikirkan menu makan siang hari ini.

***

Jarum jam sudah menunjukan pukul satu siang dan Eric juga Sunwoo masih belum pulang padahal mereka berangkat untuk beli cimol dari jam sebelas. Jeno juga dibuat heran, sebenarnya mereka beli cimol dimana.

Jeno sempat menelpon Sunwoo tapi yang angkat ibunya mengatakan jika handphonenya ketinggalan begitu pun dengan Eric. Mungkin mereka main dulu kerumah temannya. Jeno tak mengambil pusing dan ia memilih untuk fokus mengiris daun bawang untuk telur dadarnya.

"Asalamu'alaikum!" Seru Seseorang yang berada didepan rumahnya. Jeno yang mendengarnya cukup kaget dan segera berlari keluar rumah, ia bisa melihat Felix yang terlihat panik berada disana.

"Waalaikum'salam. Ada apa Lix kok panik gitu?"

"Itu adek lo.."

"Eric? Dia kenapa?" Mata Jeno mulai melebar, ikut panik karena takut ada hal buruk yang terjadi pada adiknya itu.

Melankolia | Eric & JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang