Mohon tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi terhadap para penulis 🙏
Well, mungkin tidak ada maknanya bagi seorang Sunghoon hidup sebagai pengawal pribadi Heeseung. Kendati mereka berdua hidup dalam satu atap yang sama, berbagi tempat tidur bersama bahkan sampai melakukan segalanya pun hampir bersama-sama sejak usia dini. Ayah Sunghoon itu tau bagaimana caranya mengabdi kepada tuannya. Meskipun mereka sudah lama meninggal namun sebagai kepala asisten yang sangat dipercaya, tuan Park tidak pernah sekali pun berkhianat. Ia sangat telaten mengurusi orang-orang yang tersisa meskipun harus memulai lagi dari awal.
Sunghoon dan Heeseung lahir dihari yang sama. Tidak tau itu adalah sebuah keajaiban atau pun hanya kebetulan saja. Namun saat mereka dilahirkan kedunia, alam seperti ikut berpesta menyambut kelahiran dua anak laki-laki yang akan menjadi sosok gagah perkasa. Meski Heeseung sepenuhnya terlahir dari bangsa Maori tidak bisa di pungkiri Sunghoon juga memiliki setengah darah Maori yang ia dapat dari Ibunya.
"Kalau sudah besar nanti kamu mau jadi apa?" Tanya Heeseung kecil kira-kira saat itu masih berumur 5 tahun.
"Mau jadi Power Rangers. Kapten Amerika juga boleh."
Heeseung terpelongo dari tempat duduknya. Sendok yang tadinya ingin ia suapkan kedalam mulutnya pun berhenti sejenak diudara. Saat ini Heeseung dan Sunghoon tengah menyantap sarapan pagi yang telah disediakan diatas meja makan. Hanya ada mereka berdua dan juga pelayan wanita disana.
"Kamu kebanyakan nonton televisi itu."
Sunghoon menganguk setuju.
"Kamu sendiri, mau jadi apa ketika dewasa nanti."
Heeseung berhenti mengunyah makanannya. Pandangannya lurus kedepan memandangi makannan yang tersusun rapi diatas meja. "Mau jadi penyihir hebat, biar bisa hidupin ayah sama bunda lagi."
Kali ini Sunghoon yang terpelongo.
Bukan apa-apa. Yang herannya apa bisa penyihir menghidupkan kembali orang yang telah mati. Entah apa isi pikiran Heeseung saat ini, namun jika dilihat dari sudut pandang Sunghoon, Heeseung sering kali terlihat tidak semangat untuk menjalani kehidupannya. Bagaimana tidak, Ia tau bahwa kedua orang tuannya telah dibunuh. Anak sekecil itu mulai mengerti apa itu artinya mati. Kalau bukan karena kehadiran Sunghoon, Heeseung mungkin merasa sangat amat kesepian. Entah tuhan memang menakdirkan mereka berdua untuk menjadi partner hingga tumbuh besar pun mereka tetap memilih untuk terus bersama. Kendati Heeseung telah menjadi Yang mulia sementara Sunghoon hanya sebagai kepercayaannya, Sunghoon tidak pernah merasa keberatan sama sekali. Namun untuk kali ini Sunghoon benar-benar tidak mengerti mengapa ia mulai tidak suka dengan cara Heeseung menghadapi orang lain. Sunghoon tau kalau sahabatnya itu tegas. Atau mungkin kali ini Sunghoon saja yang mulai terbawa perasaan.
Seperti saat ini, Sunghoon tidak bisa berbuat apa-apa. Mayat Park Jisun tergantung disana, tepat diatas Exavator keruk. Darahnya masih menetes. Sekitar 20 menit yang lalu anak buah Sunghoon melakukan penyerangan terhadap Jisun ketika dalam perjalanan pulang kerumahnya. Mobilnya di cegat di tengah jalan. Jisun yang merasa bahwa orang-orang yang sedang menghambat perjalanannya adalah orang yang ingin berniat jahat pun membuatnya berinisiatif untuk tidak keluar dari mobil. Meski begitu hal tersebut tidak sepenuhnya bisa menyelamatkannya dari kematian. Kaca mobilnya pecah akibat benturan keras dari benda tumpul. Pun memudahkan orang-orang itu untuk menyeret Jisun dari dalam mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LATUBALARITA
Fanfiction(Sweet and bitter) Sebuah hubungan manis dan pahit dimana Yang Jungwon tiba-tiba diangkat menjadi anak bungsu dalam sebuah keluarga yang cacat. Awalnya Jungwon sangat dicintai oleh Ayah angkatnya. Sehingga membuat Shia kakak angkat Jungwon tidak me...