SR2J|| 17

541 42 4
                                    

Happy Reading

•••

Malam yang Sunyi Hanya Terdengar Suara Air Kolam yang di Mainkan,Bukan Mahluk Aneh Namun Ravesya yang Sedang Dalam Keadaan Tak Baik-baik Saja.

Entah Kenapa Ia Merasakan Perasaan yang tidak Biasanya,Rasa Cemas dan Takut Masuk Kedalam Hatinya.

Tak Terasa Air Matanya Turun Rasa Rindunya Kepada Kedua Orang tuanya Tiba-tiba Masuk Kedalam Ingatannya.

1 Bulan Lagi Hari Ulang Tahun nya dan Juga Hari Kepergian Sang Pahlawan Dan Juga Cinta Pertama di Hati Ravesya.

Papahnya Sangat Berarti Bagi Ravesya,hanya Papahnya yang Rela Memarahi Bahkan Memutuskan Hubungan dengan Keluarga Mamahnya.

Papah nya yang Selalu Membela Dirinya Saat di Salahkan dengan Kematian Mamahnya Hanya Papah nya yang Rela Menjadi Samsak Dadakan Kakek Papah Dari Mamahnya.

Hanya Papah nya yang Dulu Memeluknya Saat Ia Ketakutan Karena Ucapan Keluarga Mamahnya yang Selalu Terngiang-Ngiang di Otaknya.

"Anak Pembawa Sial!."

"DASAR ANAK MENYUSAHKAN!."

"TIDAK SUDI SAYA MENGANGGAP KAMU CUCU SAYA!"

"Kenapa Kamu Tidak Mati Saja!?Kenapa Harus Adik Saya!?."

"Dasar Pembunuh!."

"Pembunuh!."

"ARGGGGGG....GUE BUKAN PEMBUNUH!!."Teriak Ravesya

Ia Menjambak Rambutnya Sekerasa Mungkin,Rasa Sesak Di Dadanya Membuat Ia Tercebur Kedalam Kolam.

Byur!

"RAVESYA."Teriak Arsyan yang Baru Saja Melewati Pintu Untuk Ke kolam Renang

Tanpa Aba-aba Arsyan Langsung Terjun Untuk Menyelamatkan Adiknya yang Sedang Tak Sadarkan Diri.

Arsyan Menepuk-nepuk Pipi Ravesya Supaya Ia Sadar"Ra,Ra,Bangun!."

"Papah...!"Lirih Ravesya yang Melihat Arsyan adalah Papah nya

"Dek,Ini Kakak Bukan Papah!."Ucap Arsyan yang Mencoba Menyadarkan Ravesya

"Papah...Hiksss..."Ucap Ravesya yang Sadar Kalau Memang Itu Arsyan Bukan Papah nya.

"Ayo Kita Kekamar!."Ucap Arsyan

Ravesya Hanya Mengangguk Tatapan Kosong Ravesya Membuat Arsyan Menghembuskan Nafas Kasar.

•••

Di Padang Bunga yang Indah Ravesya Berlari Mencari Orang Untuk Ia Minta Bantuan Namun Tidak ada Seorang Pun Di Padang Bunga Itu.

"Ravesya Sayang!."

Suara Lembut Nan Indah Itu Membuat Ravesya Menoleh,Tubuhnya Menegang dan Juga Bergetar Hebat Menahan Tangisan.

SATU RAGA 2 JIWA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang