Setelah selesai acara ijab qobul mereka melahabi suguhan yang telah disediakan di meja besar dengan prasmanan. Tidak dipindok tidak diluar, banyak santri yang berprinsip ada makan? Serbu!!!. Mereka terlalu bersenang-senang dengan makanan, apalagi lauknya yang sangat mendukung, yang jelas bukan sayur pondok!. Namun berbeda dengan Hasna, ia tidak mengambil banyak makanan yang ada di atas meja besar
"Lho kok cuman dikit has?" Tanya Isma.
"Ya gimana lagi, kalau semua santri ambilnya banyak kasian kan yang nggak kebagian, apalagi nanti juga malu-maluin ahlul bait aja"
"Iya juga sih, cerdas juga kamu has"
"He'eh"
Selesai makan-makan mereka foto bersama pengantin, lalu dilanjutkan bersalam-salaman. Setelah dirasa cukup mereka masuk ke bus untuk perjalanan pulang ke Jogjakarta.
"Udah selesai aja ya acara pernikahan Gus kita" celuk ismah memulai pembicaraannya.
"Iya nih nggak terasa,..... Eh tapi belum ding, besok Ahad kan acara boyongan di pondok kita kan"
"Oh iya dong, berarti kita siap-siap lagi nih buat menerima tamu"
"Iya lah, pokoknya harus lebih baik dari penerimaan tamu yang tadi"
"Iya.... Kita tadi di terima dengan sangat baik, berarti besok kita nerima tamu nya juga harus yang terbaik"
"Nha iya"
GUS YAWA
Ya Allah baru kemarin pergi ke Tarim, hari ini sudah ditinggal nikah kakak tercinta. Harus bahagia ataukah bersedih, bahagia karena kakak tercinta telah menemukan pendamping hidupnya, atau sedih karena tak dapat secara langsung menyaksikannya.
"Andaikan jadwal aku ke Tarim dapat diundur maka aku akan menunggu kakakku menikah terlebih dahulu" Yawa adalah adik dari Thoriq, bagi Yawa Thoriq adalah teman ngobrol, guyon, rokokan, baca kitab, bahkan teman yang saling usil-usilan. Disaat bertemu kadang akur kadang bergelut, ya semua tetap dalam rasa cinta.
"Untuk di Tarim, andaikan jadwalku di Korea aku akan memberati hadir di pernikahan kak Thoriq"
"Eh mending sekarang aku whatthsapp Thoriq aja dulu, siapa tahu malah dibalas" kata Yawa dalam hatinya.
|Assalamualaikum ya akhi, gimana kabarnya udah ena-ena?
Alhamdulilah lancar nih pernikahannya Mase, belum lah orang ini baru perjalanan pulang ke Jogja kok|
|Owalah ok siap masze, aku kalau vc kapan nih
Terserah sampeyan aja mas, kalau saya pas dirumah langsung gas aja|
|Oke siap gas!!! Pokok jangan pas ena-ena sama istri aja
Ya enggak lah, itu pribadi hahaha, haha kamu kapan nyusul|
|Mass........mbok ya aja Takon kaya gitu to, aku belum siap dapet pertanyaan nya seperti itu
Haha ya biasanya adik nggak mau kalah sama kakanya, udah punya calon belum kamu|
|Udah lah mas
Di mana?|
|Lauhul Mahfudz
Hmmm maksudnyantu, sekarang dimana?|
|Ya mana saya tahu, yang jelas udah ada
Hemm|
Malamnya mereka Videocall, Gus Yawa yang masih berada di kota para wali "Tarim Hadramaut Yaman" sedangkan Gus Thoriq yang paginya telah melepas status kejombloanya. Mereka saling mengucapkan selamat. Thoriq mengucapkan selamat kepada Yawa, karena Yawa terbebas, karena seharusnya seorang yang jomblo terbebas dari berbagai tuntutan. Sedangkan Yawa mengucapkan selamat kepada Thoriq, karena telah melepas status lajang nya.
"Wah Saiki wis ora ngincengi santri watine bapak Iki" (wah sekarang sudah tidak mengincar santri watinya kyai Muhammad nih) ledek Yawa pada Thoriq.
"Lha Ket ndisik aku yo gak pernah lho ngincengi santri Wati, emange awakmu ta dik" ( dari dulu aku tidak pernah mengincar santriwati, emangnya kamu dik" jawab Thoriq.
"Hahaha enggak Yo mas, aku paling pol-pole rasengaja ndelok e, itupun langsung tak alihkan pandangan hehe Ben kaya wira'i ngono" ( hahaha enggak ya mas, aku paling pol-polnya nggak sengaja melihat, itupun langsung aku alihkan pandangan, biar kaya orang wira'i gitu)
"Heleh.......... La nyatane kok iso kecantol Karo santriwati sing jenege indana kae?" (Hilih....... La buktinya kok bisa kepancing sama santriwati yang namanya indana itu?)
"Weeeh aku Ra kecantol Yo mas, dek ndisik kae Ki aku rasengojo ngwaske, lha kok ayu heheheh" (aku nggak kepencut ya mas, dulu itu aku nggak sengaja melihat, lha kok cantik gitu heheheh)
"Alasan dik dik"
KAMU SEDANG MEMBACA
Santriwati Pilihan Bu Nyai
RomansGus, aku menyimpan rasa untukmu! Meski takut mengungkapkan, namun Tuhan mentakdirkan, Bu Nyai melamarku!!!