8┆SECOND CHANCE

748 120 14
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis, kan? ♡(◍>ᴗ<◍)♡

.
.
.

Chap 8 •
___________

“Dia pikir dia siapa beraninya melawanku? Jelas sekali kalau dari awal dia bukanlah lawan yang setara denganku.” Seseorang menggeram saat mengetahui segala yang telah direncanakan oleh lawannya sekaligus yang selama ini dia anggap teman ternyata hanyala bualan manis sehingga masih menjalin hubungan.

Menatap seluruh layar monitor yang memenuhi meja dengan banyak kamera yang mengarah kebanyak ruangan, bukan kamera pengintai biasa yang akan bisa dilihat dari mata polos karena disimpan dalam mode yang sudah diperbarui sampai tingkat tertinggi sehingga tanpa alat deteksi yang mumpuni, orang yang paham teknologi sekalipun tidak akan mudah melacaknya.

“Padahal sudah kuberi banyak kesempatan, dia juga tidak tahu kata menyerah, ya?” Tangannya meraih segelas minuman bening yang sejak tadi belum tersentuh sedikitpun. Lehernya mengeluarkan suara “krek” saat ditelengkan ke kanan maupun kiri kemudian berlanjut pada pergelangan tangan yang sama bunyinya.

Menutup mulut yang tiba-tiba menguap mengikuti orang yang sejak tadi dia intai. Memang sejak awal dia bekerja di luar kerjanya itu hanyalah kedok belaka untuk selalu mengawasi siapapun yang diyakini sebagai musuh, atau mungkin tidak? Dia hanya ingin mengawasi supaya hal diluar ekspetasi nantinya malah mengancam dirinya sendiri.

“Aku siapa?” tanyanya pada orang diseberang sana yang barusan membuat telphonnya bergetar.

“You are mine.”

“Hah lucu. We’re just friend dude.”

“Yeah, itu kan hanya sebagai kunci supaya kau tidak mematikan telphon.”

Deheman pelan sebagai balasan.

“Sepertinya jangan terlalu buru-buru, setidaknya kau harus pura-pura tidak tahu sehingga orang yang melihatmu adalah orang yang lemah.”

“Memang kan? Nyatanya aku hanya masuk urutan tiga besar bukan pusatnya.”

“Dasar orang tidak bersyukur, teruslah berakting, itu akan membuat lawanmu puas, untuk sementara haha.”

“Ide bagus, namun sayang sekali aku sudah terlanjur—”

“Terserah, aku ingin gadis itu—ah tidak lagi. Kau menyebalkan.”

“Darimana kau tahu?” tanyanya penuh penasaran, dia tentu ingat kalau kejadian malam itu hanya dirinya dan gadis itu yang tahu. Lokasi yang merekam kejadian bisu tersebut tidak masuk ke dalam maps.

“Kita sama-sama mempunyai banyak mata. Termasuk gadis itu milikku. Jangan sampai kau menyentuhnya lagi!”

“Berisik, carilah pria jangan gadis itu.”

“Mengaca sana!”

“HEH!”

Bentakanya tidak sampai karena panggilan sudah terputus terlebih dahulu. “Aku hanya tidak tahu kalau sedikit membumbui kedataran masa cinta itu menyenangkan. Boleh aku melakukannya lagi?”







───‹‹─Bad Sub─››───




Selama perjalanan pulang, Renjun hanya terdiam sambil memandangi kota yang terguyur hujan deras tanpa henti semenjak berlarian masuk ke mobil bersama suaminya yang menutupi kepalanya dengan jas. Romantis sekali kalau orang lain melihat, namun Renjun tidak memikirkan poin itu. Dia mungkin akan menarik kembali surat yang pernah diberikan daripada menyesal dikemudian hari, ‘kan?

Bad Sub (2) [JaemRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang