13. (end)

1.1K 85 1
                                    


I could use my eyes to make some friends
But i always wanted to come home to my family. - i'll be your family - Baek Yerin.

.

Jarum jam sudah menunjukan jam sebelas malam, dikediaman sikembar masih terdengar kerusuhan karena Sunwoo yang main dirumahnya. disaat sipemliki rumah tengah bermain PS Sunwoo malah asik nyantai makan keripik kentang sambil nontonin mereka. Sesekali berkomentar soal Eric yang menurutnya terlalu payah dalam bermain game itu.

Kak Ayunda masih belum pulang dari luar kota sehingga Jeno atau Eric selalu meminta teman-temannya untuk menginap. Sudah dua hari rumahnya ramai oleh kehadiran mereka. Namun sepertinya hari ini mereka tak akan menginap karena mungkin tak enak dengan orangtua mereka dirumah.

Rumah Sunwoo bersebrangan dengan rumahnya sikembar jadi anak itu nyantai saja rebahan disofa, kalau menginap pun pasti dijinkan oleh ibunya. Eric juga berpikir jika Sunwoo akan menginap tapi sepertinya tidak jadi.

Pemuda yang memakai hoodie abu itu segera bangkit dari sofa, Eric yang menyadarinya langsung menoleh kebelakang, mendapati Sunwoo yang tengah mengetikan sesuatu dihandphonenya.

"Mau kemana?" Tanya Eric.

"Pulang."

"Ngapain pulang, nginep lagi aja."

"Gue kangen sama Mitsuha. Pengen ngerewatch kimi no nawa."

Eric bahkan Jeno mendelik, Sunwoo yang sudah dalam mode wibu itu buru-buru keluar dari rumah tanpa basa-basi lagi. Sikembar juga tak begitu memperdulikanya dan memilih fokus dengan game yang masih mereka mainkan.

"Ric." Panggil Jeno tanpa menoleh pada adiknya itu.

"Apa?"

"Bikinin Mie dong, gue laper."

"Males ah."

"Kalo gitu berarti lo ngebiarin gue mati kelaparan."

"Sialan."

Eric dengan malasnya bangkit dari duduknya, ia berjalan kedapur sambil ngedumel. Panci yang tengah diisi oleh air itu juga Ia tambahi dengan sumpah serapah untuk kakak keduanya itu.

Selagi menunggu airnya panas Eric melirik Jeno yang tengah rebahan, lelaki itu berdecak, dari pada rebahan gitu bukannya lebih baik membantunya merebus mie atau membuat masakan yang lain. Sumpah deh Eric ingin melempari Jeno dengan sayuran dikulkasnya.

Eric memasukan mie ketika airnya sudah mendidih kemudian kembali menghampiri Jeno, ia juga ikut merebahkan badannya dan menggunakan perut Jeno sebagai bantal kepalanya.

"Ngomong-ngomong, gue udah ngasih tau lo sih, soal Ayah yang nelpon gue?"

Eric berguling, ia tengkurap dengan wajah yang berhadapan dengan Jeno, "belum, emang kapan?"

"Dua hari yang lalu tapi gak keangkat, gue sempet nelpon balik dan sampai sekarang malah gak aktif handphone ayahnya."

"gue jadi khawatir sama Ayah Tapi lagian kenapa sih lo bisa gak ngangkat telpon dari Ayah."

"Ya waktu itu lo lagi manja banget, gue sibuk ngurusin lo yang lagi sakit sampe gak nyentuh handphone."

Serius, setelah siangnya babak belur, malamnya badan Eric panas, dia terkena demam dan manjanya juga jadi keterlaluan. Dia terus minta Jeno buat selalu disisinya, nemenin dia tidur dengan tangannya yang digenggam oleh Eric. Buat ngambil minum aja gak dibolehin yang berakhir Jeno minum digelas yang sama dengan Eric yang sedang sakit itu. Untung saja kan Jenonya gak ketularan.

Jadi Jeno bener-bener gak bisa ngambil handphone yang ada dikamarnya. Dia juga melupakan soal Ayahnya yang menelpon juga sih.

Eric yang merasa malu segera bangkit dan berlari kedapur, mematikan kompor ketika mienya sudah matang, "gue udah rebusin ya soal bumbuin lo aja."

Melankolia | Eric & JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang