• Chapter 15

661 144 76
                                    

Disclaimer Masashi Kishimoto

Boy Attitude

Story by X_Raid

...

"Kau sudah pulang?"

Suara familiar seorang wanita menyapa gendang telinganya. Pun Naruto menghentikan langkah dan menoleh kearah dua wanita yang duduk disofa ruang tamu. Senyum diwajahnya lekas mengembang ramah.

"Iya, baru saja." jawab Naruto, "selamat sore." sapanya seraya membungkuk singkat.

"Selamat sore. Sudah lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?"

Naruto mengalihkan tatapannya kepada wanita bersurai hitam yang duduk didepan ibunya, kembali menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman, "baik, bagaimana dengan anda?" ucapnya balik bertanya.

"Aku baik. Sebenarnya aku sedikit tidak enak menanyakan ini padamu. Tapi aku benar-benar mengkhawatirkan Sasuke, apa kalian berteman baik? bagaimana dia disekolah?"

Mendengarnya membuat Naruto lagi-lagi mengembangkan senyum diwajahnya, "tidak ada yang perlu anda khawatirkan, kami berteman akrab."

"Begitukah?"

"Kau tidak perlu khawatir Mikoto-san."

"Bagaimana aku tidak khawatir Mei-san, Sasuke tidak membalas sapaanku akhir-akhir ini, aku pikir ada masalah disekolah" jawab Mikoto cepat sembari menoleh kearah teman dekatnya.

"Mungkin dia hanya lelah. Setelah uts, sekolah langsung mengadakan fertival olahraga." ungkap Naruto berusaha memberi pengertian.

"Kau dengar 'kan Mikoto-san." timpal Mei menyetujui.

Pun akhirnya Mikoto menghela nafas lega. Wanita itu bahkan mengucapkan terima kasih, padahal apa yang Naruto katakan bukanlah hal besar yang patut di'terimakasihi.

Setelahnya Naruto pamit dan segera melarikan kakinya kekamar. Senyum diwajah Naruto seketika memudar begitu ia berbalik. Pun sesampainya didalam kamar, ia langsung melempar tasnya asal dan mendial kontak diponselnya.

"Harus berapakali aku menegurmu, jangan abaikan ibumu." todong Naruto geram sesaat setelah panggilan tersambung.

"....dia kerumahmu?"

"Menurutmu?"

Tidak ada sahutan, pun nada panggilan terputus mengalun setelahnya. Membuat Naruto menghela nafas jengah dan melempar ponselnya keatas ranjang.

Naruto lelah, sangat lelah malah. Kalimat yang dia ucapkan beberapa saat yang lalu kepada Mikoto bukanlah ucapan untuk menenangkan wanita itu, tapi keluhan dari dirinya sendiri. Bagaimana Naruto tidak lelah, saat kepalanya pening memikirkan Matsuri, sesampainya dirumah ia malah menghadapi masalah keluarga sahabatnya.

Surai pirangnya ia acak asal, membiarkan air dingin mengguyur kepalanya yang seperti mau meledak.

Permainannya selama pertandingan final voli kacau dan berakhir membuat tim kelasnya kalah. Naruto benar-benar tidak bisa berkonsentrasi, pikirannya sepenuhnya diambil alih oleh Matsuri.

Boy AttitudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang