4✨

9.7K 1.3K 729
                                    

ABSEN DULUUUUU!

GAK MAU BASA-BASI, LANGSUNG BACA AJA YA BESTIEEE

JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM BACA!
ruanghalu21

SELAMAT MEMBACA ❤️JANGAN LUPA KOMEN TIAP KALIMATNYA!TANDAI TYPO KALO MASIH ADA YAAA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA ❤️
JANGAN LUPA KOMEN TIAP KALIMATNYA!
TANDAI TYPO KALO MASIH ADA YAAA


💫💫💫

Seperti ada bongkahan batu besar yang menghantam Ilham detik dimana perkataan Dokter itu terhenti.

Napasnya benar-benar tersendat sampai membuat dadanya sesak. Ada rasa sakit yang begitu dalam sampai membuat bulunya meremang.

Kenapa?

Kenapa saat dia mulai menerima anak itu semua menjadi berantakan? Kenapa saat dia mulai menyayangi dan merawat semesta seolah tak mendukungnya?

Sebesar apa dosanya sampai-sampai saat mulai bahagia menerima anaknya dengan suka cita tapi kabar buruk langsung menimpanya.

Bersandar di dinding dingin, Ilham menatap kosong ke depan sana. Kepalanya begitu pusing, badannya yang panas tidak Ilham hiraukan karena terlalu sibuk mengurus Nora.

Ceklek!

Ilham langsung menoleh dengan wajah datar, meraih bahu Nora dan memapahnya kembali ke ranjang.

"Gue bisa sendiri, Ham. Gak perlu kaya gini." protes Nora lemah.

"Gak usah banyak omong, bawa lo pulang itu beresiko besar."

Iya, Nora di bawa pulang langsung malamnya karena cewek itu bersikeras tidak mau di rawat di rumah sakit. Terpaksa, akhirnya Nora di bawa pulang. Dengan syarat dirawat dibawah pengawasan dokter.

Baru pulang dari rumah sakit, bukannya di sambut dengan kekhawatiran. Nora justru di sambut makian Murti karena geram mendapat kabar dari sang anak Nora tidak boleh melakukan apapun lagi.

"Bukannya bagus ya kalo dia gak ada sekarang juga, lo gak perlu nampung gue lagi."

Ilham sontak menatap tajam, rahangnya mengeras dengan tangan meremas bahu Nora lumayan keras.

"Saki—" ringisan Nora berganti dengan delikan mata, cewek itu menatap wajah datar yang kini menatapnya begitu dingin. "Ham, lo sakit?" tanya Nora memelan.

Ilham langsung menetralkan raut wajahnya, cepat-cepat membaringkan tubuh Nora dan menyelimutinya.

"Gak," jawabnya bohong.

"Lo bohong." tukasnya karena Nora bisa melihat wajah Ilham yang begitu pucat malam ini. Nora kembali duduk dengan perlahan. "Badan lo panas banget tadi."

Ilham tidak menghiraukan, cowok itu mengambil obat dan vitamin untuk diminum Nora sebelum tidur.

"Lepasin itu, gue bisa ambil sendiri. Lo sekarang istirahat, gue gak mau repotin lo lagi."

RASA SAKIT DAN LUKANYA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang