Jaechan belum juga pulang sampai larut malam karena selain mencari tempat tinggal dia juga mencari pekerjaan paruh waktu untuk mengisi waktu senggang nya kalau tidak begitu siapa yang akan membayar biaya kuliah dan lain-lain
Bagi jaechan itu tidak sulit bersama ibu nya dulu dia sering melewati masa sulit dan dia telah terbiasa hanya saja ini lebih terasa sulit karena dia berjalan tanpa sang ibu
Dia pulang sekitar jam 11 malam dan seoham menunggu nya di depan pintu luar rumah sembari bersedekap dia menatap jaechan yang semakin dekat dengan nya
"Hyung kamu sedang apa di luar"
Tanya Jaechan .
"kenapa pulang selarut ini! aku menunggumu berjam-jam disini "
Ujar Seoham
"Akh Hyung maaf membuatmu khawatir" Ujar jaechan lagi
"Aku bukan khawatir hanya saja di rumah ini ada aturan nya dan kau harus patuhi itu!" Kata seoham padahal memang sejujur nya dia cemas apalagi Jaechan masih dalam kondisi yang belum stabil secara mental
Jaechan mencoba mengulas senyum dan tahu diri bahwa benar mana mungkin Hyung tiri nya itu mencemaskan nya
"Maaf Hyung aku terlambat pulang akh ya aku lupa bahwa hyung tidak mungkin cemas karena aku , heheh aku masuk Hyung " Jaechan menerobos masuk sambil meneteskan airmata nya
Dia sedih karena sekarang tidak ada lagi yang mencemaskan nya ketika ia pulang terlambat , tidak ada lagi sambuat manis dari Ibu dan Ayah nya yang ada hanya tatapan sinis kakak tiri nya
Seoham menoleh menatap punggung Jaechan yang semakin menjatuh jujur dia merasa keterlaluan malam itu, dia malu untuk mengatakan bahwa dia sangat khawatir pada Jaechan dia terlalu dingin
"Ayah ini permintaan terkahir mu aku harus menjaga dia , hmm baiklah hanya ini yang dapat aku lakukan untuk mu"
Lirih seoham kemudian dia pun masuk ke dalam rumah dan naik ke kamar ayah dia masih ingin melepas kerinduan di kamar itu , Seoham membuka laci kecil yang ada di samping ranjang .
Itu diary milik Ibu tiri nya, Song.
Seoham membuka lembar demi lembar diary itu kemudian dia tertarik pada satu lembar tulisan di halaman terakhir. dia duduk dengan pelan di pinggiran ranjang
Untuk tiga laki-laki terhebat ku
Suamiku dan dua putraku Seoham Jaechan
Kehidupan ku sangat gelap sebelum ada nya kalian disisiku, aku adalah wanita yang selalu di beri rasa lara oleh orang orang yang membenciku .
aku tahu bahwa hidup harus terus berlanjut meski rasa sakit selalu datang menusuk sampai ke relung
Suamiku kamu bukan cinta pertama ku dan akupun bukan cinta pertama mu tapi aku pastikan aku dan kamu ditakdirkan untuk menjadi yang terakhir
Kamu satu-satu nya lelaki yang mencintaiku selain putraku Jaechan kamu satu-satunya lelaki yang tidak memandang aku rendah selain Jaechan. Yah kamu adalah lelaki terhebat yang pernah aku temui
Tuhan menyatukan kita dengan cara yang indah kamu selalu meyakinkan orang orang bahwa aku adalah wanita paling hebat setelah istri pertamamu , ThankYOU sayang! kamu menerima putraku dengan Tulus . dia bisa mendapatkan kasih sayang seorang Ayah dari mu hal yang tidak ia dapatkan dari Ayah kandung nya