12┆STILL SMALL HE SAID

905 92 8
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis, kan? ♡(◍>ᴗ<◍)♡

.
.
.

Chap 12 •
__________

“Aku tidak ingin bekerja.”

Renjun yang sedang merapikan seprai langsung menoleh kearah suaminya yang baru saja keluar hanya menggunakan bathrobe dan surai yang masih basah dibiarkan menetes begitu saja tanpa pertahanan handuk kecil.

“Kau tidak enak badan?” tanya Renjun khawatir, dia langsung memeriksa suhu tubuh suaminya, bisa saja kan Jaemin terkena demam karena terguyur air keran kemarin. Dengan telaten merasakan suhu badan apakah hangat atau mungkin panas, jangan sampai. Dia jarang sekali mengetahui Jaemin jatuh sakit, sekalinya terjadi, itu tidak akan menjadi kabar baik untuk waktu yang singkat.

Jaemin terdiam, membiarkan Renjun menempelkan punggung tangan kecil itu pada dahinya kemudian beralih kelehernya. Sampai kening pria manis itu mengerut dan menarik tangannya kembali.

“Lakukan lagi.”

“Kau berbohong, ya?” Renjun bertanya ketus, dia melanjutkan merapikan seprai dan menyiapkan baju kerja suaminya yang malah duduk diujung kasur.

“Ya, jangan lakukan itu, seprainya nanti bisa basah, aku baru saja menggantinya.”

“Iya tahu, itu juga karena ulahku.”

Renjun mencibir, padahal tahu, tetapi kenapa masih ingin dibasahi lagi.  Karena sebal dia asal memilih setelan kemeja dan dasi lalu menyodorkan tepat di depan wajah Jaemin. “Nih, cepat pakai, jangan lupa jemur bathrobe-nya.” Dia keluar dengan memberikan tatapan mata melalui kedua jemarinya, telunjuk dan tengah, seakan-kan mengancam Jaemin jika tidak segera melakukan suruhannya akan terkena.

“Khek!” Renjun berlaga seperti memotong leher membuat Jaemin mendelik.

“Sayang, jangan seperti it—”

BUAK!

“—aduh!”

Jaemin memegangi hidung mancungnya yang mungkin akan berubah menjadi ke dalam karena terantuk pintu kayu dengan keras. Dia mengusap penuh hati-hati karena terasa nyerinya bukan main. Sedangkan Renjun yang berada di luar kamar tertawa kecil. Kalau dia masih bertahan di dalam, bisa-bisa dia akan termakan rayuan Jaemin yang pasti mengandalkan aegyo-nya. Renjun kan tidak tahan, iya tidak tahan karena tangannya akan segera melayang.

Seperti pernikahan mereka sudah masuk dimasa dimana Renjun tidak akan mudah lagi terpancing dengan tipu daya dari suaminya itu. Mengingat kejadian kemarin dia menjadi sebal sendiri karena Jaemin hanya terbangun dengan cengiran tanpa dosa karena merasa lehernya keram menunduk terus.

“Pagi Baba!” Naren berlarian kecil dari kamarnya, sepertinya dia belum mandi karena masih memakai piyama dan surainya berantakan, jangan lupakan wajah bantalnya.

Renjun terkekeh dan mensejajarkan tubuhnya. “Pagi anak Baba, kenapa belum mandi, hm? Dimana Aunty?”

Naren memberikan senyum pepsodent. “Tidat ada di tamarnya dan Naren tudah cari dimana-mana tetap tidat ada.”

“Benarkah? Tapi sudah ada yang memasak?”

“Um, Bibi Joo tudah mematat!”

Dibalas anggukan pelan. “Baba akan menyiapkan air hangat, Naren tunggu ya, atau bisa periksa Appa apakah sudah memakai pakaian kerja belum.”

“Otay!” Naren berlari masuk ke dalam kamar orantuanya dan suara menggelegar langsung terdengar diindera pendengaran Renjun. “APPA AYO PATAI BAJU TERJA!”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Sub (2) [JaemRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang