₀₇

17 5 0
                                    

Difa senang karena 5 hari dirinya berangkat, tugasnya tidak menumpuk seperti biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Difa senang karena 5 hari dirinya berangkat, tugasnya tidak menumpuk seperti biasanya. Mungkin guru-guru mereka sudah berdamai dengan keadaan bahwa murid-muridnya telah lelah dengan segala tugas dari mereka.

Sedang asyiknya ia menonton hiburan di ponselnya, ia menemukan film horror yang menarik untuk Difa. Difa ingin menonton di bioskop. Tapi dirinya tidak tahu ingin mengajak siapa yang bisa diajak tiba-tiba selain Kiran.

Tapi setau Difa, Kiran akan menghabiskan waktu malam minggu dengan pacarnya. Lagi-lagi Difa dibuat iri. Sesuatu terbesit di pikirannya. Ia beralih menatap jendela kamarnya. Ia bangkit dari kasurnya dan mendekat ke jendela kamar.

"BINTANG!"

Tak ada jawaban dan munculnya seseorang di seberang sana. Difa meremas kertas di sebelahnya lalu ia lemparkan ke kamar Bintang lewat jendela.

"BINTANG!"

Tak lama setelahnya, muncul Bintang dengan muka bantalnya. Bintang yang baru bangun tidur menatap kosong Difa. Difa yang ditatap seperti itu pun bergidik ngeri takut yang muncul di depannya bukan Bintang.

Terlihat Bintang menggaruk-garuk lehernya lalu menguap. Sudah persis terlihat seperti pengangguran sehari ini. Tinggal pergi ngopi di angkringan. Kini tatapan malas ia lempar pada Difa.

"Bin, ada film horror baru di bioskop."

Bintang diam.

"Gue pengin nonton."

Bintang diam.

"Gue sendiri."

"Jadwal tayangnya kapan?" Kini Bintang mulai bersuara mengulas senyum Difa.

"Nanti malem jam 7."

Bintang beralih menatap jam dinding di kamarnya. Waktu menunjukkan jam 4 sore. Kemudian kembali menatap Difa.

"Siap-siap aja nanti."

Selesai dengan kalimat itu, Bintang kembali menghilang dari pandangan Difa. Difa tersenyum senang mendengar jawaban dari Bintang. Ia segera beralih ke lemari pakaiannya. Mencari pakaian yang cocok untuknya menghabiskan waktu malam Minggu.

Difa senyum-senyum sendiri ketika memilih pakaian. Ia merasa senang akhirnya malam Minggu ini tidak hanya rebahan di kamar. Menghabiskan waktunya hanya dengan ponselnya. Ia akan keluar malam ini.

Tangan Difa mulai mengacak-acak isi lemarinya. Kiranya pakaian apa yang cocok untuknya nanti malam. Ia merasa tidak memiliki pakaian setiap akan pergi. Bukankah itu kebiasaan cewek? Matanya menatap sebuah sweater andalannya tergantung di belakang pintu kamarnya. 

"Masa baju itu lagi anjay. Gue bosen."

"Tapi ngga apa deh, gue manis kalo pake itu."

"Kata mamah sih," ujar Difa diikuti tawa kecilnya.

HAPENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang