→ chapter 1

1.3K 140 29
                                    

8 | Shotgun - chapter 1
[v.] shoot at or kill with a shotgun

***

"Sayang!"

Jungkook tersenyum saat gadis yang tengah berbincang dengan banyak orang di meja kantin itu menoleh. Mata bulatnya yang menatap Jungkook kaget membuat lelaki itu gemas sendiri.

Yeri langsung bangkit dan mendekati Jungkook, sedikit menyeret lelaki itu menjauhi kantin ke tempat yang lebih sepi. "Ngapain kesini?"

"Jemput kamulah, hari ini jadwal kita latihan bersama, kan." Jawab Jungkook lalu dengan gesit menunduk untuk mencuri ciuman kecil pada bibir kekasihnya. "Sayang kamu." Bisik Jungkook.

"Aku juga."

Jungkook tersenyum senang dan kembali menegakkan tubuhnya. Dia berusaha melepaskan ransel yang Yeri bawa untuk dia bawakan karena Jungkook tau, hari ini ada mata kuliah yang mewajibkan Yeri membawa buku berat beserta laptop. "Kenapa? Sini tasnya aku bawain biar kamu gak capek." Jungkook berujar saat Yeri memberi gestur penolakan.

"Jangan. Aku gak bisa pergi sekarang, Jung. Gak yakin juga bisa menyusulmu ke apartemen untuk olahraga bersama. Aku harus kerja kelompok siang sampai sore ini." Kata Yeri, wajahnya terlihat tak enak.

Bibir Jungkook mengerucut, "Gak papa, aku tungguin deh, nanti pulang dari kerja kelompok aku jemput, kita olahraganya malem aja kaya waktu dulu aku telat pulang itu." Jungkook memberi penawaran.

Yeri menghela nafas lelah. "Gak bisa, Jungkook. Aku pulang kerja kelompok pasti capek, mau langsung istirahat."

"Gak papa, kalau gitu kita cuddle aja, deh. Aku kangen, sayang. Belakangan kamu sibuk terus." Ujar Jungkook setengah merajuk dengan manja. Siapa peduli dengan olahraga, Jungkook hanya ingin menghabiskan waktu dengan gadis yang ia cintai.

Yeri mengulum bibir dan tersenyum tipis, diusapnya pipi Jungkook lembut membuat Jungkook memejamkan mata, menikmati sentuhan Yeri. "Maaf, aku tetap gak bisa. Aku harus pulang karena Papa pulang."

"Yaudah kalau gitu." Jungkook menghela nafas, pasrah meski kecewa. "Oh ya, kamu kerja kelompok dimana biar aku anterin." Setidaknya dia bisa lebih lama bersama Yeri, memegang tangan Yeri, dan melihat Yeri di mobilnya.

Namun, lagi-lagi Yeri menggeleng. "Gak usah. Aku pergi sama Lucas, kamu langsung pulang aja. Istirahat." Yeri tersenyum tipis sambil memegang kedua tangan Jungkook, meminta pengertian lelakinya.

"Ihh ngapain sama Lucas, sama aku aja. Aku kangen banget loh, sayang. Seenggaknya bisa pegang tangan kamu ntar di mobil."

Bibirnya digigit saat Yeri menatap Jungkook dengan pandangan memelas. "Maaf, tapi aku janjian duluan sama Lucas. Gak enak kalau dibatalin sedangkan dia udah nunggu."

Lalu bagaimana dengan Jungkook? Jungkook juga selalu menunggu Yeri belakangan ini tapi kekasihnya jarang menyempatkan waktu untuknya.

Jungkook hanya diam menatap Yeri. Menyadari kekasihnya kecewa, Yeri segera memasang senyum paling manis miliknya, mengangkat tangan besar Jungkook yang sedari tadi menggenggam tangannya dan dikecupnya bertubi-tubi. "Jangan marahhhh."

Diberi perlakuan seperti itu, melihat Yeri yang super cantik dan menggemaskan, mana bisa dia marah?

"Baiklah." Ujar Jungkook menahan senyum. Upaya untuk merajuknya gagal total.

"Yeyyy, kalau begitu, aku pergi dulu ya, kamu juga langsung pulang loh!" Yeri sudah siap untuk melangkah pergi namun Jungkook menahan tangannya dan menatapnya dengan mata tajam dan bibir cemberut. Gadis itu mengedip lambat. "Ada apa?"

evighedenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang