• Chapter 01

2.5K 250 22
                                    

Disclaimer Masashi Kishimoto

Boy Attitude

Story by X_Raid

...

Tepuk tangan bergemuruh meramaikan suasana didalam ruangan. Seluruh tatapan tertuju kedepan, menatap panggung gym dimana para guru dan kepala sekolah berada. Tapi bukan itu hal menarik yang menjadi perhatian, melainkan pemuda bersurai pirang yang baru saja menjejakkan kakinya dipanggung.

Murid dengan nilai terbaik dalam ujian masuk yang memiliki nilai diatas rata-rata yang terlampau sempurna. Upacara penyambutan murid baru hari itu benar-benar menjadi panggung paling terang untuk pemuda itu.

Namanya disebutkan, pujian diutarakan, kekaguman mengelilinginya. Dari sudut sekolah hingga ke ujung, nama serta kejeniusannya masih menjadi hal paling menarik untuk dibicarakan.

Dengan senyum yang selalu menyertai langkahnya, sikap sopan, perhatian yang dia berikan kepada orang-orang yang bergaul dengannya, serta kharisma yang dia miliki membuatnya menjadi orang yang paling mencolok.

Tiada hari tanpa eluan kekaguman pada namanya. Setiap hari, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap saat. Jika diibaratkan sebuah cerita fiksi, mungkin dia adalah pemeran utamanya. Lalu Hinata--- entahlah, dia hanya satu dari sekian banyaknya orang yang iri sekaligus kagum kepada orang itu.

Sejak awal Hinata tahu, dunia yang dia masuki saat menapakkan kaki di sekolah menengah atas terbaik di prefektur sangatlah berbeda. Dulu, Hinata bisa dengan bangga menyambut gelar juara paralel yang ditujukan kepada dirinya. Tapi sekarang jangankan paralel, berbagi kelas dengan murid paling jenius membuatnya tercekik saat berusaha menyelipkan nama diantara juara kelas.

Pada ujian semester pertama, Hinata belajar mati-matian dan berakhir mendapat peringkat ketiga dikelas. Peringkat pertama serta juara paralel ? tentu saja didapat dengan mudah oleh orang itu.

Hinata menghela nafas menatap raport hasil belajarnya sesaat sebelum memasukkan benda itu kedalam tasnya. Hinata kemudian lanjut mengambil baju olahraga serta beberapa buku yang lupa dia bawa pulang diloker belakang kelas.

Saat akan menutup lokernya, pemilik loker disebelah kirinya ikut membuka loker. Awalnya Hinata tidak peduli, tapi ketika namanya disebutkan mau tidak mau Hinata menoleh.

"Semester pertama yang menyenangkan, aku harap kita bisa bersaing lebih sengit lagi disemester kedua Hyuga-san." ucapnya tanpa menoleh, masih sibuk mengambil barang dari dalam loker.

Hinata mengerjab beberapa kali, jujur saja dia bingung. Sebenarnya bukan hal mengejutkan jika lelaki itu mengajaknya bicara, toh mereka satu kelas. Tapi sebelumnya jangankan bertegur sapa, Hinata terang-terangan menghindari orang disampingnya. Tentu saja hal yang membuatnya bersikap demikian adalah persaingan.

"O-oh.. hm." sahut Hinata sembari menutup pintu lokernya.

Pemuda itu menoleh dan melemparkan senyum ramah, "aku duluan." ujarnya kemudian berbalik pergi.

Hinata mengangguk kaku lalu buru-buru kembali ketempat duduknya dan memasukkan barang yang dia ambil kedalam tas. Mengabaikan tatapan penasaran yang dilayangkan oleh gadis yang duduk didepannya.

"Kalian bicara ?"

Pertanyaan itu membuat Hinata menghentikan pergerakannya, menatap gadis bersurai merah muda didepannya yang menampilkan wajah terkejut. Hinata cepat menggeleng, mengenyahkan apa yang dipikirkan sahabatnya.

"Tidak seperti yang kau pikirkan, dia hanya menyapaku."

"Yahh.. tidak heran dia menyapamu, dari banyaknya orang yang berada disekitarnya mungkin hanya kau yang tidak bergaul dengannya."

Boy AttitudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang