"Kak, ayo cepetan. Tae tidak mau terlambat, ya!"
Tak
Tak
Tak
Langkah kaki itu mendekat, mengikis jarak pada tujuannya.
"Iya-iya, kakak tau. Yasudah kita berangkat sekarang"
"Let's go"
***
"Kak, apa kau sudah mengantarkan tae kesekolah? Dia bisa marah kalau sampai telat"
Jimin melirik kesamping kemudi, suara sambungan telpon itu membuatnya secara refleks memandang objek disana.
"Iya, aku sedang dijalan sekarang. Kita baru saja berangkat, kenapa?"
"Ah, syukurlah. Sampaikan maaf ku karena tidak bisa mengantarnya seperti janjiku tadi malam, hati-hatilah kau sedang membawa adik ku, Kak!"
"Hmm. Taehyung adik ku juga, Jung!"
"Ah, baiklah. Aku matikan"
"Ya"
Jimin kembali fokus pada kemudi, Jungkook selalu saja begitu.
"Siapa? Abang, ya?", Jimin kembali melirik, menatap wajah penasaran adiknya.
"Iya, abang baru saja menanyakan mu. Dia juga minta maaf karena tidak menepati janjinya, apa tae memaafkan?"
Taehyung mengangguk, bibirnya sedikit tertarik keatas. Menciptakan senyuman samar yang kembali pudar, wajah itu dipersekian detik berubah sendu.
"Loh, kenapa?"
"Abang selalu seperti itu, tae tidak suka!"
"Jangan seperti itu, abang juga terpaksa meninggalkan Tae tadi malam. Ada kerjaan mendadak katanya"
"Kakak juga!"
"Nah, kok, Kakak juga? Kakak kenapa?"
"Selalu itu saja alasannya. Apa tidak ada yang lain? Tae sudah hafal kalau itu terus alasannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa. •••LENGKAP•••
Fanfiction"Maaf, tae membuat abang pergi" lirihan suara itu di iringi air mata, menunduk sedih dan menyesal. "Kak" Jungkook mendekat, berdiri tepat dihadapan kakaknya. Jimin. Tak perlu bertanya lagi karena tatapan menutut itu sudah cukup mewakilkan tanya. "Ju...