Let's Shine 🍑

7.6K 541 187
                                    

"Jaehyun-ssi, tidak ikut makan malam bersama kami dulu?"

Pertanyaan itu memecah atensiku dari layar ponsel.

Beberapa staff produksi drama sedang menatapku penuh harap. Setelah berjam-jam take adegan, malam ini kami sudahi proses syuting dengan mengisi perut.

Aku terdiam, ingin sekali menyetujui ajakkan itu mengingat ini adalah hari pertama syuting drama yang merupakan pengalaman baru bagiku. Orang-orang bilang, adaptasi adalah kunci utama bagi aktor ingusan yang baru menjamah dunia akting, dan adaptasi itu bisa didapat dari menghadiri acara makan malam atau sekadar minum bersama.

Terlihat beberapa rekan dramaku ikut menunggu dari kejauhan. Saeron, Hyesoo nuna, dan yang lain.

Sekonyong-konyong tersadar, untuk hari ini aku tidak bisa bergabung dengan mereka.

"Terima kasih, PD-nim. Tapi maaf, malam ini saya ada keperluan. Mungkin lain waktu."

Staff produksi itu tersenyum mendengar jawabanku. Kemudian kami saling mengucap terima kasih sebelum ia pamit; berkata sampai jumpa esok hari, dan pergi bersama rombongan lainnya entah menuju ke restoran mana.

Tepat jam 11 malam, kini tinggal aku dan manajerku di lokasi.

"Kamu sudah ditunggu, Jae," Ucap Manajerku di tengah keheningan. "jangan lupa masker dan topi."

"Iya, aku tahu. Aku pergi dulu, Hyung."

Setelah menuruti ucapannya--memakai masker dan topi hingga wajahku tak terlihat, kutepuk bahunya pelan seraya melenggang menuju parkiran mobil tak jauh dari lokasi syuting terakhir.

Dia bilang dia sudah menungguku di sana.

Dna benar saja, sebuah mobil hitam samar-samar pakir di tempat dengan jangkauan pandang yang sulit ditemukan, bukan mobilku, bukan pula mobil manajerku, melainkan mobil dia.

"Nuna."

"Cepat masuk, Jae!"

Aku terkekeh menjumpai raut panik gadis itu--Jisoo, bukannya membalas sapaanku dia malah menarik-narik tanganku untuk segera masuk ke mobilnya. Rasanya tenagaku kembali pulih hanya dengan mendengar suaranya yang khas, seperti biasa.

"Tenang, Nuna. Sudah sepi, tidak ada yang melihat kita."

"Tapi tadi fansmu masih berkeliaran."

"Tidak apa-apa, biar mereka tau sekalian."

"Hei, mau mati?"

Lagi-lagi Jisoo membuatku tertawa. Aku pun duduk di sebelahnya, menutup rapat-rapat pintu serta jendela mobil agar tak ada akses tuk mengintai.

Ya, beginilah kami ketika berjumpa di luar; dipenuhi serangan panik dan was-was.

Kekhawatiran Jisoo bila kami hendak bertemu justru membuatku bersyukur, tandanya dia berniat mempertahankan hubungan ini agar tak diketahui siapapun. Dengan begitu, kami tetap bisa berkencan secara aman meski terkadang aku sendiri yang tak tahan ingin membongkarnya. Tapi setelah gadis itu mencubit dan mengomeliku sepanjang malam, aku tau memang baiknya hubungan kami tersembunyi seperti ini saja.

"Sudah bilang Manajer Oppa, Jae?" Tanya Jisoo sambil menyalakan pemutar musik.

Lagu Best Part dari Daniel Caesar menyeruak, gadis itu sedang memutar playlistku yang sengaja kusimpan di mobilnya sejak 5 bulan terakhir.

"Sudah, katanya dia akan pulang sendiri."

"Apa tidak apa-apa kamu melewatkan acara makan malam?"

[ONESHOT] JaeSoo Idol Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang