Mision Complete

7.2K 767 20
                                    

"Ada apa Hugo?"

"Sepertinya saya menabrak seseorang, tuan" Jawab Hugo. Dapat ia dengar decakan dari tuannya itu.

"Cepat periksa."

Hugo mengangguk, dan segera keluar dari mobil. Dapat ia lihat seorang anak kecil yang sudah berlumuran darah disana.

Rupanya Eza malah tertabrak beneran. Duh Eza kenapa kamu sangat ceroboh.

Hugo mendekat ke arah jendela di mana ada tuannya duduk didalam. "Tuan, ada anak kecil yang tertabrak."

Sang tuan nampak acuh. "Bawa saja kerumah sakit."

"Baik tuan."

Hugo memerintahkan para pengawal membawa Eza ke rumah sakit, sedangkan dirinya melanjutkan perjalanannya membawa tuannya pulang.

"Tuan, apa tidak sebaiknya kita melihat anak itu." Tanya Hugo takut salah bicara.

Hugo melirik sekilas tuannya lewat kaca depan, dapat ia lihat tuannya iti mengecek jam tangan miliknya.

"Baiklah, kita ke rumah sakit dahulu."

Hugo tersenyum, dia tahu, walau tuannya itu dingin namun dia masih punya hati nurani, buktinya dia mau tanggung jawab apalagi menjenguk anak itu.

Hugo membelokkan arah ke rumah sakit.

o0o

Sedangkan di bawah alam sadar Eza. Dia dibuat pusing dengan ocehan Qi yang tak ada habisnya.

Dan ternyata wujud asli Qi adalah seekor kelinci kecil berwarna hijau. Dan disini suara Qi tidak terdengar kaku malahan terdengar lucu, karena siaranya itu seperti tikus kecepit pintu.

"Gimana sih kamu itu kenapa malah ketabrak beneran? Udah aku bilangkan kamu harus pura pura, kenapa malah ketabrak beneran heh?!!...

...Coba aja kalo aku tidak memohon mohon pada atasan aku, udah jelas kamu bakal is dead. Haduh..harga diriku sekarang sudah hancur gara gara punya tuan yang bodohnya minta di geplak."

"Udah?" Tanya Eza seraya mengorek orek telinganya dengan kelingking.

Qi melompat-lompat. "Tuan, saya sebenarnya berat mengatakan ini. Tapi kenapa anda sangat bodoh!!"

"Heh..!salahin itu mobilnya lah, kenapa kenceng amat saat jalan." Bantah Eza yang tak terima di katai bodoh.

"Baiklah, terserah anda. Tapi setelah ini akan ada misi yang lebih berat dari sebelumnya. Dan anda, harus berhasil."

"Oke, oke. Sekarang gimana caranya gue balik?"

"Tutup mata anda, dan sebutkan mantra 'mbalek' sebanyak 10 kali dan anda akan kembali."

Eza mengerjap, merasa tak asing dengan kata itu, namun semakin diingat pun pala nya makin pusing.

Tak banyak kata, Eza memejamkan matanya dan berucap kata 'mbalek' 10 kali.
Saat kata yang sudah ke sepuluh kali, Eza membuka matanya.

Eza melihat ruangan serba putih dengan aroma obat. Sepertinya dia tau dimana dia sekarang. Rumah sakit.

Cklek...

Eza menoleh saat pintu terbuka perlahan. Seorang pria dewasa berusia sekitaran 48-49 tahun masuk diikuti pria yang nampak seumuran dengan pria pertama.

Eza mengerjap- ngerjapkan mata bulatnya, dan itu nampak menggemaskan. Eza bingung melihat siapa kedua pria berpakaian formal itu?

"Kalian siapa?" Tanya Eza takut takut. Melihat, bagaimana tatapan dua pria itu yang seakan-akan mau memakannya hidup-hidup.

Lain dengan Eza yang merasa takut, kedua lelaki itu rasanya seakan mau pingsan saja melihat wajah Eza yang seperti bukan manusia.

Mereka seperti melihat peri. Bagaimana tidak, anak itu nampak menggemaskan, tampan, imut dan ahh...tak perlu disebutkan, pokoknya intinya, mereka tak pernah melihat makhluk seindah anak itu.

"Paman." Panggil Eza dengan suara pelan.

Sungguh dia takut. Apa kedua orang itu kesurupan? Kenapa dari tadi gak gerak gerak?

"Paman!" Panggil Eza lagi, kali ini dengan suara yang agak keras. Dan itu membuat kedua pria itu tersentak.

Hugo berdehem, mengusir kecanggungan. Dia mundur selangkah, merasa tak sopan jika berdiri sejajar dengan tuannya.

Eza Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang