Try Our Best 🍑

3.6K 368 58
                                    

Kapan puncak dari hubungan dimana semua mulai berjalan tak sebagaimana mestinya? Dimana kamu mulai putus asa karena upaya yang kamu berikan hanya bertahan di titik serupa? Kamu tidak tau siapa yang salah atau disalahkan. Bahkan jika bumi yang kamu pijak terbelah dua, kamu tidak bisa memilih berdiri di sisi mana.

Rasanya cemas, kesal, bingung, kamu tidak mengerti harus melakukan apa.

Yang kamu tau pasti, satu-satunya sosok yang tepat untuk meluapkan segala afeksimu kala itu... adalah 'dia'.


















Kurang lebih sudah 7 bulan aku menyanding Kim Jisoo, bukan waktu yang lama untuk dibanggakan karena berhasil mempertahankan harta seperti dia di sisiku. Tapi aku bangga karena memenangkan hatinya sama seperti mengalahkan Raja utama dari game tersulit yang pernah ada. Ya, hampir semustahil itu.

Butuh perjuangan ekstra untuk memetik buah terbaik, dan setelah mendapatkannya, ternyata kamu harus 1000x lebih ekstra agar buah baik lainnya bisa muncul di skenario yang kamu idamkan.

Tidak ada yang mulus, tentunya.

Aku ingat di antara malam-malam sebelumnya--di saat terdapat puluhan jadwal di pundak kami, masih kusempatkan waktu untuk bertemu dengannya: seminggu sekali, sebulan dua kali, sebulan sekali, atau parahnya kami tidak bisa bertemu sekalipun. Terhitung sudah 6 minggu yang lalu aku tidak menemuinya saking padatnya jadwal.

Di waktu yang singkat itu, pertemuan kami hanya berupa obrolan ringan di dalam mobil. Saat dia selesai shooting drama atau pulang dari pemotretan, aku akan menjemputnya. Terkadang aku juga menghampirinya sebentar di asrama untuk mengantar makan malam dan mengecup keningnya, selanjutnya aku akan memberikan video call kecil sebelum kami terlelap di tempat tidur masing-masing.

Walau jarang, itulah rutinitas kami--monoton, sampai bisa kami hapal di luar kepala.

Semua berjalan begitu saja. Kami tidak akan menuntut apapun karena memang hanya itu yang bisa kami lakukan. Publik figur dengan segala keterbatasan aktivitas pribadi, mau mengharap apa? Mau jalan-jalan ke Disneyland lalu masuk infotainmen? Jangan bercanda.

Namun--entah sejak kapan, jalan yang awalnya terasa biasa itu, mulai meresahkanku.


Aku melewati rute ini berkali-kali, tidak ada kelokan atau pertigaan, rasanya datar, sementara di sampingku ada sosok dengan segala karakter asli yang lambat laun mulai bermunculan.

Adakalanya hati kecilku berkata: tidak mungkin jika aku sendiri yang merasa hubungan ini begitu datar. Aku tau Jisoo juga sama namun dia memilih bungkam.

Kenapa?

Apa dia takut melukaiku?

Dan dari situlah, kegelisahanku muncul.







7 bulan aku mengenal Kim Jisoo, 7 bulan aku mempelajari seluruh kepribadiannya; baik dan buruk, yang tak akan kusebutkan satu per satu.

Aku menyukainya, sangat, sangat sangat jatuh cinta dengan dia yang apa adanya, dengan segala hal tentang Kim Jisoo karena dia adalah Jisoo, dan hanya sosok itu yang kumau.

I can't see anything I don't like about you.

Seperti kata Joel Barish pada Clementine dalam film Eternal Sunshine, film favoritnya sepanjang masa.

Aku pernah mengatakan itu padanya, sekali, saat kami bertemu di dalam mobil selepas pemotretan album baruku. Niatku mencairkan suasana karena dia terlihat murung, lalu tebak respon apa yang dia berikan setelah mendengar itu?

Jisoo tersenyum miring, terlihat kurang menyenangkan, sambil berkata, "Bohong, aku tau kamu menyembunyikan banyak hal padaku. Aku bukan sosok sesempurna itu, Jae. Katakan sekarang, kalau tidak, aku akan marah padamu."

[ONESHOT] JaeSoo Idol Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang