01

881 98 4
                                    

Sekarang sudah jam dua belas, bel istirahat berbunyi dengan nyaringnya dan siswa-siswi menyambutnya dengan sumeringah inilah waktu yang mereka tunggu-tunggu. perut Eric juga sudah berbunyi sedari tadi minta diisi.

Teman sekelasnya sudah berhamburan keluar kelas, begitu pun dengan teman sebangkunya si Sunwoo. katanya dia ingin menemui seseorang dari kelas sebelah. Tak tahu apa itu teman cewek atau cowok tapi katanya mau membicarakan hal penting.

Dikelas sekarang hanya ada Eric yang tengah mengerjakan soal matematika yang sebenarnya PR. Mumpung otak Eric tengah encer. Guru matematika yang baru ini sangat pandai dalam mengajari muridnya. Meskipun ada yang lamban dalam memahami pelajarannya, beliau tetap sabar dan mengulangi menjelaskan cara menjawab soal tersebut dengan pelan. Bahkan memberi cara cepatnya. Sehingga semua muridnya bisa menyelesaikan soal tersebut.

Eric tersenyum dengan lebar ketika sudah menyelesaikan dua soal, sebenarnya ia masih belum yakin dengan jawabannya tapi nanti ia bisa meminta Sunwoo- salah satu siswa yang pintar dalam matematika disekolahnya untuk mengecek jawabannya ini.

Eric menutup bukunya seraya membereskan alat tulisnya, samar-samar ia mendengar tawa dari luar kelasnya, ia menoleh dan mendapati anak kelas sebelah sedang berjalan sembari membicarakan sesuatu. sepertinya mereka akan pergi kekantin.

Tadinya Eric ingin ikut bergabung tapi ketika melihat Jeno yang berjalan dibelakang mereka membuat Eric mengurungkan niatnya. Akhir-akhir ini Jeno  memang tengah memusuhi Eric.

Waktu itu Eric pernah ikut bergabung untuk makan dikantin bersama anak-anak dikelas Jeno, mereka bahkan makan dimeja yang sama. Saat itu Jeno telat datang kekantin, melihat Eric berada ditenggah-tengah temannya dia malah berbalik badan. Memilih jajan diluar sekolah.

Tak hanya disekolah tapi dirumah mereka juga, jika dirumah Jeno selalu mendekam dikamarnya, makan pun disana. Ayunda juga sering memaksa Jeno untuk makan bersama tapi kembaran dari Eric itu malah marah-marah.

Eric sungguh membenci perubahan yang ada dikeluarganya sekarang, Eric menyalahkan dirinya sendiri karena ia merasa yang membuat ibunya meninggal adalah dirinya,  jika saja ia tak merengek untuk minta dijemput mungkin ibunya masih hidup, ayahnya masih sering menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga dan Jeno masih selalu menempel pada Eric.

Ibunya meninggal karena kecelekaan ketika akan menjemput Eric yang masih berada disekolah karena ekstrakulikularnya, saat itu sedang hujan deras. Eric terus merengek meminta ibunya untuk segera menjemputnya karena hanya dia sendiri yang masih berada disekolah. Namun yang sampai hanya berita kecelakaan.

Jeno marah habis-habisan pada Eric dan menganggap jika yang membuat ibunya meninggal adalah Eric, dia bahkan tak segan untuk memukul Eric jika dia sudah bersikap manja pada kakak sulungnya, Jeno membenci itu.

Eric selalu dimanjakan oleh ibunya dari kecil dan sampai sekarang sifat itu menempel pada dirinya, rengekan itu membuat ibunya luluh dan memilih untuk menjemput putra bungsunya meskipun badannya tengah tidak fit dan hujan deras. Eric menyadari jika Jeno membencinya dan disatu sisi ia juga merasa pantas untuk dibenci.

"Eric!" Teriakan Sunwoo itu benar-benar mengangetkan Eric yang memang sedari tadi tengah melamun.

"Bisa gak manggilnya nyantuy." Gerutu Eric, ia kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat terhenti yaitu membereskan alat tulisnya.

"Gak bisalah. Aduh Eric ini tuh alasan kenapa gue gak mau ninggalin lo sendirian. Lo tuh akhir-akhir ini suka banget ngelamun, gue khawatir lo bakal kerasukan."

"Heh amit-amit. Ayo kekantin."

Eric sudah berjalan mendahui Sunwoo yang masih berdiam ditempatnya, menatap sendu punggung teman sebangkunya dari kelas sepuluh itu. Sunwoo menyangkan fakta jika Eric sudah tak sebawel dan tak sebergairah dulu. Sekarang dia terlihat seperti mau tak mau dalam menjalani hidup. Mungkin memang karena ibunya yang sudah pergi dari dunia untuk selamanya. Tapi pasti ibunya tak ingin melihat Eric seperti ini kan? Bahkan Tak ingin melihat anak kembarnya tidak akur.

"Sunwoo mau makan gak!? Nanti kalau mie gorengnya kehabisan jangan misuh-misuh dihadapan gue ya!" Teriak Eric yang sudah berada diambang pintu.

"Iya-iya."

**

Melankolia | Eric & JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang