Alasan kelima, karena pemikiran Biru itu sangat random.
Tidak seperti yang orang-orang katakan mengenai Sebiru Dirgantara, bahwa Biru itu selalu memutus topik pembicaraan, istilahnya convokiller. Ia bahkan tak pernah mengawali komunikasi jika bukan karena terpaksa.
Arsya tak merasa Biru seperti, bahkan ia merasakan sebaliknya. Biru selalu memiliki topik pembicaraan, dari hal yang penting sampai hal yang benar-benar random.
Biru itu talkative bagi Arsya yang gampang awkward.
Saat pertama kali kencan, keduanya bahkan telah membicarakan hal yang sungguh imajinatif. Bagaimana jika Hogwarts benar-benar ada dan bagaimana jika ternyata hidung Voldemort itu memiliki sistem bongkar pasang, yang mana ketika Voldemort bosan dengan hidungnya, ia bisa melepaskan batang hidungnya sendiri. Begitu pun ketika ia merasa membutuhkan hidungnya, maka ia tinggal memasangnya kembali.
Jika diingat-ingat, Arsya sampai menggeleng-geleng kepalanya sendiri. Mengapa ia dan Biru bisa membicarakan hal itu di kencan pertama mereka. Bahkan saat itu, Arsya merasa satu pikiran dengan Biru.
Di pembicaraan lainnya, Biru mengajak Arsya untuk adu argumen, mengenai perlunya memisahkan kucing yang sedang kawin. Arsya berada di pihak kontra dan Biru berada di pihak pro. Walau akhirnya adu argumen itu berujung menjadi debat kusir, Arsya cukup terhibur dengan opini-opini yang dilontarkan Biru.
"Menurut aku ya perlu, karena kasian nanti si betina dipandang buruk sama lingkungannya," ujar Biru dengan penuh keyakinan. Arsya menggeleng kencang, tak setuju dengan penuturan yang lebih tua.
"Ya gak perlulah, buat apa kita sebagai manusia misahin kucing yang notabenenya gak punya akal yang mau kawin?"
Biru kembali bersuara, "Ya, buat menghindarkan si kucing betina dari kucilan lingkungannya."
Kini Arsya kembali menyahut, "Berarti yang harus diubah itu adalah pandangan lingkungan si kucing betina dong, bukan perbuatan si kucing. Karena pandangan masyarakat si kucing terlalu tertutup untuk hal yang terbuka kayak gini."
Dan yah, seperti yang diketahui, bahwa perbincangan aneh ini berubah menjadi debat kusir dengan fakta-fakta yang dilontarkan terdengar makin tak masuk akal.
Bukan itu saja, Biru bahkan pernah datang ke rumah Arsya hanya untuk menanyakan tentang kebenaran gosip yang beredar soal satpam sekolahnya yang memiliki tiga istri.
Astaga, Arsya mana paham tentang hal yang seperti itu. Dan akhirnya, saat menjemput Arsya keesokan harinya Biru mengajak kekasih manisnya itu untuk menemui satpam sekolahnya guna mengulik kebenaran gosip itu.
Iya, Biru memang serandom itu. Tapi, Arsya sungguhan sayang dan cinta dengannya, bahkan sampai ke segala hal random yang hadir dalam hidup Biru.
Oh, satu lagi. Arsya teringat dengan perbincangan tengah malam kala ia terserang insomnia selama beberapa hari.
Biru dengan santainya mengeluarkan suaranya, "Kan negara konoha ini punya lebih dari 273 juta penduduk ya. Terus utang negara juga banyak, kenapa pemerintah gak buka youtube aja ya? Terus mewajibkan rakyatnya buat subscribe channelnya, kan bisa dapet uang tuh, belum lagi adsensenya. Terus uangnya bisa dipake buat bayar utang kan?"
Sungguh, Arsya sampai tak tahu harus merespon apa selain, "Kataku mending kamu yang buka channel youtube aja sih. Terus promosi di group facebook bapak-bapakmu itu."
TBC.