Prolog

3.8K 352 16
                                    

"LATUBALALITA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"LATUBALALITA..."

Tidak semua orang mengerti tentang kata itu. Yang mereka tau hanyalah Yang Jungwon suka sekali mengatakan kata-kata sepeti membaca mantara. Contohnya 'ABADAKADABlA.... LANING-ANING... LATUBALALITA...'

Anak itu yatim piatu. Ia dititipkan di panti asuhan semenjak bayi. Terkadang orang-orang berpikir begitu teganya orang tuanya membuang bayi yang sangat mungil itu. Tapi jika dipikir-pikir kembali ada baiknya pula ia di titipkan di panti asuhan karena kemungkinan anak itu akan di bunuh atau pun masa pertubuhannya tidak baik jika orang tuanya itu bukan orang baik-baik.

Jungwon kecil sangatlah bulat. Ia memiliki kedua bola mata yang berbinar-binar. Pipinya yang memerah sering kali membuat orang gemas tak sanggup dengan kelucuan Jungwon kecil. Umurnya yang menginjak 5 tahun tidak membuat orang-orang disekitarnya kepayahan ketika menjaganya karena dirinya sudah pandai berjalan dengan baik. Hanya saja kadang kala ada saatnya Jungwon minta di gendong karena kelelahan.

"Ibu Anne, Uwon lapal. Boleh makan cekalang kan?"

Ibu Anne yang dimaksud Jungwon kecil adalah Ibu yang bekerja di panti asuhan. Jungwon sangat dekat dengan dirinya karena semenjak bayi Jungwon sudah di asuh oleh ibu Anne.

"Boleh sayang. Tapi tunggu habis ibu jemur pakaiyan ya."

Jungwon kecil menganguk-anggukan kepalanya lucu. Sambil menunggu Anne dia duduk dikursi kayu kecil yang terletak tak jauh dari ember cucian. Kakinya yang mungil menggantung diayun-ayunkannya untuk mengalihkan rasa bosan.

"LATUBALALITA, LANING-ANING, syuur..syuurr.."

"LATUBALARITA?"

"Ya. Itu maksudnya. Uwon kan gak bisa bilang elll."

Anne tidak henti-hentinya tersenyum. Terlalu gemas baginya ketika melihat tingkah laku Jungwon kecil. Dalam hati dirinya sering kali berkata. 'Semoga suatu hari nanti Jungwon mendapatkan keluarga yang sangat menyayangi dirinya dengan tulus.' Karena Anne menyadari bahwa hidupnya tidak lama lagi.

Entah takdir tuhan yang begitu kejam atau memang nasip Jungwon saja yang penuh dengan kesialan. Sehari menjelang kelulusan Jungwon kembali ditinggalkan orang tuanya. Ibu Anne sang pengasuh meninggal dunia karena kangker payudara. Tangis penuh duka memenuhi seisi panti asuhan termasuk Jungwon yang tidak henti-hentinya berdiri di depan foto mendiang. Seharusnya ia merayakan hari kelulusannya namun nyatanya ia hanya bisa menggunakan baju serba hitam dengan pita putih di lengannya.




Sebelum melanjutkan membaca cerita ini tolong bagi para pembaca untuk saling menjaga ketikannya dalam berkomentar. Boleh terbawa emosi tetapi tidak boleh memaki terlalu kasar sebab cerita ini hanya fiktif belaka.

Di beberapa part mukin tidak bisa muncul di cerita ini, kemungkinan besar bisa terbaca kembali sesudah memfollow akun ini terlebih dahulu.

Atas perhatiannya saya ucapkan Terimakasih 🙏🙏



Atas perhatiannya saya ucapkan Terimakasih 🙏🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LATUBALARITA

LATUBALARITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang