Departure ✈️

1.8K 198 34
                                    

"Sedikit lagi, Nuna."

"Enggh..."

"Tunggu, pelan-pelan."

"Masukkan lagi."

"Ooh.. kenapa hawanya panas sekali."

"Aw.."

"Aargh, tuh 'kan robek."

"Tidak apa, teruskan saja."

"Nah, sudah selesai."






















Jaehyun memutar-mutar hadiah di tangannya, dipandanginya dengan mata berbinar seolah melihat harta karun. Lebih tepatnya 'harta karun' yang barusan dia bawa pukul 8 malam ke apartemenku hanya untuk membuatku kerepotan saat dia bersabda, "Nuna, bisa bantu membungkuskan ini?"

Lelaki itu berdiri di depan pintu apartemenku dengan selembar wrapping paper, isolasi, gunting, dan hadiah di tangannya. Saat aku menganga kebingungan, dia cuma tersenyum sambil menyerahkan seluruh benda itu seenak jidat.

"Buat Dalgom. Aku tidak sempat membungkusnya jadi bantu aku, ya."

Aku selalu berpikir Jaehyun itu random tapi tidak kusangka dia mutlak serandom ini.

Mungkin itu sebabnya kami cocok karena kami bisa menggila bersama.

Tapi aku hanya ingin dia tahu bahwa SEJAK KAPAN AKU MEMBUKA JASA BUNGKUS KADO UNTUK HEWAN?!

"Membungkus APA?"





Jadi di sinilah kami, di atas karpet ruang tengah apartemenku setelah sesi bungkus membungkus hadiah Dalgom selesai (walau ada beberapa bagian yang robek karena demi Tuhan, aku sendiri tidak tahu caranya).

"Terima kasih, Nuna. Tolong berikan pada Dalgom dan sampaikan salamku. Selamat ulang tahun. Maaf tidak bisa merayakannya besok."

"Kalau kamu kemari hanya untuk menitipkan hadiah Dalgom kamu bisa ke unit orang tuaku sendiri di lantai atas dan berikan langsung padanya!"

"Loh, kamu marah?"

Tentu saja!

Apa Jaehyun tidak lihat aku sudah berdandan setotal apa malam ini? Tapi dia justru muncul hanya untuk menyuruhku membungkus kado dengan cengiran anak usia 5 tahun. Aku tidak berdandan hanya untuk dikalahkan oleh anjingku sendiri ya, menyebalkan.

"Aku tidak marah. Sana pulang. Kamu 'kan mau ke luar negeri, harusnya ka--"

Sarkasku terhenti saat Jaehyun sekonyong-konyong memelukku.

Kedua mataku membola, merasakan dekapannya merambat dengan hangat di sekujur tubuhku. Rasa kesalku yang sempat memuncak lambat laun sirna seiring tangan Jaehyun yang menepuk-nepuk punggungku pelan.

Aku tidak meminum minuman beralkohol apapun hari ini, tapi aku seolah mabuk kepayang diperlakukan begitu olehnya.

"Oh, aku pasti akan sangat merindukan ocehan ini besok." bisik Jaehyun masih memelukku sama erat. "Apa menurutmu aku rela kemari sebelum kita berpisah hanya untuk Dalgom? Aku ingin bertemu majikannya."

"Majikan itu baru saja membungkus hadiah untuk anjingnya sendiri."

"Astaga, aku benar-benar tidak sempat membungkusnya, Nuna."

"Dan seharusnya aku sudah mendapatkan pelukan ini sejak tadi!"

Kucubit sisi perutnya hingga Jaehyun melompat kecil sambil mengadu tak terima. Hukuman karena dia membuatku kelimpungan memikirkan cara membungkus hadiah dadakan.

[ONESHOT] JaeSoo Idol Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang