Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis, kan? ♡(◍>ᴗ<◍)♡
.
.
.Chap 3 •
__________"Babe, i'm sorry."
Renjun melihat pergelangan tangannya yang ditahan.
"Sebenarnya aku tidak lembur, aku menemani Minjeong untuk mengelilingi Seoul sampai lupa waktu, saat aku teringat dan ingin mengabari, ponselku lowbat."
"Habiskan makananmu, aku akan ke kamar."
"Terimakasih." Jaemin melepaskan genggamannya, membiarkan Renjun pergi ke kamar mereka, tidak ke kamar Naren. Dan fakta lainnya yang belum Jaemin katakan adalah kalau dia sudah mampir untuk makan malam di luar dengan Minjeong, tapi melihat Renjun yang menunggu dia berusaha mencari rongga diperutnya sehingga mengurangi kecurigaan Renjun walaupun ujungnya tetap saja ketahuan.
"Katakan siapa itu Minjeong, kupikir kau masih menetapkan Jisoo Choi sebagai sekretarismu." Renjun ingat betul jika temannya si pemilik eye smile itu masih menjabati kedudukan dalam menggantikan tempat Renjun sebagai sekretaris.
Jaemin baru saja masuk ke kamar dan langsung mendapati Renjun sedang membaca ipad-nya dan melayangkan tuntutan jawaban tanpa memandangi lawan bicaranya. Mengambil posisi di tepi ranjang, niatnya ingin mencoba mengalihkan perhatian dari ipad-nya, tapi masih saja kedatangannya seperti tidak dianggap penting.
"Sedang melihat apa?" Badannya dicondongkan ke arah ipad, tapi Renjun dengan segera menghitamkan layar dan menyimpan dilaci nakas.
"Jangan mengalihkan perhatian, jawab dengan singkat, aku mengantuk," kata Renjun dingin.
"Baik, Minjeong itu yang akan mengasuh Naren dan baru saja datang dari Singapura, jadi kupikir akan menemaninya berkeliling sejenak."
"Kupikir pengasuh tidak mendapatkan perilakuan se-special itu." Renjun menekankan dua kata terakhir. Mungkin yang dikatakan Jaemin benar mengenai Minjeong yang dikatakan adalah tangan kanan, tapi kenapa seolah-olah tidak seperti itu? Renjun dapat mengetahui ada sebuah hubungan lebih dari sekadar bawahan dan atasannya.
"Minjeong adalah yatim piatu yang tinggal di panti asuhan, saat usia tujuh tahun Eomma mengangkat menjadi anak angkat karena menginginkan anak perempuan. Jadi kita memang sudah begitu dekat sampai Minjeong memutuskan untuk melanjutkan studi di Singapura. Tahun ini dia sudah menyelesaikannya dan kupikir selama dia belum menemukan pekerjaan yang cocok bisa hitung-hitung membantumu."
Renjun malah menguap membuat Jaemin sedikit tersinggung.
"Kau tidak mendengarkanku?"
"Tentu saja aku dengar karena punya telinga."
"Aku berusaha menjelaskan tapi kau tetap menganggapnya sebuah omong kosong?"
Alis Renjun menyatu. "Siapa bilang?"
"Gelagatmu menjelaskan segalanya."
"Kalau ingin menjadikan si Minjeong menjadi babysister sementara untuk Naren, aku jujur merasa antara ya dan tidak. Aku merasa mulai bisa menangani Naren sendiri, jadi karena kau memberikan tawaran boleh saja kan aku coba?"
"Bukannya seakan-akan menjadikannya sebuah percobaan?"
"Na, kau sendiri yang bilang dia akan membantu sebelum mendapatkan pekerjaan, bukan?" Jaemin tidak menjawab. "Otomatis itu termasuk percobaan bagi dia sendiri, lalu dimana letak kesalahanku?"
"Jadi kau terima atau tidak?"
"Aku akan coba, kau tahu aku sulit menerima orang baru meskipun bagimu itu adalah orang lama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Sub (2) [JaemRen]
Fanfiction[Follow me before read] "Whatever Your Reason, You're Still Mine." . . . Little Mature! Bxb book, jangan salah lapaak! ©VLNurulimams Started : 21 Mei '22 Finished : Highest Rank : 7 in #huang [17 Nov '22] 5 in #jamren [4 Jul '23]