Bab 11 ♛ Morning, My Sunshine

56 12 3
                                    

Kasih untuk ibu sepanjang masa Kasih untuk mu semoga tahan lamaBeauty and the Poor.


Pandang dari jarak jauh, tidak ada respon? Mari kita pandang dari jarak dekat.

Pandang…lebih dekat, sedikit lebih dekat lagi.

“Ngapain?” Elno mendorong dahi Kesya menggunakan telunjuk.

“Kau tidak tahu apa yang terjadi tadi, Bapak Elno Sarega?” tanya Kesya dengan muka garang.

“Apa?”

Asem, kecut, kemecer…sabar….

Kesya duduk di kursi sambil bersedekap melihat Elno menyalakan Tv, “besok lo pasti dipanggil ke BK, karena gak ikutan pelajaran tadi.”

“Gak papa, sekali ini aja,” jawab Elno kalem.

Sebenarnya juga khawatir, dilubuk hatinya ia sangat menyesal…kenapa tadi membolos seharian karena urusan hati doang? Memiliki dia yang dipikirkan saja belum.

Kesya mencimiti pisang rebus yang disediakan Sarah di meja, ia berpikir. Percuma kalau sudah tinggal satu rumah tapi malah terjebak family zone, tidak ada kemajuan sama sekali. Padahal targetnya adalah satu bulan, kalau sampai satu bulan mereka masih begini saja, berarti memang Elno bukan jodohnya.

“Woy.” Kesya berkedip ketika merasakan angin menerpa wajahnya, ah…rupanya Elno tengah meniup pelan mukanya. Kesya merasa pipinya jadi panas.

“Kenapa?” tanyanya sambil mengalihkan pandangan.

“Lo gak belajar?” tanya Elno.

“Tadi udah, kok,” balas Kesya.

Sebelum jam Tujuh dia sudah mengerjakan PR Bahasa Inggris. Lagian belajar secukupnya aja, gak perlu lama-lama, nanti otak ngebul.

“Lo mikir apa barusan?” tanya Elno penasaran mengapa gadis itu melamun.

“Gue khawatir, Bego! Gue sama Reyn di sekolah cariin lo. Kata anak lain, mereka liat lo disamperin Revan. Lo gak diapa-apain dia, ‘kan?”

Elno fokus menonton acara Tv yang merangkum kejadian di seluruh dunia. “Kami... cuman ngobrol,” jawabnya lama.

“Ngobrol apa? Emang kalian gak gelud?”

“Emang kita harus kelahi karena apa?”

Kesya jadi salah tingkah lagi, sebelum menjawab dia menaikkan anak rambut ke atas telinga. “Rebutin gue mungkin, hehehe. Kayak di sinetron, gitu.”

Elno tersenyum tipis. “Kalo kami suka cewek yang sama, cukup deketin ceweknya aja. siapa cepat dia dapat, berantem adu kekuatan sama aja habisin waktu, malah nambah citra jelek di mata cewek itu.”

“Tapi, biasanya cewek suka yang adu kekuatan buat rebutin dia. Keren aja liatnya,” balas Kesya sambil cengengesan.

“Oh, lo suka yang gitu-gitu? Tipe lo badboy?” tanya Elno. Memusatkan perhatian kepada Kesya.

Kesya menggeleng, “i-itu yang gue baca dinovel, sih. Si cowok pemeran utama gelud buat singkirin saingannya.” Jelasnya lirih.

Elno tertawa, tawa yang membuat Kesya khilaf ingin merekamnya, kemudian memeluk si punya tawa itu, hm… dasar otak kotor.

“Gue anak beasiswa mana mungkin aneh-aneh di sekolah, lo mau gue diskors sama dikasih surat peringatan karena berkelakuan buruk?”

Memang jawaban Elno tidak sesuai ekspektasi yang Kesya inginkan, apa boleh buat. Hah, lupakan saja.

“Ibu kemana?” tanya Kesya.

Biasanya wanita itu akan ikut ngobrol bersama mereka sambil menonton Tv.

Beauty and The PoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang