Hewwow♛welcome to Part 16, aku harap kalian menikmati. Sebelum baca aku harap kalian tekan bintang, habis itu komen💌
Follow me: WP(namecodes) IG (xxcodesname)
Happy reading and thank you!
----------------------------------------100% tembakanmu akan meleset Jika kamu tidak pernah menembak sama sekali. – Wayne Gretzky.
Olimpiade masih bulan depan, tetapi belajarnya harus dia gencarkan mulai dari sekarang. Dan untuk mendukung Elno, Sarah dengan tegas melarang cowok itu berjualan agar bisa fokus belajar.
Mendengar larangan itu, cewek yang ingin belajar susah tentu dengan antusias mendaftarkan diri menggantikan Elno berjualan. Namun, langsung saja Elno dan Sarah tidak setuju, ibarat anak TK tidak mau diantarkan ke sekolah, sama halnya dengan Kesya.
“Padahal tinggal keliling, jual, aku terima uangnya, beres.” Kesya masih cemberut.
“Nggak,” balas Elno, masih fokus dengan makan malamnya sebelum bekerja.
Sarah menuangkan air ke gelas dua orang itu, “bahaya, Kes. Kami gak mau kamu kenapa-napa dijalan.”
Pada akhirnya Kesya kalah berdebat dengan mereka.
Sedangkan ditempat lain, terdapat Reyn yang tengah menjadi obat nyamuk oleh pasangan fenomenal di SMA Mahkota.
“Pijitin,” suruh Revan.
Menyodorkan lengannya supaya dipijat oleh Puput.
Reyn mendengkus, “jangan mau, Put. Main doang sama anak-anak aja langsung capek, cemen banget jadi laki.”
Pacar Puput itu tersenyum. “Terserah gue, badan-badan gue kenapa lo yang sewot?”
“Tapi badan lo bikin orang susah.” Reyn kemudian menatap Puput prihatin. “Putusin dia, gue takut lo cuman dijadiin babu sama dia.”
Hatinya semakin dongkol tatkala Revan menendang kakinya.
“Dulu gue mikirnya lo suka sepupu gue.” Reyn menyipitkan mata.
“Jomblo sirik mulu,” komen Revan.
“Harusnya tadi lo gak usah ikut, diem aja di rumah nonton drama.” Balasnya berusaha melupakan pernyataan akhir Reyn yang memang fakta.
SMA Mahkota yang muridnya terkenal sombong masih memiliki murid yang kebanyakan dermawan juga. Mereka akhirnya membentuk Komunitas Perduli Sesama, targetnya adalah panti asusan setempat, anak jalanan, anak beasiswa, dan lain-lain. Kali ini mereka sepakat berkunjung ke panti asuhan yang ditinggali Puput atas saran salah satu anggota komunitas, yaitu Revan.
Awalnya Puput juga kaget, Revan yang terkenal sebagai pembully nyatanya punya rasa keperdulian.
“Gue juga masih manusia yang punya hati,” jawab Revan kala itu saat ditanya mengapa bergabung komunitas ini.
Sekarang Revan merasa sangat risih ditatap intens oleh Reyn.
“Suka sama gue lo?” tanyanya seraya menendang lagi kaki Reyn yang berada di seberangnya, mereka duduk berhadapan dipisahkan meja.
“Lo kenapa berubah?” tanya Reyn, memanfaatkan waktu saat Puput dipanggil ibu panti untuk menyajikan cemilan kepada anggota komunitas lainnya.
“Hm, maksud?” Reyn menghela napas panjang. “Setau gue, teman kecil Kesya sama gue dulu anaknya baik banget, gak suka jelekin apalagi bully orang susah,” terangnya. Ia tersenyum ketika badan Revan menegang.
“Emangnya orang gak boleh berubah?” Revan bertanya balik.
“Kalo berubah ke jalur setan, ya gak boleh, goblok.” Emosi Reyn. “Pakailah akal sehatmu, wahai anak muda.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty and The Poor
Fiksi Remaja"Gimana kalo lo training gue jadi orang susah?" Kesya menuangkan idenya yang absurd. "Sinting, lo?" Elno seorang cowok miskin, hari-harinya tidak jauh dari kata bekerja, sekolah pun ia mendapat beasiswa atas kepintarannya. Hingga suatu hari dirinya...