10.

764 85 2
                                    

"Sunwoo oper ke gue!" Teriak Eric pada temannya itu.

Namun ntah Sunwoo tak mendengar atau sedang asik main sendiri pemuda itu malah terus menggiring bola sampai menendangnya dan gagal masuk kedalam gawang, melihatnya Eric langsung mengomel.

Dijam pelajaran olahraganya ini, setelah gurunya mengajarkan cara bermain Badminton. Beliau memberikan kebebasan untuk siswanya melakukan kegiata lain, seperti halnya Eric dan teman-temannya yang memilih untuk menghabiskan jam olahraganya dengan bermain sepak bola.

Merasa capek dan sebal dengan kelakuan Sunwoo, Eric langsung keluar dari lapangan dan duduk disalah satu bungku yang berada disisi lapangan. Melihat teman-temannya yang masih bersemangat lari kesana-kemari.

Seungmin yang mengetahui keberadaan Eric langsung menghentikan larinya, dari tempatnya dia menunjuk Eric, "lo ngapain dah duduk disitu? Nanti tim kita Kurang pemain dong!"

"Cape ah!"

"Cih, loyo!"

Seungmin menarik Sanha yang sedang makan cimol untuk  main sepak bola, Eric sendiri malah asik menertawakan temannya itu yang main bola sambil mengunyah cimol.

Tapi Eric jadi pengen cimol juga.

Mata pemuda itu mengitari gerobak penjual makanan yang ada diluar gerbang sekolahnya, mencari pedagang cimol karena yang ia tahu kantin didalam sekolahnya tak menjual cimol.

Namun daripada mendapatkan penjual makanan itu mata Eric malah menangkap seorang gadis yang tengah mengobrol dengan satpam sekolahnya. Setelah mendapatkan barangnya dia kembali masuk kedalam area sekolah, mata Eric terus mengekorinya sampai orang itu menyadarinya dan membalas tatapan Eric sebentar tanpa menghentikan langkahnya untuk masuk kedalam bangunan sekolah.

Bukan, Eric bukannya terpesona dengan kecantikan gadis itu tapi karena kejadian kemarin, setelah ia membeli kertas HVS. Eric lama dijalan bukan sepenuhnya kena macet sih tapi karena kelakuan siswi tadi.

Gadis itu bernama Giselle, dia sekelas dengan Jeno dan kemarin ketika mereka bertemu ditoko alat tulis, Giselle meminta Eric untuk berpura-pura menjadi pacarnya. Gadis itu terus merengek dengan wajah melasnya untuk minta dibantu jadi ya Eric mengiyakan saja.

Giselle memintanya untuk pergi kesuatu Cafe yang tak jauh dari tempat mereka bertemu dan dari sana Eric dipertemukan dengan seorang pemuda seusianya.

"Nih buktinya kalo gue udah punya pacar. Jadi tolong jangan usik kehidupan gue lagi." Ucap Giselle pada lelaki itu namun pandangan orang dihadapan Giselle  itu malah terus tertuju pada Eric  dengan pandangan yang terlihat penuh amarah.

"Lo bener pacaran sama dia?" Tanya lelaki itu pada Eric.

Tentu saja Eric akan menjawabnya sesuai permintaan Giselle, "iya gue pacarnya jadi mulai sekarang jangan ganggu cewek gue lagi. Ngerti lo?"

Lelaki itu tak mengatakan apapun dan hanya menatap Eric dengan tatapan yang semakin terasa menusuk, Eric menarik Giselle keluar dari cafe karena ia juga tak bisa berakting terlalu lama, "gitu doang kan?" Tanya Eric.

"Iya gak papa udah cukup, Thank You banget ya ric."

"Iya, Lo langsung pulang apa gimana nih?"

"Iya."

"Yaudah gue anterin ya. Mantan lo pasti bakal ngerasa aneh kalo kita pulang sendiri-sendiri."

"Bener juga, tapi dia bukan mantan gue. By the way."

Eric tak berani bertanya terlalu jauh soal itu yang penting  ia sudah membantunya dan bahkan mengantarkan gadis itu pulang dengan selamat kerumahnya. Tapi sekarang Giselle malah bertingkah cuek seperti biasa, seolah kemarin tak terjadi apa-apa.

Melankolia | Eric & JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang