Alasan kedua, karena Biru itu jayus abis.
Ah, untuk alasan yang satu ini Arsya memiliki satu cerita yang menurutnya lucu tapi aneh. Kala itu, Biru harus keluar kota karena kegiatan studi banding.
Pukul sepuluh malam, ketika Arsya baru saja menyelesaikan tugasnya, ponselnya berdenting menunjukkan notif pesan dari kak pacar kesayangannya.
Kak Biyu
Bosen banget disini, gak bisa lihat ayank
Idiiih, alay banget si bapak
Iya.. gak ada kamu disini, jadi gak ada yang bisa aku peluk
Sedih,,,, gx bisa peluk ayank,,, :((GUOMBALLL!!
Mau call gak?Menunggu balasan Biru beberapa saat, tiba-tiba layar ponsel Arsya menampilkan ID Caller 'Kak Biyu'. Arsya langsung memposisikan dirinya, duduk bersandar di kepala kasur.
"Halo, selamat malam. Ada yang bisa saya banting?"
Terdengar kekehan dari seberang sana, ketika Arsya memulai sambungan dengan kalimat tak jelas itu.
"Gak ada, Mas. Soalnya, saya udah dibanting rasa kangen saya ke pacar saya yang manis itu. Tau gak, Mas?"
Oh, rupanya Biru mau mengikuti alur permainan Arsya, "Waduh, kurang tau saya. Kalau boleh tau yang mana tuh, Mas?"
"Itu loh, yang lebih manis dari gula. Saya rasa sekarang saya kena diabetes saking manisnya pacar saya, Mas."
Biru memang berdiri di barisan pertama ketika pembagian stok gombal waktu itu. Ia selalu berhasil membuat Arsya memerah hanya karena gombalan jayusnya. Jujur, Arsya tak pernah berpikir bahwa godaan receh Biru bisa membuat hatinya berantakan bagai diterpa angin topan.
"Kalau boleh tau, siapa ya mas namanya? Barang kali saya kenal," ucap Arsya, menahan diri untuk tidak berteriak saat ini juga.
"Arsya Nalendra. Kenal gak, Mas? Kalau kenal, tolong sampaikan ke dia ya, Mas. Saya tuh sayang banget sama dia. Lebih sayang dari seribu orang yang sayang ke dia. Rasanya, hidup saya pun bisa saya kasih ke dia, Mas. Jangan bilang lebay, karena itu artinya Mas iri sama saya," ujar Biru, dengan lantang.
"APAAN SIH, JAYUS BANGET HERAN. JANGAN KEBANYAKAN BERGAUL SAMA DAMAR DEH!! KETULARAN ALAYNYA DIA KAMU TUH, KAK."
Terdengar teriakan Damar dari sambungan milik Biru, Arsya yakin sedaritadi Biru membiarkan ponselnya dalam keadaan loudspeaker yang aktif.
"GUE GAK NGOMONG APAPUN, ANJRIT!"
"Ya mana aku tau! Lagian Kak Biru belajar dari mana coba? Kan di circle kalian yang jayus cuma kamu doang, Mar. Bahkan Jehan aja curhat ke aku kalo Damar tiap hari gombalin dia mulu," jelas Arsya.
Kebetulan Biru memang seterbuka itu, memperkenalkan circle pertemanannya sampai ke kekasih kawanannya. Makanya, ia bisa sedekat itu dengan kekasih Damar yang berada dua tahun di bawahnya.
"Ya, gak salah sih. Aku emang belajar dari dia, Darl. Tiap malem sleep call mulu sama Jehan, berisik banget. Ganggu aku yang mau tidur, Darl."
"Makin kesini makin kesana lu, Anjing!"
Arsya tak terfokus dengan serapahan Damar yang cukup kotor itu. Ia justru terdiam ketika Biru mengubah panggilannya. Apa-apaan.
"Kak Biru, bisa gak manggil aku yang bener. Gak usah darl-darl begitu. Perut aku geli sendiri," ucap Arsya, jujur.
"Itu artinya kamu sayang sama aku, Darl. Bahkan perut kamu aja setuju dengan gimana cara aku manggil kamu. Tapi kayaknya, perut kamu belum setuju kalo aku 'nanem saham' disana ya?"
Arsya terdiam sesaat, berusaha mencerna apa yang Biru maksud dalam kalimatnya. Beberapa detik kemudian, Arsya sadar maknanya, dan dalam sepersekian detik wajahnya sangat merah, "KAK BIRU!!! SHUT YOUR FUCKING MOUTH-"
"shut me with your sexy lips, darl-"
Tutttttt....
Sebelum Biru berhasil menyelesaikan kalimatnya, Arsya langsung memutus sambungannya. Arsya benar-benar tak habis pikir dengan Biru. Bagaimana bisa, ia berucap seperti itu seakan tanpa beban.
Arsya benar-benar dibuat frustrasi. Jika seperti ini, Arsya lebih memilih Biru belajar jayus dengan Damar. Atau bahkan bergabung dengan group facebook berisi bapak-bapak dengan jokes recehnya.
Kak Biyu
Aku pengen jadi telur puyuh deh, biar punya banyak tato.
HADAHHH.
TBC.