Happy Reading!
Jangan lupa vote dan coment ya!
•
•
•Bel istirahat berbunyi di segala penjuru SMA Cakrawala. Para murid berbondong-bondong keluar dari kelasnya masing-masing untuk segera ke kantin untuk mengisi perutnya.
Sama halnya dengan Alara dan Eisha. Kedua gadis itu berjalan sepanjang koridor dengan santai. Tidak seperti murid lainnya yang rela berlarian untuk mendapatkan barisan antrean paling pertama.
Mereka berdua telah sampai di kantin SMA Cakrawala yang terlihat sangat luas. Kantin tersebut nampak bersih. Mereka mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kantin untuk menemukan tempat duduk yang kosong. Saat Alara menemukannya, ia langsung menunjuk bangku itu.
"Eh, itu tuh! Yang di pojok sana Sha!" ujarnya sambil menunjuk tempat duduk yang masih kosong.
"Eh, iya. Yaudah, gini aja. Lo yang kesana. Biar gue yang pesen," ujar Eisha.
"Gak usah. Kita bareng-bareng aja pesennya. Kasihan lo nantinya kalo antre sendirian," ujar Alara tak enak.
Eisha menghela napasnya. "Gak apa-apa, Ra. Kalo gak ada yang jaga tempat duduknya, pasti nanti bakal diserobot orang."
"Iya juga sih. Tapi gak apa-apa nih? Gue takut lo nya pegel antre. Antreannya panjang banget tuh," ujar Alara menunjuk antrean yang lumayan panjang.
"Gak apa-apa. Udah sana. Lo jaga tempat duduknya, biar gue yang pesen. Lo mau pesen apa?" tanya Eisha.
"Eum, gue tadi bawa bekal. Jadi nitip cireng sama jus jeruk aja deh," jawab Alara yang diangguki oleh Eisha.
"Yaudah, gue pesen dulu ya. Lo jaga tempat duduknya. Bye!" Eisha segera berjalan ke arah antrean untuk membeli jajanan kantin yang ada di sana.
Alara segera berjalan ke arah tempat duduk kosong tersebut. Ia memilih duduk sambil memainkan handphone miliknya. Tak lupa ia membuka kotak bekal yang sudah tak sabar ingin ia buka. Setelah dibuka, senyum tampil di wajahnya.
"Yeay! Rendang!" pekiknya pelan. Memang, Alara sangat menyukai rendang. Rendang adalah makanan favoritnya.
"Ekhem! Hai neng geulis," suara yang terdengar dari belakang membuat Alara membalikkan tubuhnya melihat sumber suara itu. Ternyata itu suara dari Abim.
Ia tersenyum mendapati kedatangan Arcel dan juga kedua temannya.
"Hai, sayang," sapa Arcel yang langsung duduk di sebelah kiri sang kekasih.
"Duh, si eneng bawa bekal apaan tuh. Aa' minta dong!" ujar Nando hendak mengambil kotak bekal milik Alara. Tapi sebelum itu, sebuah tangan lebih dulu menghadangnya.
Arcel menatap tajam ke arah Nando. "Itu punya cewek gue. Lo beli sana," ujarnya.
Alara tertawa kecil melihat ekspresi Nando setelah di tatap tajam oleh Arcel. Cowok itu memajukan bibir bawahnya.
"Beliin dong, Cel. Gue lupa gak bawa uang tadi," ujar Nando pada Arcel.
"Gak bawa uang apa males ngeluarinnya. Pelit amat lo sama diri sendiri," sahut Abim sebal.
"Ini namanya gak pelit, tapi hemat. Hemat itu penting, Bim. Baik untuk sekarang, maupun masa depan," alibi Nando.
"Lo kaya, Ndo! Ngapain mikirin hemat?" tanya Abim.
"Yang kaya bukan gue, Bim. Bokap gue yang kaya."
"Iya juga sih."
"Nih, pesen sana lo berdua!" ujar Arcel mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dari dompetnya.
"Wah, beneran nih Cel?" tanya Nando sumringah.
"Hm."
"Yeay! Ayo Bim! Kesempatan gak dateng dua kali coy!" pekik Nando senang. Abim yang melihat itu pun ikut senang.
"Lo mau nitip apa Cel?" tanya Abim.
"Bakso sama Coca-Cola dua kaleng," jawab Arcel singkat.
"Siap! Mohon ditunggu tuan muda!" setelah berucap seperti itu. Abim dan Nando lari terbirit-birit untuk membeli jajan.
Puk
Sebuah tangan mungil memukul dada bidang Arcel pelan. Arcel menolehkan kepalanya ke arah gadis cantik yang ada di sampingnya.
"Kenapa sayang?"
"Aku gak suka ya kamu minum minuman bersoda terus. Kamu mau nanam penyakit ya?" ujar Alara memasang wajahnya kesal. Arcel memang sangat menyukai minuman bersoda. Bahkan, di kamar miliknya terdapat kulkas kecil khusus untuk minuman soda favoritnya.
"Sering minum minuman bersoda itu gak baik, Arcel. Aku udah ingetin kamu berkali-kali loh. Jangan sering-sering!" omel Alara.
Arcel tersenyum melihat mulut Alara yang terkesan lucu saat mengomelinya.
"Arcel! Aku lagi ngomong sama kamu!"
"Iya, sayang. Besok-besok bakal jarang minum kok," ujar Arcel lembut sambil menepikan anak rambut yang menutupi mata Alara.
"Awas aja, ya. Aku itu gak keberatan sama sekali kalo emang kamu suka minum begituan. Tapi jangan sering-sering, Arcel. Gak baik tau!"
"Iya, Alara sayang. Maaf yaa."
"Aduh, mulai deh sayang-sayangnya," celetuk Abim yang sudah datang dengan Nando. Mereka masing-masing membawa nampan yang berisi makanan dan minuman yang mereka pesan.
Tak lama Eisha datang dengan nampan yang ia bawa. Ia segera duduk di sebelah kanan Alara.
"Apalah daya kita yang jomblo Bim," sahut Nando memasang wajah sedihnya.
"Tenang aja Nan, kita ini jomblo premium. Ntar juga dapetnya yang cantik, seksi, bahenol. Pokoknya aduhai deh," ujar Abim meyakinkan Nando.
"Ya tapi kapan? Gue udah bosen ngejomblo nih. Masa gak nyantol-nyantol juga sama cewek satupun," ujar Nando lesu. Ia mengambil jus jeruk milik Eisha yang ada di depannya. Lalu meneguknya.
"Heh! Minuman gue!" pekik Eisha melototkan kedua matanya. Ia menatap jus jeruknya yang kini sudah habis setengah. Ia menatap tajam ke arah Nando.
"Kenapa sih Eisha? Marah-marah mulu. PMS ya?" tanya Nando tak merasa bersalah.
"Minuman gue lo habisin! Gimana gue gak marah, huh?" cerocos Eisha.
"Ya ampun, tadi gak sengaja keminum sama mulut gue," ujar Nando membuat Eisha semakin kesal.
"Gini nih, kelamaan ngejomblo jadi goblok!" semprot Eisha kesal.
Bukannya marah, Nando malah menatap Eisha yang duduk di depannya sambil tersenyum. Ia menumpu dagunya dengan tangan kirinya di atas meja. "Iya, gue kelamaan ngejomblo nih. Oh, iya. Kita kan sama-sama jomblo, gimana kalo kita jadian aja?" ujar Nando jahil. Ia mengedipkan sebelah matanya ke arah Eisha.
Eisha ingin sekali muntah sekarang. "Huwekk! Pengen muntah gue! Mana mau gue pacaran sama lo! Lo kan buaya!" ujar Eisha memasang wajah jijiknya.
Nando semakin tersenyum. "Beneran nih gak mau? Tapi, inget gak? Waktu dulu kelas 10 lo diemin gue gara-gara abis ada kakel yang nembak gue. Itu namanya apaan ya? Kalo gak salah sih itu cemburu," ujar Nando membuat Eisha menahan malu.
Eisha memukul pelan bahu Nando. "Itu dulu ya! Gue suka sama lo itu dulu! Sekarang udah enggak! Anggap aja dulu gue khilaf," ujar Eisha sambil mengaduk-aduk jus miliknya dengan sedotan. Bisa-bisanya Nando si buaya itu mempermalukannya.
"Beneran? Udah gak suka lagi? Berarti boleh dong kalo gue pacaran sama Kak-"
"Diem!" potong Eisha tajam.
•
•
•
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCELARA
Teen Fiction"𝐌𝐞𝐧𝐣𝐚𝐮𝐡 𝐭𝐚𝐤 𝐫𝐞𝐥𝐚, 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐮𝐤𝐚." •••●••• "𝐒𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬 𝐚𝐩𝐚𝐩𝐮𝐧 𝐚𝐤𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐮𝐬𝐚𝐡𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐡𝐚𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐮𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐭𝐚, 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐥𝐮𝐦𝐮 𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐦𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐧𝐲𝐚."...