cuddle?¿?

582 45 17
                                    

Maap author suka php bkl up ygy :v


















~Daily Haitani Brother~

"Bang lu mau ngajakin gue kemana?" Tanya si bungsu dari jok belakang motor, ran memejamkan matanya sejenak, ia menghirup udara lalu melirik arlojinya, ia menancap gas, rambutnya yang terurai terbang menerpa pipi mulus si bungsu.

"Kemana aja rin asal lu ngelupain cwe itu" ujar ran dengan senyuman yang mengambang di bibirnya. rindou ikut tersenyum walau sangat tipis, ran melirik wajah adeknya dari kaca spion. Mata yang tadinya membengkak sekarang menjadi sayu dan lembut. Rindou melingkarkan tangannya ke pinggang ran lalu bersandar di punggung ramping milik sang kakak.

"Beruntung gue punya kakak kek lo" ujar rindou di balas kekehan kecil dari ran.

"Alay lo, lain kali klo di putusin cwe ngga usah galau galau ah, masi banyak cwe lain noh"

"Udah kelanjur syang gue bang"

"Sayang sayang nyinyi, sakit hati ntar nangesss"
"Cari cwe lain aja nyo,"

"Gue bukan buaya kek lu bang"

"Emak lo buaya! Enak aja ngatain gue buaya"

"Emak gue emak lo juga bang, jadi buaya donk kita"

"Engga, lu reptil"

"Garing joke bapak bapak"

"Authornya yang garing goblouck"

ya gay ya

***

Sudah sejam mereka di luar, kini rindou tengah tertidur di punggung kakaknya, ran menyetir kembali kearah rumah mereka. Suasanya malam hari sudah mulai sepi penghuni, lampu lampu rumah di pinggir jalan telah mati memperlihatkan betapa gelapmya malam itu. Langit yang biasanya di hiasi bintang kini menjadi kosong tanpa satupun cahaya dari langit. Sepertinya sebentar lagi akan hujan. Ran menancap gasnya cepat, tidak ingin mereka kehujanan nanti.

20 menit telah berlalu, pada akhirnya ran telah sampai di depan rumah mereka. Ran menepuk punggung tangan rindou agar bangun dan berpindah ke kamarnya untuk tidur.

"Rin, bangun dah nyampe rumah" ujar ran sambil mengelus gemeshh punggung tangan rindou yang melingkar di pinggangnya.

Tidak ada respon dari rindou. Ran menghela nafas sambil melirik kaca spion. Ya adeknya kini tertidur pulas hingga ilernya mengotori punggung ran

"Gilak jijik banget gue anjir" batin ran sambil berpikir cara ngebangunin bayi gede ini gimana

"Rindou anjing bangun goblok" ran memukul pipi rindou dengan menggunakan sedikit tenaga, sontak rindou terbangun dengan eskpresi kaget. Ran tertawa terbahak bahak melihat wajah berantakan adeknya.

Iler masi nempel di pipinya, kaca mata yang miring, rambut yang acak acakan trus di tambah ekspresi kagetnya.

BUGH!!

Satu tinjuan meluncur mengenai rahang ran, ran memegangi rahangnya sambil meringis sakit. Ia kemudian terkekeh kecil. Ya dia tidak marah, lagian salah dia juga membangunkan macan yang sedang tertidur pulas di punggungnya.

"Dah ah yok masuk" dengan santainya ran membuka pintu lalu masuk ke rumah di ikuti rindou yang masih kesal dengan kakaknya.

"Ngeselin lu bang"

"Lop yu tu nyinyo"

***

Ran tengah mengenakan piamanya, ia mengambil odol dan sikat gigi, lalu menyikat giginya. Setelahnya ia menyisir rambut panjangnya sambil bernyanyi lingsir wengi.

Sekarang jam menunjukkan pukul 00.02 malam, ran berjalan kearah kasurnya, ia berbaring sambil menarik selimut bersiap untuk tidur tidak berselang lama akhirnya mata si sulung sudah tertutup rapat.

Begitupun di kamar rindou, sang pemilik kamar telah tertidur pulas, ia tidak ingin memikirkan hari esok.

Tidak berlangsung lama, suara gledek berbunyi keras, membangunkan si haitani bungsu. Hujan yang di awalnya rintik menjadi deras. Tentu saja rindou membenci hujan. Ia terduduk di kasurnya sambil mencari letak kacamatanya.

Rindou beranjak dari kasurnya, ia berjalan keluar dari kamar, ia melangkahkan kakinya ke arah kamar ran, rindou membuka kenop pintu itu. Tapi ran mengunci pintunya. Sial, suara gemuru dari berbagai arah masuk di gendang telinga rindou. Ia bergidik ngeri dan takut.

"Ran?!! Rann buka pintunya!!" Teriak rindou dari depan kamar ran.

Alis rindou berkerut, ia tidak mendapat satu pun respon dari kakaknya. Rindou duduk di depan kamar ran sambil meratapi sekitaran ruangan itu. Lampubya remang remang, tidak ada orang. Hanya ada dirinya dan ran di balik ruangan kamarnya.

Seketika rindou merasa merinding, kembali ia meneriaki nama kakaknya saking takutnya.

"Ran!! Haitani Ran!!" Rindou menggedor gedor pintu itu meminta untuk di persilahkan masuk. Tapi nihil, tidak ada jawaban dari ran.

"BANGG!! BANG RAN NYINYO TAKUT!!!" teriaknya lagi. Keringat dingin membasahi sekujur tubuh milik rindou, rambutnya yang acak acakan, di tambah wajah panik ketakutan terpampang jelas di wajahnya.

Cklek!

Pintu terbuka!, menampilkan sosok pria tinggi dengan surai panjangnya. Ia mengucek matanya sambil melihat ke arah orang yang menggedor pintu kamarnya. Spontan rindou memeluk tubuh abangnya takut, ran heran, ada apa dengan adiknya?. Ran melirik ke luar jendela. Sekarang dia paham, di luar sedang hujan petir dan rindou takut hujan petir. Ran menepuk punggung rindou guna menenangkanya.

Mereka berjalan kearah kasur lalu berbaring, ran tersenyum, ia mencubit pipi adiknya gemes sambil menarik pinggang rindou agar dia bisa memeluk adeknya

"Dah ah, gtu aja takut, dah dah tidur, gue ada disini kok, ngga usah takut" rindou mengangguk paham, ia membalas pelukan kakaknya.

Rindou memejamkan matanya, ran melirik kearah adeknya, ia mengelus surai rindou lembut lalu ikut menyusul adeknya ke alam mimpi.










































































"Bang gue ga mau kehilangan lu"










































































"Wkwk tidur gih, bsok senin"




































































"Kampret tenan mtk gue blm kelar"


















































//author mengilang

Gue dan Abang gue ||DAILY HAITANI BROTHER|| by : #gabeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang