16:5
Hari ini adalah hari istimewa bagi keluarga dalem kyai Muhammad. Bagaimana tidak? Putra dari kyai Muhammad yaitu Gus Thoriq Muhammad akan melepas setatus jomblonya. Ia menikahi seorang Ning dari Lasem.
Hari ini Thoriq akan melangsungkan akadnya di dalem Lasem. Beberapa pengurus pesantren cahaya dan santri-santri yang telah dipilih ikut ke Lasem. Dan sebagian nya lagi tetap berada di asrama.
"Eh na kamu ikut ngga?"
"Insyaallah ikut, emang kenapa?"
"Oh kirain nggak ikut, soalnya kalau kamu nggak ikut mau aku ajak jalan-jalan"
"Hah jalan-jalan?, Bukanya yang nggak ikut disuruh ro'an bersama ya buat persiapan besok tamu dari Lasem?"
"Ya mumpung pak kyai Bu nyai nggak ada, pengurus juga pada ikut kan lumayan kesempatan buat minggat"
"Astaghfirullah tsa, nanti kalau Bu nyai tau gimana?"
"Yo ramungkin ngerti lah, wong tindak. Kecuali nek awakmu wadulan!!"
"Ora wis, kalo aku nggak mungkin wadul, tapi aku Yo nggak mungkin ngelundungi awakmu"
"Yo wes nggono we, Ra bolo"
"Iyo"
Tsania yang mengajak Hasna untuk minggat, namun Hasna tetap ikut perintah dari Bu nyai nya. Ia begitu memperhatikan apa yang menjadi perintah dari Bu nyai nya. Ia sangat hati-hati dalam bertindak, tidak grusagrusu.
Sejak pagi Hasna sudah mulai sibuk mempersiapkan berbagai macam pernak-pernik pernikahan. Meskipun dia bukan pengurus pondok namun sangatlah pantas bagi dirinya disebut sebagai pengurus. Dia melaksanakan berbagai tugas semata-mata hanya mengharap ridho Allah dan barokah gurunya.
"Nduk Hasna wis siap Kabeh to? Oleh-oleh kan sakpanunggalane?" (Nduk Hasna, sudah siap semua kan oleh-oleh dan serba-serbi lainya?)
"Alhamdulillah sampun dikemasi sedoyo Bu, tinggal maringaken wonten ing kendaraan" ( Alhamdulillah sudah Bu, tinggal naruh ke mobil)
"Owalah yowes, enko men di usungi sing lanang-lanang" ( ow ywadah, nanti biar di bawa ke mobil sama yang laki-laki)
"Nggih"
"Yowis nduk awakmu siap-siap wae, nek urung adus Yo adus" ( ya udah nduk, sekarang kamu siap-siap aja, kalau belum mandi ya mandi)
"Nggih" Hasna meninggalkan Bu nyai dengan berjalan mundur dan badan yang nunduk. Dengan penuh ketawaduan seorang santri kepada ibu nyai nya.
Hasna segera mandi dan berhias diri. Hari ini Hasna benar-benar cantik. Dia menghormati hari sepesial bagi keluarga kiyainya. Masa ia mau ke Lasem dia memakai kostum gembel?. Setelah selesai mengenakan pakaian dan menyolekan bedak di wajah nya ia keluar dari kamarnya.
"Wah cantik banget kamu nak, masyaallah anaku" Bu nyai memuji Hasna. Hasna merasa wah, pertama kali mendengar Bu nyai menyebutnya nak, seperti yang kita ketahui bahwasanya Bu nyai biasa memanggil Hasna dengan sebutan nduk. Dia merasa seperti panggilan dari ibu kandungnya.
Hasna pun salting karena disebut cantik oleh ibu nyai nya sendiri. Setelah itu Bu nyai memasuki mobil khusus yang disediakan untuk beliau dan pak yai. Melihat teman-teman Hasna telah masuk di bus Hasna pun segera memasuki bus. Ia duduk bersampingan dengan ismah.
"Masyaallah cantik banget kamu Hasna" puji Isma.
"Masyaallah kamu lebih cantik kok Isma" balas Hasna.
"Masyaallah Alhamdulillah"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Santriwati Pilihan Bu Nyai
RomanceGus, aku menyimpan rasa untukmu! Meski takut mengungkapkan, namun Tuhan mentakdirkan, Bu Nyai melamarku!!!