Chapter 1

6.8K 410 21
                                    

"A-aku suka padamu dan jadilah pacarku kak Vier"

Pria yang berumur 19 atau lebih tepatnya Javier yang biasa dipanggil Vier itu mengelus pelan tengkuknya yang tak gatal

Ia ingin menolak tapi tak enak untuk menolak takut membuat wanita didepannya itu menangis karena jujur kelemahannya itu air mata wanita

Bagaimana ini?

"Emm begini Kayla... Emm aku, a-aku (membungkuk) maaf aku tak bisa!"

"Hah... Mau gimana lagi kan? Ternyata rumor itu benar"

Vier ingin berbicara tapi wanita yang bernama Kayla itu langsung pergi

"Rumor? Rumor apa?" Gumamnya pelan



"Yoo nolak cewek lagi lu?" Vier tersentak dan menoleh mendapati Bagas sang sahabat duduk disampingnya

Mereka saat ini berada di kafe yang tak jauh dari fakultas mereka

"Hmm ya begitulah" menyeruput tehnya

Bagas hanya menggeleng kepala pelan

"Lu tahu? selama setengah tahun ini lu udah nolak 32 cewek loh... Wah klo jadi gw udah langsung gw harem aja tuh semua cewek

mengambil kentang goreng yang akan dimakan Vier

Lu udah sia-sia in muka tampan lu"

Vier merenggut tak suka dan menghela nafas

"Gw kagak tahu lu segabut itu sampai ngitung cewek yang nembak gw" cengengesan sambil memakan kentang goreng

Vier kembali menyeruput tehnya sambil memikirkan ia akan kerja apa nanti

"Vier... Lu homo?"

Uhukk uhuk uhukk

"Mangkanya klo minum itu pelan-pelan (menepuk punggung Vier) kagak ada yang bakal ambil"

"Uhuk menurutmu ini salah siapa?" Mengernyitkan dahi bingung

"Siapa?"

Vier melongo dan menjedotkan jidat ke meja

"Jadi gini... Lu kok bisa kepikiran gw homo?"

"Ya karena lu selalu nolak cewek jadi banyak rumor klo lu homo" Vier mengangguk pelan

Jadi itu maksud Kayla tadi?

"Eh tunggu tapi aku bukan homo! Aku masih suka melon daripada pisang, lagipula aku takkan menyukai pria" mengangguk

"Iya-iya seorang Javier itu straight dan gw doain besok bakal belok" Vier menatap sinis sahabatnya itu

Bolehkah ia mencekiknya?

Karena sungguh sahabatnya itu makhluk Dajjal

"Lagian gw nolak cewek ya karena aku pengen fokus cari kerja aja" mengangguk lagi

"Gimana klo lu kerja di sini? Jadi pelayan gitu"

"Udah tapi disini kagak terima murid ataupun mahasiswa"

"Kasir di indomaret atau swalayan?"

"Jauh, gw klo beli bahan harus jalan jauh dan itu melelahkan"

"Hah... Gimana klo jadi OB diperusahaan gitu"

"Malas... ntar kuliah gw gimana? Kan harus kekantor pagi-pagi kan? Walaupun gw bisa masuk siang juga sih"

"Ckk jadi gigolo aja deh lu! Ribet amat"

"Gigolo? Apa itu"

Bagas tersenyum jahat

Vier ternyata polos sepolos kertas minyak

Childish BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang