"Brengsek."
•
•
•
•"Hongjoong, aku—"
Jiwon tak melanjutkan kalimatnya itu karena sudah terlanjur mendapat tatapan Hongjoong yang secara tersirat meminta untuk diam. Jiwon yang peka dengan situasi langsung seolah-olah mengunci mulutnya dan hanya akan terbuka saat diminta.
Pria Kim itu mendekat pada Seonghwa dan menatapnya kecewa dan seperti tak percaya. "Kau tak tahu dengan yang kau lakukan?" Hongjoong mengatakannya dengan nada sarkasme.
Seonghwa sendiri?
Ia masih sama dengan wajah datar bak dinding itu. Tak merasa bersalah, iba, menyesal atau apapun itu yang mendeskripsikan perasaan pada wajah itu. "Kau harus terbiasa. Ini bukan pertama kalinya hal seperti ini terjadi. Karena kau calon istriku, kau harus siap dengan apapun itu."
Hongjoong yang merasa privasinya dengan Seonghwa terganggu lalu ia menarik tangan pria yang lebih tinggi menuju ke...ke...ke mana sajalah! Yang penting tertutup!! Pusing Hongjoong.
Ia membenturkan Seonghwa dengan sekuat tenaga ke pilar dekat taman rahasia mansion itu. Hongjoong tak pernah bisa mengerti jalan pikiran Seonghwa yang semakin hari bukannya membuat Hongjoong mengerti malah semakin bingung, ditambah tingkah laku Seonghwa yang tak bisa ditebak.
"Kau tahu, itu tadi orang tua ku! Kau dan adikmu membunuh mereka!!" teriak Hongjoong dengan mencengkeram suit hitam si Park.
Seonghwa dengan mudah melepaskan tangan-tangan mungil Hongjoong dari suit miliknya. "Sudah ku katakan. Kau harus terbiasa. Aku bahkan tak segan untuk membunuh siapapun yang menurutku mengganggu." Sangat seringan kapas Seonghwa mengatakannya.
Hongjoong yang geram lalu menarik Seonghwa dan membogem rahang pria itu dengan kuat, tak lupa ia menendang perut pria itu. Ia duduk di perut Seonghwa dan meninju wajah tampan Seonghwa sambil mengumpat.
"Sudah puas?" Seonghwa bertanya. Setelah dihajar pun sifatnya tak hilang-hilang. Menyebalkan. "Ini sudah biasa di kalangan kami. Bahkan orang terdekat bisa seperti orang tua mu tadi jika terdesak."
Hongjoong tentu saja menangis. Orang mana yang tidak menangis jika berada di posisinya saat ini? Berurusan dengan mafia satu ini benar-benar mengubah hidupnya terbalik 180° dari posisinya semula.
Bingung?
Jelas, ia tak tahu harus bagaimana sekarang.
•
•
•Sebulan sejak kematian Seokjin dan Namjoon. Hongjoong lebih pendiam, lebih sering menyendiri dan seminimal mungkin untuk berinteraksi dengan orang lain. Termasuk Seonghwa dan Jiwon sebagai alasan utama ia menjadi begini. Dua asisten miliknya ia ajak komunikasi jika penting.
Para maid yang sudah bekerja cukup lama pada kakak-beradik Park pun merasakan aura yang berbeda dari ketiga tuannya itu. Hongjoong sudah mereka anggap cahaya harapan karena sifatnya dan para maid anggap pilihan terbaik Seonghwa sendiri.
Tapi semuanya tak mudah. Keadaan bertambah keruh saat Sihyeon dan kedua orang tua Seonghwa mulai muncul dan mengomentari tentang hubungan SeongJoong.
Untung Seonghwa hanya acuh. Hongjoong sendiri sering tidak hadir saat ketiga orang itu muncul. Tugasnya sudah cukup menjadi alasan untuk tidak hadir saat para biang masalah muncul.
Ya..tidak sepenuhnya salah, memang tugasnya sudah mulai menumpuk. Sekarang ia bahkan harus mencari universitas lain untuk mengejar S3-nya. Dia ikut percepatan dan akan memilih lulus sendirian.
Saat ini ia masih di universitas-nya yang sekarang ini ia sedang menyelesaikan S2-nya. Otaknya harus siap-siap untuk menyiapkan mental sebanyak mungkin untuk berbagai bidang dan aspek.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Don't Know Me || SeongJoong
FanfictionSeorang ketua mafia yang dingin dan tidak tertarik memiliki pasangan, tiba-tiba jatuh cinta dengan siswa jurusan musik yang sedang makan sosis bakar di pinggir jalan. Beneran, makan sosis bakar di pinggir jalan! "COBA NGOMONG SEKALI LAGI LU ANJIR!!"...