Alasan keenam, karena Biru itu tampan.
Iya, Arsya cukup sadar dan mengakui bahwa ketampanan Sebiru Dirgantara itu berada di atas rata-rata. Bahkan bukan sekali dua kali Arsya iri dengan paras kekasihnya itu.
Ada satu saat dimana Arsya diajak oleh Biru untuk menemaninya datang ke acara semi formal milik salah satu sanak familinya. Arsya juga tidak mengerti itu acara apa, kalau tidak salah itu adalah acara syukuran atas dibangunnya anak perusahaan keluarganya di kota lain. Hanya dihadiri orang-orang terdekat, karena ini hanya perayaan kecil.
Biru berjanji menjemput Arsya pukul tujuh malam, sebab acara dimulai pukul delapan dan jarak dari rumah Arsya memakan waktu hampir setengah jam, belum lagi jika keduanya bertemu kepadatan jalan.
Kini Arsya telah siap dengan balutan semi formal yang menurutnya cukup bagus, setidaknya tidak mempermalukan Biru hadapan keluarga besarnya.
Si manis berada di kamarnya untuk mengambil ponselnya, sebab sebelum Biru sampai tadi, ia sempat bersama sang ibu yang kebetulan tengah menginap di rumah ini. Namun, ia baru sadar jika ponselnya tertinggal, jadi ia mengambilnya lebih dulu, sembari menunggu Biru datang.
Arsya diberitahu oleh asisten ibunya bahwa Biru telah sampai dan tengah berbincang dengan kedua orang tuanya. Arsya turun dengan segera untuk menghampiri Biru, setelah sebelumnya ia mengucapkan terima kasih kepada wanita muda itu.
Arsya terdiam di anak tangga terakhir ketika ia mendapati Biru yang tengah fokus menyimak tuturan ayahnya.
Sungguh, Biru terlihat tampan. Ah, ralat, sangat tampan. Jika mau dihiperbolakan, kata tampan sendiri tak mampu menggambarkan betapa menawannya Biru. Terasa kurang. Namun, begitulah adanya.
Dengan turtleneck hitam dibalut blazer berwarna hitam pula, tak lupa surainya yang ditata rapi. Ah, rasanya tidak ada yang bisa menandingi ketampanan Biru saat ini.
"Arsya, kok bengong sih? Kasian loh ini, Nak Birunya udah nunggu lama kamu daritadi. Kayak anak gadis aja kamu tuh, siap-siapnya lama," ujar sang ibu, menyadarkan Arsya dari lamunannya.
"Eh, apasi, Mah? Kan aku cuma ambil hape aja," sahut Arsya membela diri. Bersamaan dengan Biru yang berdiri, "Biru pinjem Arsyanya dulu ya, Mah, Pah. Biru pastiin sebelum tengah malam, Arsya udah di rumah dalam keadaan yang sama seperti sekarang. Tanpa lecet sedikitpun," ujar Biru.
"Gak kamu pulangin juga gak apa-apa, Biru. Anaknya disuruh makannya susah, kayak lagi ngasuh anak balita," ujar Mama Arsya, buat sang anak merengut kesal.
Biru terkekeh, setelahnya pamit memembawa Arsya masuk ke dalam mobilnya. Selang beberapa menit, Biru tak kunjung menjalankan mobilnya, "Kenapa gak jalan, Kak? Nanti macet malah kejebak macet," ujar Arsya.
Biru tak menjawab pertanyaan retoris Arsya, ia langsung tancap gas. Hanya suara radio yang tersambung dengan ponsel Arsya yang mengalunkan lagu milik ENHYPEN bertajuk Polaroid Love.
"Aku ganteng gak?"tanya Biru tiba-tiba.
"Biasa aja sih, kayak tukang nasi goreng depan komplek tadi," ucap Arsya, mengalihkan pandangannya ke arah jalan yang mulai dipenuhi kendaraan lain. Biru mendengus pelan, tangannya ia arahkan ke dagu Arsya agar menatap dirinya, "Biasa aja? Yakin? Tapi kok pipinya merah gini?"
Arsya langsung menepuk keras tangan Biru yang menhan dagunya, "Kak Biru jelek ah! Sana fokus nyetir aja!"
Putra Dirgantara itu makin gencar menggoda Arsya. Meski matanya tetap fokus pada jalan, tangan Biru tak kunjung diam, ia terus mencoba menjawil dagu atau pipi Arsya. Sampai akhirnya, Arsya menahan tangan Biru dengan mendekapnya di dada.
"Kak Biru bisa diem gak?"
Biru menatap sekilas Arsya, "Lah, daritadi aku diem kok, gak bersuara."
"Diem aja, kalo udah tau ganteng gak usah godain aku. Aku deg-degan tau!" ujar Arsya, ia kembali memalingkan pandangannya, tak ingin Biru melihat wajahnya yang ia yakini telah memerah.
Ah, bahkan ketika sampai di tempat acara, Biru bak pangeran yang baru saja keluar dari paviliunnya. Mendapat perhatian semua orang, membuat Arsya agak salah tingkah. Pasalnya, dengan Biru menjadi pusat perhatian, Arsya pun ikut dipandang orang-orang.
Entahlah, tapi menurutnya jika pun ada penghargaan mengenai orang paling beruntung di seluruh antero bumi ini, Arsya akan mendaftarkan dirinya untuk menjadi salah satu kandidatnya. Sebab memiliki kekasih super tampan seperti Sebiru Dirgantara ini.
TBC.