Jaechan masuk ke dalam rumah setelah mobil ayah dan ibu nya pergi dia naik ke kamar sementara Seoham masih duduk di sofa dengan perasaan cemas tak tau kenapa hati nya saat itu cemas setelah ke pergian Ayah dan Ibu tiri nya padahal biasa nya Seoham sama sekali tidak peduli
Seoham menepis rasa itu jauh-jauh dia yakin bahwa perasaan nya saat itu hanya sedang aneh bukan karena firasat buruk. setengah jam kepergian mereka dering telepon rumah berbunyi Seoham yang kala itu masih duduk di atas sofa hanya melirik sampai dering itu berhenti lalu kemudian berdering lagi seoham lari ke arah itu meraih telepon lalu dengan suara terbata-bata dan suara tangis dari sang sopir membuat Seoham bingung
"Hallo!" Seoham keras
"Tuan muda hiks , tuan kami .. kami mengalami kecelakaan tuan! Tuan besar hiks tuan besar dan Nyonya hikss"
"Kalian ada dimana sekarang!"
"#^""&:&^:&:"
Lokasi yang di sebut kan sopir nya belum terlalu jauh seoham lari ke kamar mencari kunci mobil nya dan turun lagi dengan terburu-buru , Jaechan juga baru keluar kamar dia mau berangkat ke kampus nya namun pagi itu Jaechan merasa aneh dengan kakak tirinya yang tampak terburu-buru
"Hyung ada apa?" Jaechan turun menapaki anak tangga melihat hyung nya sedang memakai sepatu di bawah
"Hyung!" Panggilnya lagi karena seoham tidak menggubris nya
Seoham mendongak menampilkan wajah paniknya " Ayahku kecelakaan"
Seoham berlari ke arah bagasi mobil sementara Jaechan diam sesaat
"Ayah ? Hah kalau begitu Ibu juga?"
Menyadari itu Jaechan lari keluar menyusul hyung nya.
jaechan menggedor pintu mobil Seoham agar seoham membuka nya , seoham membuka kaca jendela mobil
"Aku buru-buru"
" Hyung aku ikut! " ujar nya dengan mata yang merah penuh harapan
Saat itu seoham tidak ada waktu untuk berdebat dengan adik tiri nya dia pun membuka pintu otomatis mobil belakang dan Jaechan langsung naik
Seoham melajukan mobil nya dengan sangat cepat tak peduli dengan aturan lalu lintas pada saat itu yang jelas dia takut sekali kejadian Ibu nya dulu terulang lagi
Ibu nya meninggal akibat kecelakaan bersama dia dan ayah nya saat itu ibu nya mendekap erat seoham kecil dan Ayah nya mengalami luka di bagian kening
Seoham menangis membayangkan kejadian itu meskipun sejak ayah nya menikah hubungan mereka kurang baik tapi Seoham sangat mencintai ayah nya
"Ayah! kau harus baik-baik saja ini tidak boleh terulang lagi hikss "
Jaechan meremas tangan nya sendiri sambil berdoa agar Ibu dan Ayah tiri nya baik-baik saja.
.......
sampai di lokasi keadaan sudah sangat ramai banyak sekali polisi dan orang lewat yang sekedar ingin mengabadikan kecelakaan yang menewaskan pasangan suami istri Lee min hoo dan Song He Kyo
Mereka meninggal dalam keadaan tangan yang saling menggenggam terpental jauh seperti orang yang berpelukan saat mereka merasa bahwa mereka akan celaka saat itu
Seoham dan Jaechan berlari ke lokasi yang sudah di batasi dengan garis kuning mereka tidak boleh masuk ataupun menyentuh jenazah dari orang tua mereka tapi mereka bisa melihat dari jauh Ayah dan Ibu mereka saling menyatukan tangan
Seoham tak bisa berkedip sama sekali dada nya terasa begitu panas hal yang sama di rasakan oleh jaechan
Bahkan airmata jaechan sudah tak terbendung lagi tak ada suara rasa nya dia membeku tak percaya , Seoham melirik adik tiri yang berdiri di samping nya sedang memekik merasakan lara
"Aden " Panggil sopir dari Ayah mereka Jonas
Seoham menatap sopir ayah nya yang masih berada di dalam garis kuning dia lari menghampiri Seoham dan Jaechan yang berada tepat di depan garis kuning
"Kenapa bisa terjadi!" suara seoham teedengar keras dan bergetar sampai bulur airmata nya jatuh
"Maaf Tuan" Jonan menangis sambil menunduk
"Aku tidak butuh maaf! aku hanya butuh Ayahku hikss " Seoham menjatuhkan lutut nya sambil menatap jauh ke arah sang Ayah
Jonan melirik jaechan yang tampak melamun dengan bulir airmata yang tak bisa berhenti berulang kali dia mengambil nafas nya yang terasa begitu sesak
"Chan nanti kamu harus jadi anak yang hebat kamu harus lulus dengan nilai yang baik dan bisa menjadi pakar hukum yang ter the best di korea! suatu hari nanti ketika Ibu sudah tidak ada Ibu akan tetap melihatmu dari Jauh dan Ibu akan bangga padamu Ibu akan mengiri langkahmu meskipun kamu tidak melihat Ibu "
Membayangkan itu membuat emosi jaechan meledak dia menerobos masuk melewati garis kuning dan mendorong petugas polisi yang mencoba menghalangi nya , dia berlari sambil berteriak memanggil sang ibu
Park Seoham kaget menatap lurus adik tiri nya yang tampak emosial
"IBU ! HIKSS AKU TAU IBU PASTI MASIH HIDUP!" Jaechan mempercepat langkah nya dan para pertugas berlari mengejar nya
Seoham berdiri dengan pelan masih menatap lurus punggung adik nya yang semakin dekat dengan Tubuh Ayah dan Ibu mereka
Jaechan berhasil di tangkap oleh para petugas dia terus memberontak dan histeris meskipun banyak petugas yang mencoba menenangkan nya itu tidak berpengaruh Jaechan tetap meraung ingin lari memeluk tubuh Ibu dan Ayah tiri nya
"Tenanglah kamu bisa memeluk nya nanti kalau sudah di visum "
"Akh hiks lepaskan aku LEPAS! "
Park Seoham melangkah kedepan menerobos juga garis kuning untuk menenangkan Jaechan niat nya.
Seoham meraih tangan Jaechan dan menyembunyikan dia dibalik tubuh besar nya , Jaechan terus menangis lalu mendongak menatap kakak tiri nya
"HYUNG! mereka masih hidup kan mereka janji kepadaku bahwa mereka hanya akan pergi dua minggu Hyung! hiks hyung jawab aku!"
Seoham menarik pelan tengkuk jaechan ke dada nya
"Hiks Hyung ... aku tidak punya siapapun lagi hikss Hyung ... aku yakin mereka pasti masih hidup "
Beberapa saat tubuh jaechan melemas dan Seoham membopong tubuh kecil itu pergi dari sana ke mobil nya dan mengikuti ambulance yang membawa orang tua nya ke rumah sakit
Seoham berusaha tenang tapi hati nya sangat sakit ingatan waktu itu menghujami pikiran nya lagi ini kali kedua dia kehilangan Orang tua dengan cara yang mengenaskan
Seoham melirik Jaechan yang tidak sadar kan diri di samping nya dia ingat pesan terakhir orangtua nya sebelum mereka pergi
"Kenapa firasat ini harus nyata! Hiks kenapa !" Seoham memukul stir mobil berkali-kali
NEXT➡️